Fay terduduk dengan napas yang terengah-engah di bangkunya. Saat itu Anna datang menyusulnya dengan gelak tawa yang tiada henti.
"Cieh... yang malu-malu!" ejek Anna dengan menunjuk tegas pada Fay.
"Kamu nih, bukannya nolongin malah nambah bikin malu-maluin!" seru Fay kesal.
Anna duduk di samping Fay sambil menyimpan tas di belakang punggungnya.
"Aku tuh, nolongin kamu. 'Kan jadinya dipagi-pagi gini kamu udah ketemu sama ayang kamu!" kata Anna dengan tertawa senang. Baginya kisah asmara Fay lebih menyenang dari pada dia menonton sebuah drama.
"Awas ya, kamu kalau gitu lagi. Kita gak temanan lagi!" ancam Fay. Anna hanya mengangguk dalam tawanya.
Dijam isirahat.
Fay dan Anna pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.
"Kenapa kita malah gak satu kelompok sekarang ya?" keluh Anna sambil meletakan dagunya di atas meja dengan raut wajah yang kesal.
"Ya, udahlah. Lagian mau satu kelompok atau gak tetep aja sama-sama ngerjain tugas kita!" kata Fay yang masih saja bisa santai dan sambil melahap makanan miliknya yang tadi sudah dipesannya.
"Kamu enak pasti bisa ngerjain semuanya. Lah, aku? Satu kelompok sama anak-anak yang pemales gitu. Pastilah bakalan kerja sendiri!" kata Anna yang merasa menjadi orang yang paling tidak beruntung dalam kelompok belajarnya untuk tugas minggu depan.
"Udah, kita makan aja deh!" ajak Fay yang menyodorkan semangkuk baso yang sudah dipesan oleh Anna namun malah begitu saja dianggurkan olehnya.
Anna dan Fay tampak sangat menikmati makanan siang mereka hari ini. Terlihat tadi pagi mereka sudah merasa menderita karen pelajaran matematika yang sudah sangat memusingkan otak mereka.
"Hay!" sapa Ibeng yang datang dan gegas duduk di samping Fay ketika mereka berdua baru saja selesai makan.
"Kak Ibeng? Yah... telat datangnya. Kita tadi makan bakso!" seru Anna sambil tersenyum.
Ibeng tersenyum.
"Wah, gak bagi-bagi nih!" canda Ibeng.
"Eh ya, nanti kalian ada waktu gak nanti jam pulang sekolah?" tanya Ibeng sambil memasang wajah serius. Tentu saja hal itu membuat wajah kedua gadis itu menjadi ikut serius juga.
"Kenapa memangnya Kak?" tanya Fay penasaran.
"Aku sama teman-teman anak kelas tiga lainnya mau adain event cosplay di Mall!" jelas Ibeng. Dia pun tak lupa sambil menyodorkan dua kertas brosur pada keduanya.
"Ih... seru nih!" seru Fay yang terlihat sangat tertarik dengan event yang baru saja dikatakan oleh Ibeng barusan.
"Kamu mau ikut gak An?" Tanya Fay yang terlihat lebih sangat antusias dari pada Anna.
Anna menggelengkan kepalanya. "Aku sebenarnya emang pengen ikut. Tapi, hari ini 'kan aku ada jadwal privat Fay!" terang Anna dengan perasaan dan raut wajah yang menyesal karena tak dapat datang dan menemani Fay ke acara yang dia sendiri juga sukai.
Fay terdiam. Dia bingung harus mengajak siapa untuk pergi ke sana.
"Kamu mau ikut Fay?" tanya Ibeng menatapnya.
Fay mengangguk iya.
"Ya udah, nanti kita pergi bareng aja dari sekolah aja, gimana?" tanya Ibeng. Melihat Fay yang terlihat antusias ingin ikut dengannya Ibeng sangat senang. Dia tersenyum diam-diam.
Fay mengangguk senang. Dengan segera dia mengeluarkan ponselnya untuk meminta izin pada orangtuanya jika dia akan pulang terlambat untuk menonton acara cosplay di Mall.
"Ya... andai aja jadwal privat aku besok. Aku juga pengen banget ikut!" iri Anna. Namun dia tak dapat bisa berbuat apa-apa. Dia tak bisa membantah kedua orangtuanya yang sudah memporsi semua kegiatannya juga kehidupannya demi masa depan miliknya kelak.
Sedangkan Fay sendiri adalah termasuk anak yang terkesan dibebaskan namun tidak juga terlalu bebas. Dia tidak mendapatkan privat dari kedua orangtuanya karena nilainya yang tak tidak dijadikan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan anaknya.
"Nanti aku lihatin foto-fotonya ya!" ejek Fay.
Dijam pulang sekolah Anna dan Fay berpisah karena mereka tak bisa pulang bersama seperti biasa.
"Dadah... yang mau nge-date sama Kak Ibeng!" ejek Anna pada Fay. Pundaknya menyenggol tubuh Fay. Anna sangat senang membuat Fay kesal dalam candaannya.
"Apaan sih An, aku 'kan ke sana memang gak ada teman. Kamu juga gak bisa ikut!" terang Fay yang sama sekali tak berniat untuk mengatur akan perginya melihat event cosplay itu sebagai pergi kencannya merek berdua.
"Iya deh iya!" angguk Anna ketika melihat Ibeng sudah ada di ujung jalan dengan melambaikan tangannya pada dirinya dan juga Fay.
"Tuh, lihat!" Pangeran Kakak kelas kamu udah datang siap antar kamu!" tutur Anna sambil menunjuk ke arah Ibeng dengan pandangannya.
Dari kejauhan Ariel menatap Fay yang baru saja dihampiri oleh Ibeng dengan matanya yang memicing kesal. Terlihat dengan sejelas jika Fay memberikan Ibeng sebuah senyuman yang sangat indah. Itu tidak adil pikirnya.
"Yuk!" ajak Ibeng.
"Dadah...."
Fay dan Anna sambil melambaikan tangan mereka satu sama lain.
Setelah melihat Fay dan Ibeng menjauh dari Anna dengan segera Ariel mendatanginya ketika hendak pergi.
"Anna tunggu!" panggil Ariel yang langsung menghadang langkah kaki Anna seketika.
"Ada apa?" tanya Anna terkejut dengan kening yang berkerut.
"Fay, tadi sama Kakak kelas itu mau pulang bareng ya?" tanya Ariel sambil menatap punggung Fay yang semakin menjauh darinya berdiri.
Anna tersenyum memikirkan sesuatu. "Iya!"
"Kenapa?" tanya Anna dengan mendongakkan kepalanya ke arah Ariel yang lebih tinggi dari dirinya.
Ariel terdiam seolah di dalam kepalanya sudah kehabisan kata-kata untuk dia ucapkan.
"Mereka pulang bareng. Tapi, tadi Kak Ibeng ajakin Fay nonton pertunjukan cosplay di Mall kemarin kita nonton itu!" terang Anna dengan gestur yang berharap jika Ariel akan cemburu pada Ibeng dan mulai mengaku cinta pada Fay.
"Ke Mall? Nonton pertunjukan cosplay?" Ariel malah terlihat heran.
"Kamu gak tahu ya, kalau Fay itu suka sama hal yang berbau jepang. Dia juga suka kalau nonton pertunjukan cosplay!"
"Makanya tadi Kak Ibeng ajak! Kayaknya di sana juga dia mau nyatain cintanya gitu aku dengar dari teman-temannya!" Anna sengaja menambahkan bumbu-bumbu kebohongan agar Ariel semakin dirasuki perasaan kecut dalam hatinya dan segera mengakui jikalau dirinya memang benar membalas perasaan Fay selama ini.
Ariel seketika terkesiap mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Anna. Akan tetapi dia berusaha untuk tetap tenang. Dia tak ingin gegabah. Dia harus membuktikannya sendiri terlebih dahulu.
Ariel terdiam. Anna malah semakin menjadi. Dia melirik dan menatap Ariel lebih dekat..
"Kenapa Riel?" tanya Anna dengan tatapan senang.
Ariel mendelikan matanya pada Anna dan langsung pergi begitu saja.
Anna terkikih sendirian karena sepertinya dia telah berhasil dalam membuat kebohongannya dan membuat Ariel merasa kebakaran jenggot jika Fay akan mendapatkan pengakuan cinta dari Ibeng. Pria yang diam-diam sudah menjadi saingannya.