Hari ini seluruh siswa melakukan camping bersama di sebuah hutan lindung. Fay dan Anna pun ikut memeriahkan acara kemping bersama itu.
"Wah ... bakalan seru nih. Udah lama aku pengen ikut acara kayak begini!"
"Oh iya, nanti tempat duduk kita di bus bebas apa sesuai sama nomo absen ya?" sambungnya yang sedari sudah terlihat kegirangan untuk ikut acara kemping.
Saat ini seluruh siswa berkumpul di depan gerbang sekolah menanti untuk segara menaiki bus yang sudah sejak sepuluh menit lalu terparkir di sisi jalanan untuk mengantar mereka pergi ke hutan lindung.
"Fay!" panggil Ibeng dari arah belakang.
Dengan segara Fay pun langsung membalikan tubuhnya, diikuti dengan gerakan Anna yang sama dengan Fay.
"Kamu duduk sama siapa?" tanya Ibeng
"Anna?" Ibeng menjawab sendiri pertanyaannya miliknya.
"Iya!" angguk Fay dengan pasti.
"Bus mana?"
"Masih belum tahu soalnya wali kelas belum kasih info apa-apa!" terang Fay dengan ekspresinya yang terlihat canggung karena sejak tadi Ariel terus memandanginya semenjak datangnya Ibeng dan menyapanya.
Seolah tatapan Ariel pada Fay ingin bertanya siapa Ibeng dan ada urusan apa pada Fay.
Mata Fay memutar ke arah lain. Dia terlalu canggung jika terus ditatap oleh Ariel seperti itu tanpa sebab. Tubuhnya langsung bergerak memunggungi Ariel.
Tak lama waktu berselang seluruh siswa pun bergilir masuk ke dalam bus satu persatu.
Fay duduk berdua dengan Anna sedang Ariel sendiri duduk di belakang Fay bersama dengan temannya yang lain. Dan Ibeng duduk tepat di depan Fay.
"Perhatian semuanya, perjalanan kita saat ini akan memakan waktu yang lumayan agak lama. Dan bagi yang suka mabuk diperjalanan nanti segera siapkan obat kalian masing-masing dan jika yang tak ada bisa meminta pada panitia!"
Semua siswa menganggukan kepalanya setelah salah satu guru yang terbentuk menjadi panitia acara tersebut seolah menjadi tour guide mereka saat ini.
"Wah ... ini sih, liburan paling seru. Semua pada ikut. Apalagi ... ada kakak kelas yang ganteng-ganteng ikut!" seru Anna dengan kegirangan setelah memperhatian siapa saja yang ada di dalam bus. Ternyata tak sesuai dugaan dirinya. Dalam satu bus tak hanya ada satu atau dua kelas namun berbaur.
Fay tertawa kecil. Dia sendiri pun merasa senang karena ini adalah kali pertama dirinya ikut dalam acara seperti itu bersama dengan teman-temannya dan secara tak langsung Ariel pun ada bersama ikut mengikuti acara tersebut. Dia berpikir akan menghabiskan momen bersama dengan Ariel.
"Tahu gak sih Fay, kalau di dalam drama-drama yang pernah aku nonton. Biasanya kalau ada acara seru kayak gini bakalan ada yang nyatain cintanya sama cewek yang dia suka!" celoteh Anna.
Dia sengaja mengatakan hal itu demi memancing Ariel yang ada di belakang Fay.
Wajah Fay hanya tersenyum dengan kepala yang menatap ke jendela bus dengan segala harapan apa yang dikatakan Anna ada benar. Dia pun berharap jika nanti Ariel lah yang menyatakan cinta padanya.
Dari arah belakang Ariel dapat melihat senyumannya Fay melalui pantulan kaca jendela bus dari belakang. Ariel pun tersenyum bersama diam-diam.
sesampainya di tempat perkemahan. Seluruh siswa memasang tenda mereka masing-masing peregu. Di mana dalam regu tersebut hanya ada tiga orang saja. Fay sendiri satu kelompok dengan Anna dan Putri teman satu kelas mereka.
Selesai mendirikan tenda ketiganya sejenak untuk beristirahat sambil bersantai di depan tenda.
"Ah ... akhirnya selesai juga!" seru Anna yang merasa hal yang sangat melelahkan dalam mendirikan tenda walaupun dibuat secara bersama-sama.
Anna meluruskan kakinya.
"Sebentar lagi sore, pasti acara semakin rame nih!" seru Putri yang sudah tak sabar.
"Iya, pastinya. 'Kan acara paling utama yang disukai nanti malam!" sahut Anna.
"Kamu mau ikutan 'kan Fay acara post to post itu?" sambung Anna bertanya pada Fay.
Fay hanya mengangkat kedua belah bahunya. "Ya, memang semuanya memang harus itu 'kan!" jelas Fay seraya menoleh ke arah Anna yang ada di samping kanannya.
Seketika saja jantungnya langsung berdegup kencang ketika Ariel datang berjalan ke arahnya dengan membawa tiga buah amplop yang akan diberikan pada ketiga gadis itu.
Napas Fay seakan terhenti seketika saat Ariel benar-benar berhenti tepat di depannya dan meski hanya dalam waktu beberapa detik saja keduanya sempat saling tatap satu sama lain yang membuat Fay menjadi tersipu malu.
"Ada apa?" tanya Putri pada Ariel.
"Ini!"Ariel memberikan tiga amplop itu ke arah Putri.
"Nanti malam jam sembilan ada acara utama, jadi harap semuanya ikut!" tutur Ariel dengan yang terlihat sangat acuh pada Fay.
"Iya, kita semua udah tahu kok!" sahut Putri seraya memberikan dua amplop itu pada Anna dan juga Fay satu persatu.
Di dalam amplop itu terdapat beberapa rangkaian acara yang akan berlangsung selama perkemahan ini dan nama-nama panitia siapa saja yang ikut serta dalam mengurus acara ini.
"Kamu jadi panitia juga?" tanya Anna dengan pandangan yang sangat sinis pada Ariel.
Mendengar Anna yang berani bertanya seperti pada Ariel membuat Fay semakin ingin tahu alasan Ariel mengajukan diri menjadi panitia. Pasalanya dia tahu jika Ariel tak pernah ikut dalam kegiatan sekolah yang baginya sangat merepokan.
"Iya, kalau kalian ada hal yang mau ditanyain atau ada sesuatu hal langsung ke aku aja!" katanya yang seraya berlalu tanpa pamit terlebih dahulu.
Seperginya Ariel yang sudah memunggunginya. Fay terlihat begitu sangat menikmati pandangannya ke arah punggung Ariel yang terlihat tegap dan bidang yang perlahan menjauh dari dirinya.
Meskipun begitu jantungnya masih saja berdetak yang paling keras sama seperti di mana dirinya baru pertama kali mulai menyukai Ariel yang selalu membuat harinya menjadi sangat lebih berwarna.
Dalam satu tarikan napasnya Fay tersadar jika Anna sedari tadi sedang menatap dirinya dengan tatapan yang mengejek.
Fay memajukan bibirnya sedikit. Dia merasa kesal atas ejekan Anna yang secara diam-diam itu.
Dalam tatapannya Anna tersenyum kecil diam-diam sambil menggelengkan kepalanya. Dia masih saja tak habis pikir pada Fay yang begitu lugunya dapat menyukai seorang pria yang sangat dingin sekali.
Anna kembali mengejeknya dengan mengangkat satu alisnya sambil menunjuk dengan pandangannya ke arah Ariel yang berada jauh dari mereka.
Fay hanya mengangkat kedua bahunya. Keduanya hanya melakukan itu dengan diam. Anna juga tak ingin Putri mengetahui jika Fay menyukai Ariel. Atau memang sebenarnya Putri tahu hanya saja dia seolah acuh karena itu bukanlah urusan untuknya.
Ketika keduanya sedang asyik saling goda satu sama lain. Dari kejauhan Ariel menoleh ke arah Fay yang sedang tertawa kecil dengan Anna.
Saat itu tawa Fay yang terlihat dari kejauhan mampu membuat jantungnya berdetak kencang dan membuat bibirnya diam-diam tersenyum renyah tanpa dia sadari. Baginya melihat senyuman Fay membuatnya menjadi terasa hangat.