"Ini pake!" kata Ariel yang membuat Fay sendiri terkejut. Dia tak menyangka jika Ariel akan datang lagi padanya dengan membawakan banyak perlengkapan untuk dirinya.
Ariel gegas menaruh jaket miliknya di atas kedua paha Fay untuk menutupi kakinya juga memberi Fay air hangat dan makanannya.
"Kamu minum ini supaya badan kamu gak terlalu dingin!" kata Ariel.
Fay malah terkesima sendirian. Dia sendiri sangat tidak menyangka jika dirinya akan diperlakukan layaknya seorang putri oleh Ariel pada pertemanan merek berdua menurut Fay sedang tak baik-baik saja.
Apa karena sedang tak ada Serena jadi Ariel seperhatian ini pada dirinya? Pikir Fay.
Fay mencoba untuk menepis jauh pikiran itu dan berusaha untuk menikmati momen itu dengan baik.
Usai selesai menghabiskan semuanya Fay hendak keluar dari tenda UKS karena mendengar suara gemuruh dari luar. Sepertinya sudah ada beberapa peserta yang berhasil kembali ke perkemahan lebih dulu.
"Kamu mau ke mana?" tahan Ariel yang gegas mencekal lengan Fay seolah dia tak ingin ditinggalkan oleh Fay sedetik saja.
"Di luar udah ada yang pada pulang, mungkin itu Anna dia pasti lagi ...."
"Kamu duduk aja!" Ariel menarik tangan Fay hingga dirinya terduduk kembali di sebuah kursi lipat dan membenarkan jaket yang hampir saja terjatuh dari kedua paha Fay.
"Nanti biar aku kasih tahu Anna aja kalau kamu ada di sini. Kaki kamu masih harus diistirahatkan Fay. Nanti lama sembuhnya!" kata Ariel yang terdengar sangat beralibi sekali di telinga Fay.
Mendapatkan perlakukan itu dari Ariel membuat Fay menjadi senyum-senyum sendiri secara diam-diam dengan memalingkan wajahnya dari Ariel agar tak ketahuan.
Keduanya masih saja di dalam tenda UKS sampai tiba-tiba Anna datang mengejutkan keduanya.
"Fay!" panggil Anna ketika membuka tirai tenda dengan tubuh yang sedikit terbungkuk dan dengan kepala yang masih lebih dulu.
"Ah, Anna?" Fay merasa momen kebersamaannya dengan Ariel akan segera berakhir saat itu juga.
"Kamu gimana kakinya?" tanya Anna yang gegas menghampiri Fay dengan wajahnya yang sangat khawatir.
"Aku udah baikan kok, semuanya udah gak apa-apa!" kata Fay dengan sedikit tertawa.
"Aku keluar dulu!" pamit Ariel dengan wajah yang lurus.
Anna menoleh dan menatap punggung Ariel dengan tatapan curiga.
"Kalian dari tadi di sini berduaan aja?" tanya Anna dengan tatapan yang mencurigakan.
Fay menganggukan kepalanya dengan polos.
Anna semakin penasaran dengan tatapannya.
"Kenapa sih?" tanya Fay yang mulai risih dengan tatapan Anna barusan.
"Kok bisa?" heran Anna.
Fay hanya menggelengkan kepalanya. Bukan hanya Anna saja yang bingung Fay sendiri pun tak tahu dan tak mengerti kenapa Ariel dihari ini dia bisa seperhatian itu dirinya.
"Kalian gak diem-diem pacaran di belakang aku 'kan?" tanya Anna lagi dengan tunjukan jari tangan yang menuduh wajah Fay dengan wajah layaknya seorang detektif.
"Dih, pikiran apaan sih itu!" tepis Fay dengan segera.
"Udah ah, bantu aku keluar dari sini!" pinta Fay dengan mengulurkan tangannya dengan meminta tolong agar dibantu untuk berdiri.
"Kamu gak minta tolong sama Ariel aja?" goda Anna.
"Anna ... apaan sih!" Fay menjadi tersipu dengan kedua pipinya yang memerah.
Fay dan Anna pun keluar dari tenda UKS dan ikut berkumpul dengan lainnya yang sedang duduk mengeliling sebuah api unggun besar yang menyala.
"Wah ... seru banget!" seru Fay dengan wajahnya yang sangat ceria ketika baru saja keluar dari tenda ketika melihat semua teman-temanya yang lain sudah berada di sana.
Dari kejauhan Ibeng melihat Fay yang sedang dipapah oleh Anna dia pun dengan segera membantunya untuk mencarikan tempat duduk untuk Fay yang terletak di tempat dia terduduk tadi dengan membawakan kursi agar Fay duduk nyaman dan tak menyakiti kakinya yang sedang terluka.
Diwaktu yag bersamaan Ariel yang hendak juga memapah Fay nyatanya dia telah kalah start dari Ibeng dan langsung mengurungkan niatnya dengan penuh rasa kekesalan pada dirinya sendiri karena kalah cepat dari Ibeng.
"Apa gak apa-apa aku duduk di sini?" tanya Fay ketika dia disediakan sebuah kursi padahal teman-temannya yang lain terduduk lesehan di rerumputan malam.
"Kamu 'kan lagi sakit kakinya. Mana bisa duduk di bawah gitu!" kata Ibeng yang membenarkan jaket yang menutupi kaki Fay. Itu masih jaket milik Ariel yang tak lepas dari pegangan Fay dan Ibeng tak mengetahuinya sama sekali.
"Udah nurut aja kenapa sih!" ujar Anna yang berdiri di belakang Fay yang sedari mengamati wajah reaksi Ariel ketika melihat Fay yang sedang diperlakukan oleh Ibeng dengan baik.
Anna tersenyum kecil. Dia merasa puas atas kesengsaraan di hati Ariel.
Acara api unggun pun dimulai.
Seluruh peserta menyanyikan lagu-lagu yang mereka sukai dan Ariel yang mengiringi mereka bernyanyi dengan sebuah gitar di tangannya.
Suasana malam ini terkesan sangatlah menyenangkan dan benar-benar akan meninggalkan sebuah kenangan yang sangat berarti untuk Fay sendiri.
Fay begitu terpesona ketika melihat Ariel yang sangat mahir dalam memainkan gitarnya. Terlihat jika Ariel memanglah seorang siswa yang paling pandai bermain musik.
Disaat itu keduanya tak sengaja saling tatap satu sama lain dalam waktu beberapa detik saja. Hal itu tentu saja langsung membuat jantung Fay berdetak sangat hebatnya namun juga memberikan rasa kebahagiaannya tersendiri untuk Fay.
Lesung pipi milik Ariel begitu sempurna ketika dirinya sedang tersenyum.
Benar-benar hal sangat menyenangkan.
***
Keesokan harinya.
Dipagi harinya dengan udara yang terasa sangat menusuk kulit hingga ke pori-pori. Fay keluar dari tendanya meninggalkan Anna dan Putri yang masih terlelap dalam mimpinya yang indah.
Sambil tertatih-tatih Fay merayap keluar dan duduk di tepat di depan tendanya dengan memandangi beberapa temannya yang sedang sibuk dengan kesibukan mereka sendiri.
Fay sudah bisa menekuk lututnya. Jaket milik Ariel masih dipegangnya dan masih juga digunakan untuk melindungi kakinya.
"Kamu kenapa keluar dari tenda pagi-pagi gini?" tanya Ariel yang tiba-tiba saja datang tanpa permisi dan mengejutkan Fay.
"Ah? Kamu kenapa datang dari situ? Bikin kaget aja!" seru Fay dengan tubuh yang terperanjat juga sambil mengelus dadanya yang hampir saja melepaskan jantung di dalamnya.
Ariel membungkuk dan memberikan sebuah botol minum dengan susu hangat rasa coklat pada Fay.
"Ini biar badan kamu gak dingin!" katanya.
Dengan wajah yang ragu-ragu Fay menerimanya dan menaruhnya di atas tikar.
"Minum sampai habis! Jangan sampe kamu sakit karena acara ini. Nanti orangtua kamu marah sama panitia acara kalau sampai sakit!" katanya yang tiba-tiba saja berubah bernada ketus lagi.
Fay mengerutkan keningnya. Dia merasa jika Ariel baru saja bersikap ketus lagi padanya tak seperti semalam tadi.
"Iya!" timpal Fay yang membalasnya dengan nada ketus juga.