Chereads / Penghianat Itu Sahabatku / Chapter 2 - Penghianatan

Chapter 2 - Penghianatan

Sabila tidak menyangka Fahmi mengenal Jordi lebih lama. Saat Sabila berminat menanyakan lebih lanjut, Fahmi menghindar.

"Kak, bagaimana Kakak bisa kenal dia?" tanya Sabila penasaran.

"Sudahlah, kamu hati-hati saja. Kalau bisa jauhi dia," kata Fahmi melepaskan pelukannya dan berjalan keluar kamar Sabila.

"Aku ingin tahu, Kak," ucap Sabila. Tetapi Fahmi sudah menutup pintu kamar Sabila.

Sejak saat itu hubungan Sabila dengan Jordi mulai renggang. Bukan Sabila yang menjauhi Jordi, melainkan Jordi yang sepertinya menjauhi Sabila.

Sabila dan Jordi jarang berkomunikasi, bahkan kadang hanya seminggu sekali saja. Dan Jordi nampak biasa saja tidak keberatan.

**

Satu bulan kemudian

Sabila tengah membaca buku di perpustakaan. Amara menolak Sabila ajak ke perpustakaan dengan alasan dia lapar dan ingin segera ke kantin. Saat Sabila selesai membaca buku, Sabila ke kantin.

Dari jauh Sabila melihat Amara sedang menelfon seseorang di kantin. Dia tampak tertawa dan tidak seperti biasanya. Dia dan orang di sebrang sana tampak sangat dekat.

"Kamu, mau bertemu dengan lagi?" tanya Amara malu-malu.

"..."

"Baiklah, nanti jemput aku di tempat biasa," jawab Amara.

Dua minggu ini Sabila dan Amara jarang pulang bareng. Sabila sering mampir ke perpustakaan daerah dan Aara tidak mau saat Sabia ajak.

"Siapa, Ra? Happy sekali?" tanya Sabila sembari duduk di samping Amara.

Dia langsung mematikan panggilan itu saat Sabila datang. Dia nampak kaget ada Sabila di sampingnya.

"Siapa? Pacar mu?" tanya Sabila penasaran. Sabila kepo sekali dengan siapa dia berbicara.

"I-iya, aku jadian dengannya dua minggu yang lalu," jawab Amara tampak takut.

"Selamat, ya!" ucap Sabila. "Aku ikut senang, akhirnya kamu punya pacar. Kapan-kapan kita kencan bareng, ya," ajak Sabila pada Amara.

"Iya, semoga saja dia mau," jawabnya tertunduk.

Bel masuk sekolah berdering, Sabila dan Amara segera masuk ke kelas.

**

Waktu pulang, Amara tampak terburu-buru. Aku kepo dengan apa yang dia lakukan. Diam-diam Sabila membuntutinya. Dia berjalan menuju taman di mana Sabila biasa bertemu Jordi.

Sabila melihat Amara masuk ke dalam taman, Sabila mengikutinya.

"Sayang, kenapa baru datang?" tanya cowok yang baru saja Amara dekati.

Sabila semakin kepo, Sabila mendekat. Dan Sabila terkejut saat Sabila tahu siapa cowok yang ada di depan Amara. Amara bergelayut manja dalam pelukan Jordi.

"Sayang kemana kita hari ini?" tanya Jordi pada Amara.

Sabila mendekati mereka, semakin dekat semakin jelas penghianatan yang Amara lakukan padanya.

"Amara...," panggilnya.

Amara melepaskan pelukannya pada Jordi, dia menoleh ke belakang ke tempat di mana Sabila berdiri.

"Sabila, kamu di sini?" tanya Amara tampak takut.

"Iya, aku mengikuti kamu. Ternyata dia pacar barumu? Kekasih sahabatmu sendiri?" tanya Sabila sambil menahan air mata agar tidak tumpah di depan kedua manusia itu.

"Sabila, maafkan aku. Aku mencintai Jordi, dan Jordi juga mencintaiku," jawab Amara.

"Jangan meminta maaf padanya. Kamu tidak salah, dia yang salah. Dia tidak pandai berpacaran," ucap Jordi.

Apa yang dikatakan Fahmi benar, Jordi cowok playboy. Pantas jika Fahmi melarang Sabila dekat dengannya.

"Jordi, sekarang kamu pilih aku atau Amara!" pinta Sabila tegas. Sabila tidak mau larut dalam penghianatan mereka.

"Tentu aku memilih Amara, dia tahu cara berpacaran, bukan kaya kamu yang hanya jadi kutu buku," jawab Jordi.

Ada rasa sakit di hati Sabila saat Jordi terang-terangan memilih Amara. Sabila mundur dua langkah.

"Selamat untuk kalian berdua!" ucap Sabilalalu berlari keluar taman.

Sabila berlari sambil menangis, Sabila kecewa dengan apa yang dilakukan Amara padanya . Sabila menunggu angkutan tidak jauh dari taman. Tidak perlu menunggu lama, angkutan datang. Sabila segera naik, Sabila menangis di dalam angkutan yang hanya berisi Sabila dan satu orang cowok yang berseragam SMA dari SMA lain.

Sabila tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan. Sabila terus menangis, hingga angkutan berhenti. Ternyata cowok itu turun, Sabila kini sendirian di dalam angkutan.

Sabila terus menangis, angkutan itu berhenti. Sabila masih belum turun dari angkutan.

"Dek, sudah sampai," ucap supir angkutan hingga turun memanggilnya. Angkutam itu biasa Sabila tumpangi, jadi dia hafal dimana Aabila turun.

"Iya, Pak. Ini uangnya," kata Sabila lalu memberikan ongkos dan segera turun.

Sabila langsung masuk ke halaman rumah karena gerbang rumah terbuka. Sabila masuk ke dalam dan berlari ke kamar. Fahmi dan Rani mungkin merasa aneh karena Sabila tidak mengucap salam dan langsung nyelonong ke kamar.

Sabila terus menangis, hingga terdengar Rani Mamanya mengetuk pintu.

"Sabila, kamu kenapa sayang?" tanya Rani di luar kamar.

Sabila masih enggan membukakan pintu yang Sabila kunci. Rani sepertinya tahu Sabila tidak ingin di ganggu. Dia berjalan menjauh dari kamar Sabila, terdengar dari langkah kakinya.

"Tidak dibuka," kata Rani, pasti dia berbicara dengan Fahmi. "Pasti ada masalah, coba nanti kamu dekati adikmu," ucap Rani.

Sabila di kamar sudah berhenti menangis. Dia ambil ponselnya, dan dia menghapus nomor Amara dan Jordi. Sabila kecewa pada mereka, Sabila tidak mau lagi punya hubungan dengan mereka.

Hingga malam Aabila masih mengurung diri di kamar, tidak mandi atau makan. Rani tampak khawatir. Dia terus mengetuk pintu kamar Sabila.

"Sabila, ayo makan sayang! Ini Mama bawakan makanan!" ajak Rani.

"Belum lapar, Ma. Nanti kalau lapar aku akan makan ke dapur sendiri," teriaknya.

Rani masih tidak percaya, dan sekarang menyuruh Fahmi membujuk Sabila untuk makan.

"Dek, makan dulu. Jangan bikin kita khawatir, sini bicara sama Kakak," kata Fahmi.

Entah mengapa dengan Fahmi, Sabila mau membuka pintu. Di depan pintu Fahmi membawa makanan.

"Masuk, Kak," kata Sabila. Fahmi masuk, Sabila menutup pintu kamar kembali.

Makanan di taruh di atas nakas dekat ranjang. Sabila dan Fahmi duduk di tepi ranjang.

"Ada masalah apa?'' tanya Fahmi.

"Kak, Amara..." ucapnya terhenti. Sabila kembali teringat penghianatan Amara. "Dia berhianat, dia berpacaran dengan Jordi," jawabnya terisak.

Fahmi memeluk Sabila, Sabila merasa nyaman karena Fahmi memang Kakak yang baik dan selalu memberi nasehatnya pada Sabila.

"Kamu sudah tahu kelakuan Jordi, kan? Dengan sahabat kamu saja dia mau, apa lagi dengan orang lain?" tanya Fahmi.

"Orang lain? Apa Jordi punya kekasih selain aku dan Amara saat ini?" selidiknya pada Fahmi yang tampaknya tahu sesuatu tentang Jordi.

"Iya, bahkan tidak hanya kamu, Amara dan temanku. Ada banyak lagi korbannya," jawab Fahmi.

Sabila heran, ternyata seplayboy itu Jordi? Bahkan tidak hanya dua melainkan tiga bahkan lebih. Pantas Fahmi menentang hebat hubungan ini.

"Berapa orang kekasih Jordi yang Kakak tahu?" tanya Sabila kepo dengan apa yang Fahmi tahu.

"Sekitar 5 orang, mereka rata-rata masih SMA. Hanya satu yang kuliah yaitu temanku, dia satu jurusan denganku di kampus," jawab Fahmi.

"Lima?" Aku tidak menyangka sebanyak itu kekasih Jordi. "Tolong ceritakan padaku, Kak! Apa yang Kakak tahu tentang dia?" tanya Sabila pada Fahmi.

Fahmi menatap Sabila, dia sepertinya enggan untuk bercerita. Tetapi Sabila ingin tahu apa yang dia ketahui tentang Jordi.