Chereads / Transmigrasi dokter cantik / Chapter 11 - kayak di novel-novel gitu

Chapter 11 - kayak di novel-novel gitu

"guys kita konser aja yuk" teriak Boni yang merupakan siswa yang hobi nyanyi di dalam kelas.

"Hayuk atuhh"

"Ntar kalo gue bilang Abang gendang kalian semua nya muter ya" ujar Boni dengan semangat yang di angguki oleh siswa-siswi lain nya.

"AKU TITIPKAN DIAA" Boni mulai berteriak memuai acara koncer dadakan nya.

"AKU SUKA DIA MAK, AKU CINTA DIA MAK" teriak diyo dengan suara merdu nya.

" Woi Yo mana nyambung goblok, kan gue udah mulai lagu nya aku titipkan dia bukan aku suka dia Mak his dasar" Boni yang kesal mulai mengeluarkan suara nya yang pasti berujung mulutnya akan mengeluarkan kalimat-kalimat pedas.

"Ya kan gue gak hapal bon" ujar diyo dengan wajah tak berdosa nya.

"Iya iya serah loh deh, Udah males juga gue lanjutin konser nya, mending gue main game aja daripada konser udah gak mood gue" ujar Boni lalu berjalan ke arah teman teman yang sedang asyik bermain game ya apalagi jika bukan mabar mobile legend yang sedang panas panas nya saat ini.

"Woi hari ini kita boleh pulang cepet dan kita juga di bebasin untuk hari ini sama besok" ujar ketua kelas yang baru saja datang dari ruang guru.

"Lah Lo tau darimana??" Tanya Tania yang merupakan cewek paling gemoy di kelas itu.

"Wah bagus tuh kalo kita di bebasin, gue juga udah capek belajar terus" ujar gio yang merasa senang karena ia sudah bosan belajar terus menerus.

"Wah hari yang di nanti nanti nih" ujar diyo dengan semangat.

"Masa sih yang bilang siapa?" Tanya Anita tanpa mengalihkan tatapannya dari kaca kecil yang sedang ia pegang, dan masih banyak lagi ocehan para penghuni kelas itu.

Begitulah kalimat-kalimat yang kini memenuhi kelas yang kini di tempati oleh sang gadis cantik yang tengah duduk di bangkunya sambil membaca novel yang baru ia beli beberapa Minggu lalu dan belum sempat ia baca.

"Gini banget jadi orang, udah hidup enak eh malah di suruh hidup susah lagi" gerutu gadis itu sambil terus membaca novel yang ada di hadapannya.

"Nah iya kenapa gue gak ke apartemen aja ya?? Kan di sana ada ATM trus sama semuanya lengkap ah mending ke sana aja deh daripada tinggal di gudang sempit gitu mending pergi aja dari sana" setelah berpikir sekian lama dan gadis itu teringat dengan apartemen nya yang ia beli beberapa bulan lalu saat ia masih berada di tubuh aslinya dan apartemen itu baru ia tinggali selama dua hari dan ATM serta beberapa barang nya sengaja ia tinggal di sana.

Karena sekarang jam kosong jadi gadis itu memilih untuk pergi ke taman belakang yang jarang di datangi karena tempat itu pernah menjadi tempat bunuh di seorang siswi sekolah ini dan ah bukan sekali dua kali tapi sepertinya sudah beberapa kali jadi tidak ada yang mau datang ke taman belakang ini karena angker katanya.

Selama perjalanan menuju taman belakang, banyak sekali yang mencemooh gadis itu dengan kata-kata tajam mereka yang pastinya akan masuk ke dalam hari tapi gadis cantik itu tidak mempedulikan mereka karena baginya yang terpenting adalah hidup nya tenang, ia sudah pernah berada di posisi ini pada saat masa sekolah nya di tubuh aslinya dulu jadi ia sudah kebal akan hal-hal begitu.

"Eh ketemu lagi sama si cupu in" ujar seorang siswi dengan pakaian ketat dan juga dandanan nya yang menor seperti Tante-tante girang saja sedangkan kedua temannya tak juah berbeda dengan gadis angkuh nan sombong itu.

"Wah kayaknya hari ini bener-bener jadi hari sial buat Lo cupu" ujar gadis itu lagi tapi gadis cantik yang di sebut cupu itu hanya diam karena ia tak akan melawan jika hanya kata-kata saja em ia akan diam jika mereka masih tau batas tapi tidak akan diam jika mereka melewati batas.

"Kok Lo diem aja si cupu?" Tanya gadis sombong itu sambil mendorong bahu gadis yang masih diam tak mempedulikan mereka.

"Ah kayaknya Lo sekarang udah belajar mengubah diri ya? Hm tapi Lo masih cupu dan juga miskin hahaha" tawa gadis sombong itu di ikuti oleh dua antek-antek nya.

Drrrtt drttt

"Ah kayaknya hari ini Lo beruntung karena gue harus pulang bye cupu, tapi gua gak bakal lepasin Lo di hari berikutnya nya" ujar gadis sombong itu kala melihat Siapa yang menelpon nya dan ketiga gadis itu pun mulai melangkah meninggalkan gadis cantik yang kini hanya berdiri dengan diam.

Setelah kesadaran nya kembali,gadis itu pun melanjutkan langkahnya untuk menuju taman belakang tapi saat sampai di sana ia melihat seorang siswi tengah bersiap untuk menggantung kan diri nya di pohon beringin besar dengan seutas tali.

"Wah Lo udah bosan hidup ya?" Tanya gadis cantik itu sambil melangkah mendekati siswe yang tampaknya terkejut saat melihat nya datang.

"Oh gue ganggu ya, yaudah deh gue pergi aja daripada ganggu kan ya, tapi gue pengen liat orang mati eh nggak deh" ujar gadis cantik itu yang membuat siswi tadi kembali mengurungkan niat nya untuk bunuh diri ya mungkin hanya untuk saat ini, gadis yang tadinya hendak bunuh diri ini pun berjalan mendekat ke arah gadis cantik yang tadi memergoki nya hendak buruh diri tapi bukan nya menghentikan nya tapi gadis itu malah terlihat santai.

"Ngapain Lo ke sini? Mau mati juga?" Tanya nya pada gadis cantik yang sepertinya adalah satu angkatan dengan nya.

"Gue mau mati? Hey gak salah Lo? Di luar sana banyak yang pengen hidup dan berjuang untuk tetap hidup serta berjuang sembuh dari sakit yang mereka derita tapi yang udah di kasih hidup dengan sehat walafiat malah pengen mati kan gak lucu tuh" ujar gadis cantik itu dengan santai nya, tentu saja ia tenang karena ia sudah pernah melihat segala macam orang mati dan juga ia adalah seorang dokter hebat nan jenius di usianya yang masih muda saja ia bisa mendirikan sebuah rumah sakit, ia sudah biasa menenangkan orang yang berusaha untuk mati jadi mudah saja ia mengatasi gadis di depan nya ini

"Lo gak tau apa-apa jadi gak usah ikut campur" ujar gadis yang wajahnya tampak pucat.

"Lah gue gak ikut campur ya, tadinya gue cuma mau ngadem doang di sini tapi liat Lo yangmau bunuh diri jadi bikin gue tertarik buat nontonnya" balas gadis cantik yang kini mulai melangkah ke kursi panjang yang berada tak jauh dari tempat mereka saat ini, gadis yang tadinya hendak bunuh diri juga ikut berjalan dan duduk di kursi yang kini diduduki oleh gadis cantik itu.