Chereads / Sweet Love Milik Fayolla / Chapter 8 - Napas Buatan Ariel Untuk Fay

Chapter 8 - Napas Buatan Ariel Untuk Fay

Terus kamu mau Fay mati gitu aja?!" geram Anna yang merasa kesal karena Serena selalu saja ikut campur dalam urusannya dan selalu saja membuat Fay tersiksa sendiri.

Mati?!

Tanpa ragu dengan segera Ariel menempelkan bibirnya ke arah bibir Fay dan membuat napas buatan seperti yang pernah dia pelajari sebelumnya.

Terlihat wajah kekecewa dan kecemburuan yang sangat dalam diwajah Serena ketika melihat Ariel dengan begitu jelas meletakan bibirnya di atas bibir Fay. Tangannya terkepal erat.

Begitu pula dengan Ibeng yang langsung menghelakan napas kekesalannya dengan wajah yang penuh akan rasa kecewa. Dia kecewa pada dirinya sendiri karena tadi sudah kalah start dari Ariel. Jika saja dirinya yang lebih dulu lebih dekat dengan Fay maka dirinyalah yang mungkin saat ini akan menyelamatkan Fay.

Beda lain dengan Anna. Dia malah diam-diam tersenyum dengan setengah wajahnya yang ditutupi oleh telapak tangannya. Dia tak ingin dilihat oleh orang lain jika dirinya sebenarnya sangat menikmati adegan itu.

"Uhuk ... uhuk ... uhuk ...."

Fay tersadar dengan napas yang terbatuk-batuk sambil mengeluarkan banyak air dari dalam tubuhnya.

Fay memegangi dadanya yang terasa sakit namun berangsur membaik karena semua air sungai yang ada di dalam tubuhnya keluar seluruhnya melalui muntahannya.

Ariel langsung menghela napas panjangnya. Dia sangat bersyukur jika Fay ternyata baik -baik saja. Dia terduduk lemas di samping Fay yang sedang kebingungan karena banyak orang yang mengerubuni dirinya dengan senyuman yang membingungkan.

"Ampun deh, kamu Fay!" seru Anna seraya mendekatinya dan langsung memeluknya dengan perasaan yang sangat bersyukur.

"Maaf ya!" seru Fay yang tak tahu harus mengatakan apalagi saat ini. Dia masih bingung. Dia hanya ingat ketika dia terjatuh di tengah aliran sungai untuk melihat ikan yang bagus.

Fay baru tersadar jika di sampingnya tadi seorang pria tapi ketika dia menoleh ke arah sana tak ada seorang pun.

Da hanya melihat sebuah jaket yang dia kenal ada di atas tubuhnya.

"Ya udah kita balik lagi ke tenda aja yuk!" ajak Anna.

"I-iya!" angguk Fay sambil menoleh ke sana kemari mencari sang pemilik jaket namun tak ada di pandangannya.

Fay pun gegas kembali ke tenda dengan kaki yang sudah tak lagi keram. Usai mengganti pakaian basah dengan pakaian keringnya dia pun segera menjemur sebuah jaket yang tadi dia temukan di atas tubuhnya di samping tendanya.

"Ini jaket siapa An?" tanya Fay merasa yang tak asing namun dia tak ingat siapa pemiliknya.

Mendengar pertanyaan Fay. Anna malah hanya tersenyum sendiri yang tengah duduk sendiri di depan pintu tenda mereka.

Fay merasa penasaran kenapa Anna malah tersenyum mesem-mesem seperti itu sendirian. Dia pun gegas berjalan mendekati Anna dan membiarkan si jaket itu kering dengan sinaran teriknya matahari.

"Kamu ditanya kok, malah senyum-senyum gitu sih?" tanya Fay heran.

"Kamu gak inget itu jaket punya siapa?" Anna malah bertanya kembali pada Fay dan berharap jika Fay sendirilah yang menyadarinya.

Fay terdiam dalam lamunannya. Ia mencoba untuk mengingat-ingat siapa pemilik si jaket berbahan jeans itu.

Namun masih saja dia belum ingat itu milik siapa.

"Siapa?" tanyanya lagi.

"Dia yang nyelamatin kamu tadi di sungai loh, masa kamu gak tahu!" kata Anna yang memberinya sebuah clue.

"Hah?" Fay tak menyangka.

"Kak Ibeng?" tebaknya.

"Kok, malah Kak Ibeng sih? Tuh, lihat! Dia masih pake baju yang sama waktu kita pergi ke hutan. Gak basah dak ganti juga!" terang Anna yang menunjukan jika tebakan Fay sudah salah.

Fay mengerungkan matanya dengan mengerutkan dahinya. Dia benar-benar tak ingat dan tak tahu siapa yang sudah menyelamatkan dirinya juga siapa pemilik jaket itu.

"Tuh orangnya!" tunjuk Anna pada Ariel sedang bertelanjang dada sambil menjemur baju kaosnya di atas tendanya berharap jika kaosnya ini dapat segera kering.

"Kasihan banget dia. Gak ada baju lagi tapi bajuny basah cuma buat nyelamatin cewek yang malah gak inget sama dia!" sindir Anna sambil menggelengkan kepalanya seolah dia sedang prihatin pada nasib Ariel saat ini.

"Dih, kamu mah kok gitu sih An!" senggol Fay pada pundak Anna.

"Ya, kamu gak kasihan gitu sama dia. Tuh, lihat! Dia sampai gak ada baju gitu!" tunjuk Anna lagi dari kejauhan.

Fay berusaha melindungi pandangannya agar tetap suci berbeda dengan Anna yang sudah terbiasa.

"Sana ucapin rasa terima kasih kamu sama dia!" suruh Anna.

"Bukannya kamu bawa baju kaos banyak ya? Kasih pinjem sana!" sambung Anna yang memberikan inisiatif pada Fay supaya mau berterima kasih dengan segera pada Ariel.

Anna hanya melihat Fay yang kebingungan.

"Cepetan! Nanti keburu sama Serena lagi!" pancing Anna.

Dan ternyata sangat berhasil. Dengan segera dan secepat kilat Fay masuk ke dalam tenda untuk mengambil kaos yang diakira-kira akan pas di tubuh atletis Ariel. Setelah itu dia dengan segera datang menghampiri Ariel.

Dengan langkahnya yang perlahan Fay berjalan mundur ke arah Ariel.

"Riel!" panggil Fay malu-malu sambil memegangi erat baju kaos yang ada di tangannya itu.

Ariel sangat terkejut ketika mendengar suara Fay terlebih ketika melihat punggung Fay yang membelakanginya. Dengan segera dia menarik handuknya dan berusaha menutupi tubuh bagian atasnya dengan handuk.

"I-ini!" seru Fay sambil menjulurkan tangannya yang sedang memegangi baju kaos pada Ariel.

"Hah?" bingung Ariel ketika melihat Fay menyodorkan sebuah kaos berwarna putih bergambar sebuah beruang dan panda.

"Ini pakai sebagai tanda terima kasih tadi kamu udah selamatin aku!" kata Fay yang masih saja tak ingin melihat ke arah Ariel.

Tanpa ragu Ariel langsung mengambilnya dari tanganya Fay dan gegas memakainya.

Lucu. Itu yang pertama ada di pikiran Fay ketika memikirkan Ariel mengenakan kaos miliknya yang sudah lama beli namun hanya baru satu kali dipakai itu.

"Aku udah pakai!" kata Ariel dengan tangan yang bertolak di kedua belah pinggangnya.

Fay pun perlahan bergerak membalikan tubuhnya menghadap Ariel.

Fay tersenyum diam-diam. Dia mengulum bibirnya ke dalam. Dia tak ingin Ariel melihatnya tersenyum karena penampilannya saat ini.

"Cukup!" kata Fay.

Ariel mengangguk setuju.

"Nanti kalau baju udah kering aku kembaliin lagi ya!" kata Ariel yang merasa tak enak.

"Ah? Gak usah. Udah buat kamu aja. Lagi itung-itung sebagai tanda terima kasih." Fay berpikir untuk berikan saja kaos itu pada Ariel. Toh dia tak pernah memakai kaos itu. Terlebih dia harus memberikan reward pada seorang penyelamat hidupnya ini.

"Oh ya, nanti kalau jaket kamu udah kering aku kasih ya!" kata Fay yang teringat jika ada dua milik Ariel pada dirinya.

"Iya!" jawab Ariel singkat.

Keduanya kehilangan kata-kata dan membuat mereka saling tertunduk satu sama lain.

"A-aku ... pergi dulu ya!" pamit Fay dengan menunjuk ke arah tendanya.

Ariel mengangguk iya.