Chereads / Transmigrasi dokter cantik / Chapter 7 - kembali bekerja

Chapter 7 - kembali bekerja

"ya berani lah, ekag nya Lo siapa hah?" Tanya Amel dengan santainya, tidak mudah untuk memancing amarahnya yang sekarang, kalian jangan lupa jika seorang dokter memiliki rasa sabar di atas rata-rata nah begitu juga dengan nya yang dulu nya merupakan seorang dokter spesialis.

"Dasar kurang ajar Lo, kenapa Lo gak mati aja sih biar gak ada lagi sampah kayak Lo di dunia ini" ujar gadis dengan dandanan menor nya, awalnya gadis itu ingin memberikan sedikit pelajaran pada gadis cupu di depan mau tapi karena sekarang sudah hampir bel jadi niat nya ia urungkan sampai jam istirahat tiba nanti karena dirinya tidak akan pernah melepaskan apa yang tidak ia suka.

"Bodo amat, emang nya gue pikirin" ketus Amel laku kembali duduk di bangkunya tanpa mempedulikan ketiga gadis yang menatap nya dengan geram, jika saja bel masuk masih lama, maka gadis itu akan habis di tangan ketiga gadis angkuh itu.

Brak

"Dasar nenek lampir his, bisa nya cuma gangguin orang lagi asyik-asyiknya menikmati ketenangan aja" gerutu Amel setelah mendudukkan dirinya di atas bangku.

Masih dengan menggerutu, gadis itu mulai kembali melanjutkan acara membacanya yang sempat tertunda karena kedatangan tiga orang jelangkung yang tak di undang.

Tringg

Bel masuk yang di tunggu akhirnya berbunyi, para guru mulai memasuki kelas yang akan mereka ajar, begitu juga dengan kelas Amel yang tadinya ribut bak pasar Senin, kini kelas itu diam tak ada suara lain selain suara pak Rudi yang sedang menjelaskan beberapa rumus matematika.jujur sana sebenarnya Amel sangat malas untuk belajar karena ia sudah mempelajari semua pelajaran itu dan juga sudah menguasai semua pelajaran ya ga ada di sekolah tapi ia tetap harus sekolah karena tubuh yang ia tempati saat ini merupakan tubuh gadis remaja ya begitulah masih berada di bawah umur untuk berhenti sekolah.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu, semua murid telah keluar dari gerbang begitu juga dengan Amel tapi bedanya kini Amel berhenti di halte untuk menunggu bus yang biasanya ia tumpangi saat ingin pulang sekolah.

Karena terlalu lama menunggu, akhirnya gadis itu memilih untuk pulang dengan berjalan kaki, apalagi sekarang sudah sore dan ia harus segera berangkat ke tempat kerjanya, jika ia tidak bekerja kalau dari mana ia akan mendapatkan uang?.

Tiga puluh menit berjalan kaki akhirnya Amel telah sampai di kompleks elit yang di huni oleh orang-orang kaya, termasuk keluarga nya yang memiliki harta berlimpah tapi sangat pelit padanya, dia punya tiga orang kakak laki-laki dan juga seorang adik laki-laki tapi mereka semua tak menganggap dirinya ada sejak umur nya tiga tahun, walaupun ia anak perempuan satu satunya di keluarga ini tapi ia dama sekali tak di perlakukan baik oleh keluarga nya sendiri bahkan tempat tinggal saja ia di asing kan.

Gadis itu memasuki gerbang mansion mewah itu dengan santai nya, jika dulu Amel yang asli sangat senang saat memasuki gerbang mewah ini dan mengharapkan senyuman keluarga nya yang menyambut nya saat pulang ke rumah tapi bukan itu yang ia dapatkan melainkan cacian dan makian juag terkadang mendapat kekerasan fisik dai keluarga nya sendiri, berbeda dengan Amel yang sekaligus, ia seperti tak peduli pada keluarga pemilik tubuh ini dan juga tak terlalu suka masuk ke dalam gerbang mansion ini tapi tak apa lah selagi mereka tak menggangu nya.

"Siang non" sapa bi asih saat mereka tak sengaja berpapasan di taman samping mansion.

"Siang ni,oh iya bi saya mau pamit kerja dulu ya bi nanti takut telat" pamit Amel karena ia hanya akan mengganti seragam nya saja dan ia juga mungkin nanti tidak sempat untuk berlanjut pada BI asih jadi lebih baik ia berpamitan sekarang saja. Keluarga nya sana sekali tidak ada yang tau jika ia bekerja di sebuah tempat londry karena ia juga tak pernah mengatakan apapun pada keluarga nya, bagaimana mau mengatakan sesuatu, saat masuk ke dalam mansion saja ia sudah di caci maki dan juag sudah di perlakukan buruk oleh keluarga nya.

"Iya non hati-hati ya" ujar BI asih.

"Iya ni, mungkin nanti malam Amel pulang nya agak telat dari biasanya" ujar Amel setalah berfikir beberapa kali.

"Iya non tapi non harus hati-hati ya non, jangan sampai non kenapa-napa saat di jalan" nasihat BI asih.

Selama ini yang selalu ada untuk gadis cantik itu hanyalah BI asih ya hanya BI asih yabg mau menemani mau ke manapun dan melakukan apapun, dulu ia juga pernah mendapat kan kasih sayang kedua orang tua nya tapi itu semua tak berlangsung lama setelah seseorang datang dan menghancurkan seluruh kebahagiaan bay dan juag kebahagiaan keluarga ini.

Setelah berganti pakaian, gadis itu keluar dari halaman luar mansion keluarga nay melalui gerbang samping yang biasa di gunakan oleh para maid saat membuang sampah, Amel memilih untuk lewat gerbang samping karena tidak ingin ketahuan oleh kedua orang tua nya jika ia sering keluar sore dan akan pulang larut malam, jika keluarga nya tau bisa-bisa ia akan di caci maki lagi dengan kata-kata buruk, mungkin nanti ia juga akan di hina dengan kata-kata pelacur dan lain nya.

Amel sangat amat menyayangi keluarga nay tapi keluarga nay malah memperlakukan nya seperti binatang dan juga keluarga nya tak pernah mengakui dirinya sebagai anggota keluarga ini.

Lima belas menit berjalan kaki, akhirnya gadis cantik itu sampai di depan sebuah londry yang lumayan besar dan juga ramai, gadis itu pun masuk ke dalam bangunan tersebut dan berganti baju dengan seragam khusus nya untuk bekerja di loundy ini.

"Sore mbak" sapa nya pada seorang rekan nya hang dekat dengan nya di tempat bekerja mereka ini.

"Sore Amel, kamu udah sehat?" Tanah gadis dua puluh empat tahun itu.

"Alhamdulillah udah mbak, untung aja bisa cepet sembuh dan kembali kerja lagi" jawab Amel dengan senyuman tipis nya ya ternyata senyum tipis itu tak pernah hilang dari dalam dirinya. Senyuman tipis nan cantik itu sudah mendarah daging di raga dan juga jiwa seorang Anara jadi sangat sulit untuk di rubah, awalnya ia ingin tersenyum lebar tapi ia merasa tak cocok dengan senyuman lebar.

"Ya udah sekarang kamu lanjut kerja gih, mbak juga mau lanjut nyetrika nih banyak banget" suruh perempuan cantik berkuncir kuda itu lalu melenggang sambil membawa satu keranjang pakaian yang sudah di cuci.