Chereads / Transmigrasi dokter cantik / Chapter 12 - penyesalan ada di akhir

Chapter 12 - penyesalan ada di akhir

"jadi kenapa Lo mau bunuh diri?" Tanya gadis cantik yang kini tengah duduk berdua dengan gadis yang tadi ia perhok hendak bunuh diri.

"Gu-gue hamil" jawab gadis itu dengan gugup jujur saja ia malu mengatakan hal ini pada orang lain dan mungkin saja orang di sebelah nya ini akan menghina dan juga mencaci maki nya sama seperti keluarga dan juga pacar nya.

"Kok bisa? Makanya kalo pacaran jangan aneh-aneh kan gini jadinya" omel gadis cantik yang tadi bertanya, hamil di luar nikah seperti ini sudah sering ia temui dan juga sudah banyak yang melakukan aborsi, padahal aborsi sangat lah tidak di perbolehkan huh sungguh dunia ini sangat kejam ah lebih tepatnya merek yang tak bisa mengontrol diri.

"Trus kenapa gak minta pertanggung jawaban dari pacar Lo?" Tanya gadis itu lagi.

"Dia gak mau dan dia minta gue buat gugurin anak ini, dia marah-marah sama gue dan juga mukul gue dan sekarang adalah jalan terakhir nya, gue juga udah buat keluarga gue kecewa dan malu" lirih gadis itu dengan air mata yang sudah menetes.

"Jadi sekarang Lo mau gimana?apa orang tua Lo gak sedih kalo Lo mati dan saran dari gue nih ya mending Lo tetap hidup dan jalanin semua nya sama anak Lo, gue yakin Lo pasti bisa menjadi ibu sekaligus ayah buat anak Lo, iya gue tau kalo semua itu gak kudah tapi kalo Lo mau berusaha Lo pasti bisa" tanya gadis cantik yang kini teringat pada seseorang yang juga pernah menolong nya dulu.

"Oh iya nama Lo siapa? Kenalin gue Amalia" tanya gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Amalia dengan jiwa Anara sang dokter cantik dan jenius.

"Kenalin nama gue Laras, Laras purnama Andrei" jawab gadis tadi yang bernama Laras, ah sepertinya gadis itu adalah anak dari orang terpandang tapi kenapa malah bisa seperti saat ini.

"Oh jadi Lo anak frai keluarga Andrei, Okey sekarang Lo mau gimana selanjutnya?" Tanya Lia dengan senyuman tipisnya, ia tak suka tersenyum lebar pada sembarang orang walaupun ia sudah mengenal orang tersebut tapi ia tak akan semudah itu untuk menebarkan senyuman manis nya.

"Gue gak tau, mungkin sebentar lagi berita kehamilan gue bakal tersebar dan gue pastinya akan di keluarin dari sekolah ini dan yah gue gak tau lagi harus gimana" jawab Laras dengan senyum paksa nya, tentu saja harus tersenyum agar semua luka itu tak terlihat.

"Gue bingung bener-bener bingung sekarang, gue pengen nge kost tapi gue gak punya uang, gue pengen kerja tapi Lo tau sendiri kan gue gak bisa kerja apa-apa dan Lo juga tau sendiri gue dari kecil udah di manja sama keluarga gue hah bajakan untuk masak aja gue gak bisa" lanjut Laras dengan wajah sendu nya dan juga senyuman yang di paksakan kala mengingat momen nya saat masih tinggal bersama keluarga nya di mana ia selalu di manja dan di penuhi dengan kasih sayang juga materi.

"Oke gue punya ide tapi entah Lo mau ikut gue atau enggak ya, gua cuma ngasih saran doang" ujar Amalia lalu diam sambil menatap lurus ke depan dan tak lama kemudian ia tersenyum miring dan juga kembali melanjutkan ucapannya.

"Gue punya rencana buat bikin cafe dan ya mungkin bentar lagi cafe nya bakal buka, Lo mau gak kerja di cafe gue em dan untuk tempat tinggal, Lo tenang aja entar Lo bisa tinggal di apartemen gue sama gue, jadi Lo mau gak nih?" Tanya gadis itu pada Laras ga v kini sepertinya tengah berpikir keras.

"Em gue mau, makasih banyak karena Lo udah mau nolongin gue tapi gue gak bisa apa-apa jadi apa y ah bisa gue kerjain di cafe Lo nanti?" Tanya Laras dengan wajah nya yang tersenyum masam kala mengingat ia tak bisa apa-apa selain memerintah ini dan itu karena sedari kecil ia hanya bilang ini dan itu maka semuanya akan di sediakan.

"Ya Lo bisa ngater makanan atau apalah yang jelas sekarang Lo punya kerjaan yang bisa jadi tempat buat Lo nyari uang dan Lo tau sendiri kan biaya untuk lahiran itu gak sedikit, mi juga harus nyiapin kebutuhan buat baby Lo, jadi sekarang semua barang barang Lo ada di mana?" Tanya Amalia pada Laras yang kini tengah menetes kan air matanya, ia dulu sangat jahat pada orang lain tapi ternyata masih ada orang yang mau baik padanya, sungguh ia marasa sangat bersyukur ternyata di dunia ini maish ada orang baik hati dan ia akan berusaha untuk merubah semua sikap sombong nya dulu, ia akan menbalas kebaikan gadis di depan nya ini suatu saat nanti.

"Hey Lo kok nangis?" Tanya Amalia dengan panik, yang benar saja ia tak merasa membuat salah dan juag ia tak merasa jika kata-kata menyinggung gadis di sampingnya ini tapi kenapa gadis itu malah menetes kan air matanya.

"Lo baik banget sama gue, padahal dulu gue juga pernah ikut buly Lo" ujar Laras kembali mengingat ia yang saat itu ikut membuly gadis di sampingnya ini dan itu semua karena hasutan dan juga ajakan dari teman-teman nya, teman nya selalu ada bersama nya dan juga mereka selalu bersama taou lihat kah sekarang tidak ada satupun sahabat maupun teman yang mau membantunya saat tau ia sudah di usir dari rumah dan sekarang tak punya apa-apa bahkan pacar nya saja tidaj mau bertanggung jawab setelah menodai nya, ia tau jika selama ini pacar nya hanya memanfaatkan nya demi harta yang ia punya tapi ia tetap saja tutup mata dan tetap bertahan bersama pacarnya hingga malah di mana ia di nodai oleh pacarnya lalu di tinggalkan begitu saja, ia pernah mendatangi pacarnya untuk meminta pertanggung jawaban dari sang pacar tapi apa? Yang ia dapat adalah tamparan dan juga caci maki dari lelaki yang sangat ia cintai dan di saat itu juga ia tau jika pacar nya ternyata mencintai sahabat nya sendiri dan mereka ternyata selama ini telah bersekongkol untuk menjatuhkan nya, ia menyesal sangat menyesal karena telah percaya pada orang-orang munafik itu tapi ia juga bahagia karena pernah mendapatkan sayang ddan cinta drai mereka walaupun itu semua hanyalah drama dan juga palsu.

"Andai gue tau dari awal, pasti gua akan merubah pandangan gue dari mereka tapi ternyata nggak" lirih Laras dengan air mata yang masih mengalir, kini ia membalas pelukan dari gadis cantik di samping nya ini, jujur saja ia merasa malu berada di dekat gadis suci di samping nya, duku saja ia selalu menghina dan juga mencaci gadis di sampingnya tapi sekarang malah gadis di samping nya ini yang menjadi sandaran nya.

Related Books

Popular novel hashtag