Sesampainya Nadira dirumah ia langsung masuk lalu duduk di kursi ruang tamunya. Ia masih penasaran bagaimana Farel bisa tau rumahnya. Jika ia mengetahui rumahnya karena rekan bisnis ayahnya, tapi farel tak pernah berkunjung dirumahnya selama ini. Bagaimana juga Farel mengetahui nomor handphone nya, dari mana ia tahu. Bukankah ini nomor Nadira hanya diketahui oleh orang orang terdekatnya. Nadira pusing memikirkan jawaban atas pertanyaan nya sendiri, kemudian dia mengacak rambutnya sebagai pelampiasan rasa kesalnya.
"Nadira kamu sudah kembali nak" ucap mamah Nadira dengan wajah yang bahagia.
"Ia mah aku sudah kembali" ucap Nadira
"Kamu gak papa nak, kamu baik baik saja" tanya Mamah Nadira sambil memegang seluruh tubuh putrinya untuk memastikan ia baik baik saja.
"Ia mamah aku gak papa" ucap Nadira
" Gak ada yang luka kan sayang" ucap mamah dengan wajah yang serius
"Gak papa mah, aku baik baik saja gak ada yang luka dan kurang dari aku" ucap Nadira menyakinkan mamahnya.
"Yaudah sayang sekarang kamu mandi, ganti baju lalu sarapan, kemudia temui mamah dikamar ada hal penting yang harus mamah bicarakan" ucap mamah Nadira sambil menatap putrinya.
Ada rasa khawatir melekat pada diri mamahnya apalagi Nadira tak pulang semalaman, setelah kembali ia juga mencium bau minuman di pakaian yang ia kenakan. Mamah Nadira harus menjaga baik baik putrinya apa lagi mengingat kenyataan bahwa Nadira kehilangan rahimnya. Ia takut Nadira hilang kendali dan melakukan hal hal yang tak diinginkan.
Setelah Nadira selesai mandi dan sarapan ia langsung ke kamar ibunya.
"Tok.. tok ,, " Nadira mengetuk pintu kamar mamahnya
"Masuk sayang" ucap mamah Nadira dengan lembut pada putrinya
Didalam mamah Nadira sedang duduk ditepi ranjang. Ranjang tersebut terlihat elegan dan mewah dengan sperai dan kelambu berwarna putih senada dengan perlengkapan kamar yang berwarna putih juga. Diatas meja rias mamah Nadira terlihat banyak produk skincare dan makeup yang tertata rapi. Meskipun sudah berumur dan memiliki anak gadis mamah Nadira tetap rajin merawat tubuhnya dan bersolek.
Di Pojok ranjang ada meja dilengkapi dengan lampu tidur dan bunga Peruvian Lily. Mamah Nadira sangat menyukai bunga ini. Bunga yang mekar di awal musim kemarau ini selalu menghiasi mamah Nadira. Makna bunga Lily yang melambangkan pengabdian dan kekuatan. Menurut mamah Nadira bunga Lily memberikan aura positif terhadap nya setiap hari, ia merasa mendapat dukungan untuk menjalani hari hari yang penuh tantangan. Waktu pagi datang ia selalu memandang bunga Lily tersebut dan mendapat semangat baru. Kata mamah Nadira setiap ia menatap bunga Lily bunga itu terasa berbicara "aku mendukungmu", mungkin karena itu mamah Nadira selalu kuat dan tersenyum menghadapi segala masalah tanpa gegabah.
"Mah" ucap Nadira memangil mamahnya.
"Ia sayang, duduk disamping mamah" ucap mamahnya
"Kenapa mamah memanggiku kesini" ucap Nadira, ia sedikit takut mamahnya akan marah padanya. Kalau mamahnya sudah memanggil dikamar berarti ada sesuatu hal penting yang akan ia katakan.
"Nadira setelah kejadian beberapa waktu ini mamah minta kamu jaga diri baik baik" ucap mamah Nadira dengan tenang
"Maksud mamah bagaimana" ucap Nadira masih penasaran apa yang akan disampaikan oleh mamahnya
"Semalam kamu pergi kemana Nadira" pertanyaan pertama membuat Nadira kebingungan mau jawab apa
"Hm,, a,, aku pergi keee bersama teman temanku mah, menginap di rumah Rani" jawab Nadira terbata-bata. Nadira terpaksa berbohong takut mamahnya kecewa atas apa yang ia lakukan kemarin. Rani adalah teman Nadira dikampus, mereka sering menghabiskan waktu bersama sama.
"Ow kalau begitu, kenapa nomor kamu mamah telefon tidak aktif" tanya mamah Nadira
"Hm, baterainya habis mah" ucap Nadira
"Emang dirumah Rani tak ada stopkontak untuk kamu ngecas handphone" tanya kembali mamah Nadira
"Hm" Nadira mulai membisu ia sudah kehabisan akal untuk mencari alasan apa lagi pada ibumya
"Cukup Nadira, jangan kamu berbohong sama mamah, mamah tau semuanya. Nadira mamah tau kamu sedang tak stabil mentalnya saat ini tapi tolong jangan buat ayah curiga atas keadaan kamu saat ini Nadira" ucap mamah Nadira
"Semalam kamu pergi ke Bar kan? Ayah yang memberi tahu mamah" lanjut mamah Nadira sambil menatap putrinya
Nadira hanya menunduk tanpa menjawab perkataan ibunya.
"Kamu pergi ke Bar untuk minum kan, setelah kamu ngamuk berantakin kamar kamu, kamu pecahin kaca dikamar, kalau ayah kamu tau mamah harus jawab apa Nadira, mamah harus jawab kamu abis keguguran dan kehilangan rahim, pacar kamu tak mau bertanggung jawab dia malah selingkuh dengan wanita lain, jawab Nadira? Sorot mata mamah Nadira tajam kearah putrinya sambil menahan marah
"pukul 01. 30 WIB ayah kamu dikirim pesan dari seseorang yang tak kenal, pesan tersebut foto kamu sedang berada dihotel. Sampai akhirnya dia mengerahkan semua ajudannya untuk mencari mu" ucap mamah Nadira melanjutkan ucapnya
"Dan mamah pagi pagi terpaksa pergi kekostan Natan, kamu tau yang terjadi disana? Natan sedang "enak-enak an" dengan wanita lain Nadira, kamu stres, kamu hancur, dan dia sedang memadu kasih dengan wanita lain, hati mamah sakit Nadira, tapi mamah bisa apa? Mamah memang sedikit bersyukur jika kamu tak ada disana, setidaknya kamu tak mendatangi laki laki bejat itu lagi, tapi harus kamu tak pergi untuk minum minum, semua ini hanya memperkeruh masalah, hanya membuat ayah curiga Nadira" ucap mamah Nadira
Ternyata mamah Nadira sudah mengetahui segalanya, bahkan ayah mengetahui jika Nadira dibawa oleh seseorang keh hotel tadi malam, tapi siapa yang membawa saya ke hotel semalam, apa Farel? Batin Nadira semua pertanyaan diotaknya membuatnya tak bisa berfikir lagi
"Maaf mamah aku sedang kalut mah, aku tak bisa berfikir jernih kemarin, semua yang terjadi sangat menggoncang mentalku mah, aku butuh ketenangan, aku harap mamah mengerti keadaanku " ucap Nadira pada pada mamahnya
Sebagai seorang ibu, mamah Nadira sangat khawatir keadaan putrinya, apa lagi putrinya sedang dalam keadaan tekanan mental yang berat, selain dihianati oleh kekasihnya Nadira juga harus kehilangan masa depannya sebagai wanita. Siapa yang akan menikahi wanita tanpa rahim? Karena itu mamah Nadira sangat hati hati dalam berbicara takut Nadira semakin terpuruk nantinya.
"Nadira kalau boleh mamah tahu, semalam yang membawa kamu ke Hotel siapa" tanya mamah Nadira pada putrinya
"Aku tak tahu mah, terakhir aku minum sampai tak sadarkan diri, setelah itu aku sudah berada di dalam kamar hotel, dan aku terbagun pagi pagi tapi disana aku sendiri mah tak ada orang lain" Nadira mulai menjelaskan keadaanya semalam
"Benarkah, lalu siapa yang mengirimkan pesan ini pada ayah Nadira" mamah Nadira menunjukan pesan misterius yang dikirim di handphone ayah Nadira
Nadira sangat terkejut melihat fotonya, dan pesan singkat yang bernada ancaman