Chereads / Transmigrasi dokter cantik / Chapter 6 - harus berubah

Chapter 6 - harus berubah

"kayak nya ini gue kembali lagi ke masa sulit huh," gumam gadis cantik yang kini tengah berdiri di depan cermin sambil memperhatikan tubuh nya yang sekarang di mana tubuh nya yang hm mungil,kulit putih tapi kusam, rambut panjang yang tak terawat dan juga kaca mata bulat nan tebal yang menutupi matanya, sebenarnya tubuh ini tak terlalu buruk, cukup dengan sedikit sentuhan saja pasti tubuh ini akan sangat cantik dengan kulit putih bersih dan juga rambut coklat panjang nya yang lurus dan juga tebal.

"Ah mending gue ke sekolah aja daripada gak ngapa ngapain ya padahal sih seharusnya belum boleh terllau banyak gerak," lanjut gadis itu sambil berlalu dari duduk nya, gadis itu berjalan menuju lemari untuk mencari seragam sekolah nya tapi yang ia dapatkan hanyalah seragam usang yang sudah terlihat sangat Kumal,ya mau bagaimana lagi hanya seragam buluk ini yang ia punya.

Setelah bersiap-siap, akhirnya gadis itu telah lengkap dengan seragam sekolah nya.

Gadis itu pun berjalan dengan Santai melewati halaman samping mansion keluarga nya, ia tak tertarik sama sekali untuk melihat apa yang sedang mereka lakukan di dalam mansion mewah itu karena baginya itu sama sekali tidak penting, buang jiang waktu saja lebih baik ia segera berangkat ke sekolah agar tak telat.

Sambil menunggu bus yang lewat, gadis itu pun memainkan ponsel jadul nya yang sudah retak, sungguh pemilik tubuh ini sangatlah miskin bahkan untuk sebuah ponsel saja tidak bisa membeli nya huh.

"Udah miskin gak punya pa apa algi ini cewek, mana semua pakaian nya udah pada buluk lagi ah mending ntar gue pergi ke hm mana yah? Ah gue tau gue harus ke mana buat cari duit, gue mana bisa hidup gitu apalagi setelah hari itu," gumam gadis itu dengan mulut nya yang komat Kamit sedari tadi. Di kehidupan sebelum nya, ana memang nya gadis cantik yang baik hati dan juga tak boros tapi cobalah lihat ia yang sekarang sangat lah gila harta dan juga boros hm tapi itu tak benar adanya, sedari dulu ia memang suka berbelanja ini dan itu tapi karena ia tak ingin banyak wartawan yang melihat nya jadilah ia selalu pergi secara diam diam ke mall saat semua orang tengah lengah.

"Gue pengen ke mall, pengen beli baju, tas, sepatu, meke up, skincare dan lain nya tapi gue gak punya duit," gumam gadis itu dengan lirih, sungguh sedih sekali hidupnya, ingin membeli sesuatu saja ia tak punya uang, hah jika begini terus bagaimana ia bisa membuat kafe.

Tak lama kemudian bus yang di tunggu oleh gadis itu pun datang dan berhenti di halte tempat nya berdiri saat ini, gadis itu pun melangkah kan kakinya untuk memasuki bus yang seperti nya sudah ramai oleh orang orang yang ingin bekerja dan juga beberapa anak sekolah.

Setelah beberapa menit berada di dalam bus yang sempit, akhirnya gadis itu bisa bernafas dengan lega setelah bus yang ia tumpangi berhenti di halte yang dekat dengan sekolah nya, ia memang sudah terbiasa naik bus karena dulu sebelum ia sukses dan punya segalanya, ia juga pernah hidup susah tapi tetap saja ia kurang suka berdesak desakan di dalam bus, apalagi aroma parfum yang berbeda dari berbagai orang.

Gadis itu berjalan dengan langkah nya yang santai, ia berjalan memasuki gerbang sekolah yang masih sepi karena sekarang masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Ia sengaja datang cepat untuk menunggu bus, selain itu ia juga tak terlalu suka akan keramaian di sekolah jadi ia lebih suka berangkat ke sekolah di pagi hari saat murid yang lain masih belum datang.

"Pagi neng," sapa pak Toyo selaku satpam yang menjaga sekolah ini, biasa nya setiap hari Amelia akan selalu menyapa pak Toyo dan juga beberapa orang lain nya karena ia terlalu ramah, berbeda dengan Anara yang sedikit dingin tapi tetap ramah, ia hanya akan menyapa seseorang dengan singkat tanpa senyuman.

"Pagi pak," balas ana yang kini menempati tubuh Amelia latalia Winata.

Setelah membalas sapaan dari satpam itu, Amel kini sudah berada di dalam kelas nya sambil membaca novel yang ia temukan di dekat meja belajar usang milik nya. iya milik nya karena Anara akan menjadi Amelia mulai sekarang dan akan merubah amelia menjadi seorang putri yang di agung-agungkan banyak orang.

Brak

"Heh cupu, kerjain nih tugas gue," ujar seorang gadis cantik dengan dandanan menor nya yang baru saja mengebrak meja Amel, dasar Tante Tante girang pengganggu ketenangan orang.

"Lo dengar kan cupu, gue gak mau tau pokok nya tugas gue harus selesai sebelum bel masuk berbunyi," bentak gadis yang sudah mirip Tante Tante karena dandanan dan juga baju nya yang amat sangat ketat, Amel tak habis pikir dengan gadis di depan nya ini, apa gafis ini tak punya urat malu lagi hingga dengan berani nya mengunakan baju ketat dan juga rok pendek lebih tepatnya sangat pendek, ia sebagai perempuan saja malu melihat cara berpakaian dan juga dandanan gadis di depan nya ini.

"Lo siapa nyuruh nyuruh gue?" Tanya Amel dengan santainya, ia tak akan mau lagi di suruh suruh, enak saja ia di suruh suruh kayak nya pembantu hey dai bukan pembantu ya yang bisa saja di suruh ini itu.

"Wah lih udah berani sama kita setelah gak sekolah selama satu minggu," ujar seorang gadis yang juga berdandan menor tapi tak semenor gadis yang menyuruh nya tadi.

"Emang kenapa? Gak suka Lo pada hah?" Tanya Amel dengan santainya nya, ia tak takut sama sekali pada tiga orang gadis di depan nya ini, suasana kelas saat ini masih sepi dan itu menjadi kesempatan bagi ketiga gadis itu untuk menyiksa gadis cupu yang sangat mereka sukai untuk di buly.

"Wah wah wah Lo udah mulai ngelunjak ya, cuma belum di kasih pelajaran selama satu minggu aja Lo udah ngelunjak apalagi kalo gak di kasih pelajaran selama satu bulan," celetuk gadis berambut pendek yang sedari tadi menatap Amel dengan tatapan tak suka nya.

"Itu mata mau gue colok hah?" Tanya Amel dengan wajah datar nya, awal nya ketiga gadis itu keget dengan perubahan Amel tapi mereka bisa menguasai kembali ekspresi mereka.

"Berani banget Lo ya," ujar gadis yang berada di tengah tengah kedua teman nya dengan cepat berjalan ke tempat di mana Amel masih berdiri dengan wajah datar nya.