Chereads / Princess Nadira / Chapter 3 - Dihianati

Chapter 3 - Dihianati

"Yasudah sana bi, saya mau bersihin darahnya dulu sama bersih bersih badan" ucap Nadira pada bi Inah

Baik non" ucap bi Inah. Sambil berjalan menuju dapur bi Inah berfikir bahwa ada yang berbeda dari Nadira. Apa lagi bi Inah juga wanita dia sudah pernah melahirkan dua anak dan satu kali keguguran dia cukup berpengalamana. Namun bi Inah mencoba menepis kecurigaannya mengingat Nadira yang ia kenal adalah anak baik dan kebanggan tuan selama ini.

***

Setelah membersihkan diri Nadira segera pergi menemui Natan dikostan nya. Karena nomor Natan sejak pagi tak bisa dihubungi. Nadira begitu heran kenapa Nomor Natan tak bisa dihubungi dalam keadaan genting seperti ini.

" Aku harus segera menemui Natan, aku penasaran kenapa aku bisa mengeluarkan darah sebanyak itu, apa aku sudah keguguran" gumam Nadira dalam hati sambil memakai sepatu kets miliknya.

"Non mau kemana ??" Sarapan dulu non, bibi sudah siapkan sarapan buat nona" ucap bi Inah

"Tidak bi, maaf aku buru buru ada sesuatu yang harus aku kerjakan" jawab Nadira sambil berjalan memegang perutnya yang masih sakit.

Biasanya Nadira saat pergi selalu diantar sopir atau membawa mobil sendiri. kali ini ia memilih naik taksi saja agar tak seorang pun mengetahui kemana ia pergi. Dalam perjalanan Nadira mencoba menghubungi Natan namun nomornya tak pernah bisa dihubungi. Sesampainya dikostan Natan, komplek kostan masih terasa sepi sekali mungkin karena masih pagi jadi belum ada yang beraktifitas. Namun saat sampai depan pintu kamar Natan, Nadira dikagetkan dengan sepatu perempuan didepan pintu Natan.

"Sepatu siapa ini?" Ucap Nadira dalam hati, ia tak ingin bertindak gegabah. Meskipu dalam fikirannya banyak sekali pertanyaan yang muncul.

Dengan jantung yang berdegup kencang, tangan yang mulai gemetaran Nadira mengumpulkan kekuatan untuk mendekati kamar pacarnya itu.

" Sayang ah uhh terus sayang puaskan aku" suara perempuan dari kamar Natan.

"Baik sayang aku sangat mencintaimu" ucap Natan

Dari kaca jendela Nadira melihat dengan matanya sendiri Natan menggauli wanita itu. Mereka saling bergumul melampiaskan hastrat mereka. Mata Nadira mulai memanas tak terasa butiran air bening membasahi pipi mulusnya. Kakinya terasa tak mampu bergerak, jantungnya seperti berhenti berdetak. Hatinya hancur berkeping keping. Tadi malam ia merasakan sakit yang luar biasa karena ingin menggurkan bayi mereka, tapi disini Natan bersuka ria bercinta dengan wanita lain. Sakit pada perutnya tak ia rasakan lagi berganti dengan sakit hati yang bergitu dalam ia rasakan.

"Natan kamu menghancurkan hidupku Natan. Aku memberimu segalanya, aku mencintaimu sepenuh hatiku, tapi kamu menghianatiku Natan"

" Ohh sayang terus ohhh" ucap Natan berteriak kenikmatan dari dalam menggetkan lamunan Nadira dari luar.

"Aku gak bisa tinggal diam, aku harus menghentikan kegilaan mereka" Nadira bermonolog sambil mengepalkan tangannya. Dengan mengumpulkan kekuatannya Nadira mendobrak pintu kamar Natan.

"Duarrr" Nadira berhasil membuka paksa kamar Natan.

Didepannya Nadira disuguhkan pemandangan yang indah. Dua insan tanpa busana terlihat terkejut sama seperti terkejutnya Nadira melihat pacarnya bercinta dengan wanita lain.

Natan yang terkejut langsung mencari selimut untuk menutupi tubuh mereka. Diluar terlihat beberapa penghuni kostan keluar karena terkejut, beberapa dari mereka berbisik bisik sambil menatap kamar Natan. Namun tak berani mendekat.

"Kalian sedang apa disini" tanyaku pada Natan

"Nadira, aku bisa jelaskan" jawab Natan dengan terbata bata

"Tak perlu kamu menjelaskan semuanya Natan, semua sudah cukup untuk menjelaskan semuanya" ucap Nadira dengan pandangan lurus kedepan.

"Selamat bersenang senang Natan, aku pergi. Terimakasih untuk penghianatan kamu. Kamu telah menghancurkan hidupku Natan. Aku pergi jangan ganggu aku lagi" tambah Nadira dengan tanpa mengeluarkan air matanya. Air matanya cukup mahal ia berikan kepada laki-laki penghianat seperti Natan.

Dengan hati yang hancur Nadira keluar dari kamar Natan. Tempat yang paling ia sukai dulu bersama Natan. Tempat dimana Natan berjanji utnuk setia bersamanya. Tempat dimana Natan berjanji tak meninggalkan nya. Telah lenyap kebahagiaan dihatinya.

Tak ada yang lebih menyakitkan selain dihianati orang kita cintai. Kemarin Natan adalah orang yang paling membahagiakan sekarang ia menjadi orang yang menyakitkan.

***

Pov Natan

"Bagaimana ini alisyia, Nadira sudah tau semuanya" ucap Natan pada Alisya

Alisya adalah mantan pacarku sebelum aku mengenal Nadira. Hubungan kita berakhir setelah Alisya memutuskan kuliah di Australia demi menuruti keinginan orang tuanya. Setelah kepergian Alisya aku bertemu dengan Nadira dikampus kami kuliah. Setelah lulus kuliah Alisya pulang keindonesia menemui ku enam bulan lalu. Sejak itulah hubunganku dan Alisya dekat kembali, dan rasa cintaku pada Nadira lambat laun pupus. Apalagi setelah aku mengetahui Nadira hamil, rasa cintaku pada Nadira hilang begitu saja, rasanya tidak mungkin Nadira bisa hamil sedangkan aku rutin memakai pengaman. Sejauh ini aku masih menjalani hubungan dengan Nadira hanya sebatas untuk melampiaskan nafsu birahi saja dan Nadiralah yang selama ini menanggung hidupku selama kuliah disini.

"Maaf Natan, aku tak tau jika Nadira akan kesini" ucap Alisya

"Aku sih tak mengapa ditinggalkan oleh Nadira, karena aku sudah tak mencintainya lagi. Tapi bagaimana dengan kehidupanku selanjutnya aku belum dapat kerjaan Alisya, kamu tahu kan selama ini yang membiayai hidupku adalah Nadira. Aku kehilangan mesin ATM ku " ucap Natan lesu

"Tenang sayang, ada aku disini sebagai ganti Nadira, kamu tau kan aku bukan hanya mampu memberimu kepuasan diranjang, tapi juga memberimu kenikmatan materi" ucap Alisya sambil memainkan jari lentiknya dipundak Natan

Namun hatiku bimbang, Nadira sedang hamil. Kalau Nadira membocorkan rahasia kita maka tamat riwayatku oleh ayah Nadira. Ayah Nadira selaian pengusaha hebat juga orang yang sangat disegani. Aku akan jadi buronannya karena menghamili anak semata wayangnya dan tidak mau bertanggung jawab. Meskipun aku meragukan anak itu adalah bayiku tapi ayahnya selama ini mengetahui aku adalah pacar Nadira.

" Tapi Alisya, Nadira sedang hamil dan dia bilang itu anak kami, bagaimana jika dia menuntut pertanggung jawaban atas itu Alisya aku tidak mau, rencananya hari ini kami akan ke klinik untuk aborsi" ucap Natan penuh kekhawatiran

" Nanti kita fikirkan bagaimana jalan keluarnya sayang" jawab Alisya

"Atau kamu datangi dia dulu, kamu pura pura minta maaf padanya dan ingin kembali, sampai kamu bisa pastikan anak itu sudah gugur dari kandungan Nadira" ucap Alisya dengan tatapan tajam kearah Natan

"Baik sayang, aku akan coba lakukan itu" jawab Natan dengan senyum tersungging puas

***

Pov Nadira

Natan aku sangat mencintaimu, aku memberikan semua untuk kamu tapi kenapa kamu menghianatiku Natan.

Dengan hati yang hancur aku mencoba menguatkan kakiku untuk melangkah meninggalkan kamar terkutuk itu. Aku bingung akan kemana aku pergi, kepada siapa aku mengadu. Didalam perut ini ada anak kamu Natan, kenapa kamu setega itu. Semalam aku menahan sakit karena minum pil itu, dan kamu bersenang senang dengan wanita lain.

Tega sekali kamu Natan" dengus Nadira dengan putus asa

Tiba tiba kepalaku sangat berat,pandanganku terasa buram. Darah mengalir deras dari selakanganku. Kakiku lemas tak kuat lagi aku melangkah sampai akhirnya aku tak bisa merasakan apapun.

Nadira akhirnya terbangun setelah beberapa saat tak sadarkan diri.

"Mamah.. Nadira kenapa mah, kok bisa Nadira disini mah" tanya Nadira pada mamahnya yang sedari tadi menunggu disampingnya.

"Kamu ditemukan pingsan oleh seseorang dijalan, kemudian mereka membawamu ke rumah sakit dan menghubungi mamah" Jawab mamah dengan tatapan kosong. Mamah sepertinya sudah tau apa yang terjadi pada diriku hingga terlihat berbeda

Mamah duduk dengan mensejajarkan tatapannya pada Nadira. Sorot matanya tajam menatap anak semata wayangnya itu. " Nadira kamu hamil ?" tanya mamah dengan serius