Chereads / Sweet Love Milik Fayolla / Chapter 9 - Pergerakan Perasaan

Chapter 9 - Pergerakan Perasaan

"Ciyeh ... yang baru aja ketemu sama ayangnya!" seru Anna menggoda Fay setibanya duduk di depan tenda.

"Ih, Anna apaan sih!" wajah Fay memerah tersipu malu yang bercampur aduk dengan perasaan senangnya.

"Jadi, kalian gimana?" tanya Anna.

"Gimana apanya?" bingung Fay dengan pertanyaan dari Anna.

"Ya ... itu kamu sama Ariel gimana. Apa masih saling diem-diem aja atau udah ada pergerakan baru?" Anna memperjelas maksud dari pertanyaannya ini.

"Ya, gak gimana-gimana. Lagian itu cuman kecelakaan. Dan kalau itu nimpa di kamu juga Ariel pasti nolonginlah. Dia 'kan memang jago renang!" tutur Fay yang sebenarnya dia sedang menyembunyikan perasaan akan harapannya itu. Dia hanya tak mau kembali kecewa oleh angannya sendiri yang terlalu tinggi.

"Yakin? Tapi, dia gak akan mungkin kasih aku napas buatan. Kayak dia kasih napas buatannya ke kamu!" ujar Anna yang mengingat bagaimana Ariel menyelamatkan Fay di sungai tadi.

"Hah? Napas buatan?" kaget Fay hingga terperanjat dan terduduk dengan tubuh yang menegang.

Anna menganggukan kepalanya dengan senyuman yang penuh arti.

"Kamu gak lagi bercanda sama aku 'kan Anna?" tanya Fay dengan tatapan penasaran.

Anna menggelengkan kepalanya dengan senyuman yang sama.

"Seriusan An?" mendekatkan tubuhnya ke arah Anna. Dia ingin tahu dengan jelasnya bagaimana dan kenapa bisa terjadinya adegan napas buatan itu.

"Ciyeh ... itu kalau dalam drama udah masuk ke first kiss tuh Fay!" kata Anna dengan mencolek dagu belah milik Fay.

"Apaan sih An. Eu ... orang dia, dia cuma nolongin doang!" seru Fay yang tak bisa menyembunyikan wajah senangnya dan juga perasaan senangnya setelah mengetahui ternyata di sungai tadi Ariel memberikannya sebuah napas buatan yang memang artinya itu adalah sebuah ciuman pertamanya.

Dan, ciuman pertamanya dia miliki tepat dari seorang pria yang selama ini dia sukai. Ariel.

Ini adalah sebuah anugrah. Tidak ini adalah sebuah hadiah dari dewi cinta untuknya atas kesabarannya dalam menahan perasaannya pada Ariel selama ini.

"Fay, kering tuh bibir nanti bisa iritasi kalau digesek-gesek gitu!" kata Anna ketika melihat Fay yang sedang melamun sambil memegangi bibirnya yang baru saja mendapatkan napas buatan dari Ariel.

"Ih!" Fay dengan segera menjauhkan tangannya dari bibirnya.

"Tapi, kamu jangan seneng dulu. Tuh, inget si Serena. Dia masih aja ngejar-ngejar pangeran kamu!" kata Anna sambil menunjuk Serena yang sedang duduk di samping Ariel bersamaan dengan teman-temannya yang lain.

Barulah Fay tersadar dari mimpi indahnya. Dia menarik napas panjangnya dan menghelanya dengan perlahan.

"Aku maleslah kalau udah urusan sama dia mah!" kata Fay dengan tubuh yang langsung melemas karena dirasuki oleh perasaan cemburunya ketika melihat Ariel dengan Serena duduk berdampingan.

***

Hari berkemah telah berlalu. Sepulang dari perkemahan Fay sempat demam dan meliburkan diri dari sekolah selama dua hari dan hari ini dia baru saja masuk sekolah.

"Gimana kamu, udah mendingan?" tanya Anna ketika menyambut Fay di gerbang sekolah sambil berjalan menuju kelas.

"Udah lumayan kok. Aku siap buat ikut ulangan matematika hari ini!" kata Fay yang seketika mengingatkan Anna jika hari ini memang ada ulangan harian pelajaran matematika.

"Hah? Iya bener. Aku baru inget. Duh, mana malem gak belajar lagi. Ya ampun ..." sesal Anna sambil memegangi kepalanya dengan kedua telapak tangannya.

Fay merangkul Anna. "Tenang aja. Kita buat contekan rumus aja ya!" ajak Fay yang berusaha menghibur Anna untuk tidak terlalu tegang.

Keduanya pun seraya tergelak dalam tawa mereka.

Di satu sisi. Ariel hari ini baru saja datang dengan tubuh yang kurang fit dengan wajahnya terlihat pucat.

"Ariel kamu lagi sakit?" tanya Serena ketika melihat Ariel baru saja memasuki gerbang sekolah.

Ariel menggelengkan kepalanya dan gegas memasuki lingkungan sekolah dengan tatapan yang kurang fokus.

Dijam istirahat Fay pergi ke kantin dengan membawa sebuah tas berbentuk kotak. Sesampainya di katin Fay tidak melihat orang yang akan dia temui.

Kepalanya menoleh ke sana kemari. Melemparkan pandangan ke segala arah.

Bruk!

Tiba-tiba saja Fay tersungkur dan menjatuhkan tas bawaannya ke lantai namun tak membuat isinya menjadi keluar.

"Makanya jangan halangin jalan dong!" bentak Serena yang mengejutkan Fay.

Dengan segera Fay memburu kembali tas miliknya yang sempat terjatuh itu.

Fay tak ingin ribut dengan Serena hari ini. Dia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Serena.

"Eh, tunggu!" Serena menghadang jalanan yang akan dilalui Fay.

Kedua lengannya terlipat dengan dada yang terbusung.

"Kamu pakai cara apa buat deketin Ariel?" tanyanya.

Fay menghela cepat.

"Ser, bisa gak sih. Kamu untuk sebentar aja gak bahas Ariel terus?" ujar Fay dengan nada yang agak tinggi.

"Gak bisa." tegasnya.

"Ya udah itu urusan kamu sendiri aja!" ketus Fay yang merasa tak perlu meladeni Serena yang hanya sibuk dengan mengurusi permasalahan hatinya.

Ketika keduanya sedang berbicara Ariel berjalan melewati keduanya. Maka dengan segera Serena berjalan untuk dapat berjalan di samping Ariel dengan mendorong Fay.

"Ariel tunggu!" panggil Serena dengan wajahnya yang mengejek pada Fay.

Fay hanya diam. Dia tak berani mendekati Ariel jika sedang dekat berada di samping Serena.

Tidak. Bukan takut. Dia hanya tak ingin jika Serena akan berbicara hal yang macam-macam dan membuat dirinya dengan Ariel menjadi salah paham kembali.

Fay pun berjalan ke taman untuk berdiam diri menenangkan diri di sana.

"Kamu kenapa di sini?" Tanya Ariel yang tiba-tiba saja datang dan ada di samping belakang Fay.

"Ariel?" kaget Fay.

"Bukannya tadi kamu sama Serena ke sana?" bingung Fay dengan tangan yang menunjuk arah di mana Ariel menghilang dengan Serena.

"Kamu cari aku?" tanyanya yang berjalan berdiri tepat di depan Fay dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam kedua belah saku celananya.

Fay mengangguk. "Ini!" Dia menyodorkan tas kotak itu pada Ariel.

"Apa?" tanya Ariel dengan kening yagn berkerut.

"Jaket kamu. Aku baru bisa kembaliin hari ini karena kemarin gak masuk sekolah. Maaf!" katanya dengan wajahnya yang terlihat sedikit tersenyum namun tak menghilangkan paras cantiknya sama sekali.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Fay barulah Ariel mau menerimanya dan tas itu telah berganti kepemilikan sekarang.

"Oh, kaos kamu nanti besok aku kembaliinnya!" kata Ariel lagi.

"Gak. Gak usah. Aku 'kan kemarin udah bilang kalau kaos itu buat kamu aja!" tolak Fay dengan segera.

Ariel mengangguk.

Fay menatap wajah Ariel dan mendapati jika Ariel terlihat berwajah pucat.

"Ini!" kata Fay yang kali ini dia menyodorkan sebuah kantong plastik yang berisikan sekotak susu berasa stroberi dan juga ada dua buah roti dengan selai coklat.

"Ini ..." Fay bangkit dari duduknya dan memaksa agar Ariel mau menerima pemberiannya kali ini.

"Ini buat kamu. Semoga kamu cepet sembuh ya!" kata Fay.

Setelah memastikan kantong plastik itu berada di tangan Ariel dengan segera dia pun berlari ke arah kelasnya dengan wajahnya yang menahan senyumannya dengan menggigit bibir bagian bawahnya.