Setelah aku masuk di apartemen, aku tidak merasakan kebahagiaan yang sangat bahagia, kata-kata Rio di restoran tadi kembali terngiang-ngiang dalam otakku. Kata-kata Rio memang sangat meyakinkan dengan cara ia memandangku, memperlakukan ku, dan aku juga bisa berpendapat cara dia mencintaiku. "Aduh Allen, ini baru hari pertama, bagaimana dia sudah terbiasa dengan banyak wanita? Cepat menaklukan hati wanita dengan caranya di restoran tadi? Jangan sampai kamu begitu cepat menyerahkan hati ke Rio!." tiba-tiba bisikan itu datang dari benakku yang paling dalam. Dan yang paling membuatku benar-benar berhenti memikirkan hal-hal yang indah yang ditujukan Rio kepadaku yaitu sikap baik dan pengorbanan yang begitu cepat. Aku takut dia hanya berambisi kepadaku bukan mencintaiku.
Sejenak perasaan senang itu sirna. "Aku tidak boleh jatuh cinta ke Rio, tapi Rio baik dan seperhatian itu. Ingat Allen, kamu belum membutuhkan lelaki! Fokus! Ke masa depanmu! Jangan sampai cinta menghancurkan cita-citamu untuk menjadi orang kaya sirna dan sia-sia."aku berdialog dengan diriku sendiri. Dan itulah kecamuk dalam pikiranku setelah pulang dari makan malam dengan Rio malam itu.
Tiba-tiba rasa kantuk bagaikan hipnotis yang menyuruhku tertidur. Perlahan memberatkan kedua mataku, sedikit demi sedikit membuatku terus mengantuk dan akhirnya aku tertidur di tengah gejolak pikiranku sendiri tentang Rio malam itu.
***
Nada dering handphone ku mengejutkanku, mengganggu mimpiku yang sedang berjalan-jalan ke Perancis bersama dengan Rio. Ah...itu mimpiku akibat terlalu memikirkan tentang Rio.
"Allen…! Bangun!" Teriak Indri menelpon.
"Hmmm, ya ndri.. tumben banget nelpon jam segini" suaraku agak berat karena masih mengantuk.
"Lo. Pergi dinner sama cowok keren! Terus Lo ilang, tanpa kabar! Gimana gue gak khawatir coba sama Lo lenn. Siapa tau Lo sekap Rio di apartemen Lo. Hahaha" ledek Indri.
Tiba-tiba rasa kantuk ku hilang mendengar lelucon Indri panjang lebar seperti itu.
"Astaga, gue bukan Lo kali ndri! Yang sering bungkus cowok ganteng!" Balasku menggoda Indri.
"Astaga Allen. Siapa tau, Lo mau gantiin gue! Kan sekarang gue udah tobat. Semenjak ketemu Samuel. Hahahaha" _ indri mencoba membela diri.
"Yaa...ya. semoga aja gue pinter menyikapi cinta, biar nggak bucin parah kayak Lo ndri…"
"Boleh bucin, lenn asal orang yang tepat."___ indri
"Itu gue setuju. Nanti jam 10 Lo sibuk ndri?"
"Gue lihat jadwal gue dulu" Indri
"Ya, ampun. Sok sibuk Lo ndri".
"Ya begitulah. Nggak ada sih Len free"_ Indri
"Nongkrong nanti ya! Berdua saja!"
"Iyaa"__Indri
"Thanks sahabat aku"
"Ya beb"Indri
"See you"
"See you"_ indri. Indri langsung mematikan telepon.
Sebenarnya aku ingin sekali melanjutkan tidurku. Kebetulan hari ini aku merasa ngantuk banget. Dengan mata yang mulai berat setelah menerima telepon dari Indri. Mataku mencari-cari arah dimana jam dindingku.
"Ya ampun, si Indri nelpon jam tiga pagi. Kayaknya dia baru pulang dari club' deh kayaknya" aku menggerutu ke Indri setelah melihat jam yang menunjukkan jam tiga pagi.
Mataku berat sekali. Namun tanganku malah meraih handphone di sebelah bantalku. Dan setelah handphone itu ku pegang dengan tangan kananku, tangan kiriku malah menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhku dan meninggalkan kedua tangan dan kepalaku saja yang tak tertutupi selimut.
Aku mulai membuka beberapa sosial mediaku. Dan membuka Instagram dan melihat beberapa notifikasi. Terlihat Rio menandaiku di story instagramnya. Dengan mengupload tangan kami berdua. Jangan kau lepaskan dari genggaman ku dan jadilah milikku selamanya. Caption Rio diantara Poto tangan kami berdua.
Rio hanya berani mengupload tanganku saja karena aku belum memberikan kepastian kepadanya. Aku mengerti itu, namun dia berusaha menunjukkan kepada semua teman dan kenalannya kalau dia sudah menemukan tambatan hatinya.
Iya itulah Rio lelaki baik yang ingin terus mencintaiku dan berusaha membuatku bahagia. Namun sekali lagi aku belum bisa membalasnya. Dan aku hanya melihat notifikasi yang di tandai Rio kepadaku.
Setelah melihat handphone dan melihat beberapa video lucu di sosial media. Rasa kantuk mulai hilang. Dan ku putuskan pergi ke kamar mandi untuk sedikit mencuci muka dan membersihkan wajahku dan sedikit merawatnya.
Sekembalinya aku dari kamar mandi aku berjalan ke tempat meja belajarku, membuka laptopku dan mulai membuka beberapa jurnal tentang perkembangan pertanian dunia dan perkembangan laju ekonomi nasional dan internasional. Dan mencocokkan dengan berita hari ini.
Notifikasi di pesan di Instagram terlihat di layar laptopku. Kebetulan aku tidak bisa lepas dari instagram biar ketika aku jenuh membaca beberapa jurnal itu sedikit ku hibur diriku melihat sesuatu di Instagram. Kulihat kak Robert mengirimkan aku pesan lewat DM. Allen besok lusa sibuk nggak?. Pesan kak Robert yang aku bales. Ndk kak, ada apa tumben banget? Jelang beberapa menit kak Robert membalas. Kita bisa ketemu? Soalnya ada yang perlu kakak bahas sama kamu, untuk lebih lanjutnya tujuan kakak nanti kita bahas kalau Allen sama Kakak ketemu aja. Pesan kak Robert. Aku hanya membalas. Siap kak. Dan aku putuskan untuk melanjutkan belajar.
Aku lumayan lama belajar, Sampai pukul enam pagi. Selepas belajar aku membereskan tempat tidurku menyapu apartemen ku dan menyiapkan sarapan untuk diriku sendiri.
Tiba-tiba ada suara orang yang mengetuk pintuku ditengah aku membersihkan apartemen ku. Dan aku langsung bergegas menghampiri orang yang mengetuk pintu apartemen ku.
"Selamat pagi, mbak Allen?" Tanya lelaki yang menggunakan seragam ojek online itu.
"Pagi. Iya" jawabku agak kaget.
"Begini mbak ini ada paket buat mbak!" Terang lelaki itu.
"Iya dari siapa itu kalau boleh tau?" Tanyaku.
"Dari Rio. Mbak" jelas lelaki itu.
"OOO iya makasih, pak" jawabku
"Bisa ditandatangani disini mbak. Sebagai tanda kalau sudah diterima". Imbuh lelaki itu seraya mengarahkan ku untuk menandatangani, kalau aku menerimanya.
Kali ini aku lebih tenang dan tersenyum melihat hadiah kiriman dari Rio. Soalnya dia mengirimkan aku sate Padang, soto Betawi, coklat dan buket bunga mawar yang indah banget.
Aku hanya tersenyum-senyum sendiri melihat kiriman perhatian dari Rio sepagi ini. Dan aku melihat ada tulisan di buket bunga itu yang bertuliskan aku ingin menjadi orang pertama yang membuatmu tersenyum sebelum kamu beraktivitas hari ini dengan caption cinta.
Setelah aku menerima paket dari ojek online itu. Aku langsung pergi menaruh sate Padang dan soto Betawi itu ke dapur dan menaruh bunga dan coklat diatas ranjangku. Jelang beberapa saat Rio menelpon.
"Hai.. pagi" sapa Rio
"Hai… astaga ngapain pagi-pagi udah repot begini?" Tanyaku langsung. Karena aku merasa tidak enakan sama Rio.
"Kok ngomongnya gitu? Gak suka ya?" Tanya Rio.
"Suka. Tapi kenapa pagi-pagi udah repot begini?" Tanyaku untuk menjelaskan maksudku.
"Ndk repot lenn. Tau sendiri kan bukan aku yang nganterin!" Rio dengan nada lembut.
"Iya. Tetep aja ngerepotin kamu, iooo" aku juga membalasnya pelan.
"Kalau di repotin kamu. Aku ndak masalah lenn."rio lembut Sekali
"Tapi kalau orang lain baru aku merasa di repotin" jelas Rio, dengan nada mencoba bercanda untuk mencairkan percakapan kami.
"Iya. Makasih ya" aku dengan tertawa kecil.
"Iya sama-sama" imbuh Rio.
"Itu makanan dihabisin ya, nanti mubazir kalau gak dihabisin!" Pinta Rio.
"Iyaaa" jawabku.
"Nanti ku telpon lagi. Aku mau meeting dulu"_ Rio
"Iyaa, semangat" kataku
"Iya, makasih. By.. lenn" katanya dan mematikan telepon.
Mulai dari pagi aku dibangunkan Indri yang kepo tentang Rio, dan paginya di kirim kan hadiah kejutan dan perhatian dari Rio. Rio benar hadir kehidupanku di tengah kesendirianku. Dan aku memutuskan untuk sarapan. Dan bersiap-siap mau keluar dan nongkrong bersama Indri.