Chereads / Transmigrasi dokter cantik / Chapter 10 - lorong gelap

Chapter 10 - lorong gelap

"sial banget deh hidup gue hari ini, udah di tabrak cowok singing eh malah di kejar anjing nya pak Jamal" gerutu seorang gadis yang kini tengah berjalan melewai pintu gerbang samping mansion, tempat yang biasa nya ia jadikan jalan untuk keluar masuk mansion mewah ini tapi sayangnya ia Hanay bisa melihat mansion ini dari kiat saja sebab ia jarang sekali bisa masuk ke dalam mansion itu.

Hari ini gadis itu merasa sangat siap, di mulai dari tertabrak seorang laki-laki dan uang kedua di kejar anjing nya pak Jamal karena tadi nya ia ingin meminta sedikit buah mangga yang ada di pekarangan rumah pak Jamal, tapi bukan nya jambu yang ia dapatkan melainkan gonggongan dan juga kejaran dari seorang anjing hitam berbadan besar yang sangat menyeramkan.

"Loh non kenapa kok sandal nya di Teteng begitu non!" Tanya bi asih sambil mengerutkan dahi nya karena biasanya gadis itu selalu pulang dengan keadaan yang baik-baik saja tapi kenapa sekarang sudah seperti gembel saja.

"Oh ini bi yadi abis jatoh dikit jadi gitu deh aku Teteng aja sepatunya hehe" jawab gadis itu, tak mungkin kan jika ia bilang jika tadi ia habis di kejar anjing karena hendak sedikit mengambil buah mangga atau lebih tepatnya maling buah mangga beberapa biji eh malah ketahuan anjing nya, rencana nya ia ingin mengambil saja dulu agar di lain waktu ia bisa mengatakan kepada pak Jamal jika ia pernah menggambil buah jambu di rumah nya, tapi kalau ia lupa ya mau bagaimana lagi karena ia juga sedikit pelupa.

"Yaudah non sini bibi bantu obatin ya non" ujar BI asih dengan lembut nya, bagi gadis itu Bi asih adalah sosok ibu kedua setelah ibunya yang tak peduli padanya itu, 8a sangat ingin keluar dari rumah ini tapi tidak bisa karena keluarga ini tak mau melepaskan nya jadilah ia seperti anjing yang di kurung oleh majikan nya taou bedanya adalah ia manusia.

"Makasih banyak BI, bibi baik banget, gak papa kok BI biar aku bersihin nya sendiri aja nanti malah ngerepotin bibi lagi" ujar gadis itu dengan senyuman nya lalu pamit pada wanita paruh baya itu untuk membersihkan dirinya yang sudah terasa gerah, tentu saja gerah dan berkeringat karena ia baru saja berlari cukup jauh untuk menghindari kejaran anjing besar.

Sinar bulan yang terang sudah menemani seorang gadis berambut panjang yang sedari tadi hanya duduk di kuris taman yang berada tak jauh dari kamarnya, ia menikmati angin malam yang dingin ini, ia memikirkan kehidupan orang-orang yang ia tinggalkan di sana, enatah apa ya g mereka lakukan setelah kepergian nya, ia maish bisa pulang ke rumah nya yang dulu dan berkumpul bersama adiknya taou setelah ia menyelesaikan semua masalah tubuh yang ia tempati saat ini, pemilik tubuh yang ia tempati ini memiliki banyak beban bahkan ia saja bingung harus mulai dari yang mana karena dirinya tidak tau apa yang harus di lakukan.

Karena sudah merasa kedinginan, gadis itu pun berjalan kembali masuk ke dalam kamar kecil yang lebih pantas di sebut sarang tikus daripada sebuah kamar tapi mau bagiamana lagi, ia tak bisa apa-apa selain menjalani yang sudah di miliki oleh pemilik tubuh ini sebelum nya, ia juga akan perlahan mencoba memperbaiki dan merubah tubuh yang sekarang ini sudah me jadi milik nya, ia heran dengan kedua orang tua nya ah ya sebut saka seperti itu karena sekarang tubuh ini adalah milik nyabajdi otomatis apa yang bersangkutan dengan tubuh ini akan menjadi milik nya juga termasuk kedua orang tua dan keluarga gadis ini.

"Wah kalo gini terus bisa gila gue lama-lama" gerutu gadis itu dalam perjalanan nya menuju kamar kecil nya, ia sanaht ingin protes pada kefua orang tua nya dan mengatakan jika ia tersiksa berada di kamar kecil seperti itu tapi ia tak bis karena kedua orang tua nya juga tak akan peduli di manapun ia berada.

.

Setelah sampai di kamar nya dan mengunci pintu kamar nya, gadis itu pun perlahan-lahan mulai memejamkan matanya dan tertidur dengan lelap nya, ia sebenarnya tersiksa jika harus tidur di kasur keras seperti ini, Setipa pagi pinggang nya akan saki dan pegal-pegal tapi mau bagaimana lagi, dulu ia juga pernah menderita tapi tidak semenderita ini.

Gadis itu terbangun dari tidur nya tapi yang ia lihat hanyalah kegelapan, ia terus saja berjalan dengan pelan melewati jalan gelap itu, entah kemana jalan gelap ini akan membawanya, ia dama sakali tidak peduli karena Ayng penting sekarang adalah ia bisa keluar dari tempat gelap ini.

"Anara, terus lah berjalan ke depan dan temui aku di sebuah taman indah yang sangat indah"

"Eh Lo siapa, jangan nakutin gue ya, ini hidup gue udah tersiksa Hadi jangan nambah beban gue ya pliss" sungguh sekarang ana sanaht takut, ya gadis yang sedari tadi di ceritakan adalah Anara.

"Terus lah berjalan dan ikuti cahaya itu, aku menunggu mu di sini"

Karena sudah tidaj punya pilihan lain lagi, gadis itu pun berjalan mengikuti cahaya kecil yang oetkahan membesar, entah itu suara apa yang terpenting ia bisa segera keluar dari tempat gelap seperti ini, sungguh ia tidak bisa berlama-lama di tempat yang gelap karena ia sangat menyiksa nya.

Di depan sana terlihat sebuha taman yang indah dengan banyak nya bunga berwarna putih yang berada di sekeliling taman itu, aneh nya tempat ini adalah semua nya berwarna putih dan itu sangat indah.

"Anara"

"Anara"

"Hah Lo siapa, ini gak lucu jadi jangan nakutin gue, sumpah gua gak bakal ngambil mangga di pinggir jalan lagi gue janji tapi Lo setan lepasin gue ya" pinta gadis itu dengan tubuh yang sudah bergetar, ia akui ia adalah gadis yang penakut di tambah lagi ia tidak tau di mana ia berada sekarang, ingin menangis pun percuma karena itu tidak akan mengubah segalanya.

"Anara jangan takut, ini aku" suara itu lagi, suara yang lembut dan juga merdu terdengar sangat indah di telinga.

Karena penasaran akhirnya Anara membuka matanya dan sungguh ia terpaku dengan apa yang ia lihat, seorang gadis cantik berambut panjang dengan gaun putih nya yang sangat indah di tubuh nya.

"Lo siapa? Lo bukan setan kan?" Tanya Anara pada gadis yang berada di deoja nya saat ini.

"Aku Amelia an, aku minta maaf karena telah membawamu ke dalam tubuh ku, aku sudah tidak sanggup lagi menjalani semua hal yang harus di jalani tubuh ku" ujar gadis bergaun putih itu dengan senyuman manisnya.