Sarapan dengan hadiah kiriman Rio sedikit jauh lebih tambak enak. Sate padang dan soto Betawi ini memang sudah enak. Namun memakan makanan dari orang yang mulai aku suka sedikit menambah rasa enaknya. Karena bahagia. Setiap suapan dan mengunyah makanan ini seperti menghadirkan kebahagiaan tersendiri. Hehehe.
Apakah ini namanya bahagia? Atau ini namanya percikan cinta?. Entahlah memang sulit mendefinisikan itu cinta namun yang jelas definisi cinta hanya seolah tentang bahagia. Setidaknya ini menurutku.
Setelah memakan semua hadiah dari Rio. Segera aku membersihkan mulut. Ya aku mau keluar bersama Indri. Jadi aku tidak nyaman jika keluar rumah dengan sedikit sisa-sisa makanan yang ada di mulutku.
****
"Allen. Jadikan hari ini kita keluar? Tanya Indri melalui telepon.
"Ya. Ndri!" Jawabku
"Mau nongki di mana?" Tanya Indri.
"Di mall aja kali.ya? Tanyaku sekaligus mengajak Indri.
"Ya.. bagus dah. Sekalian kita karaokean di sana. Udah lama kan kita nggak karaokean!" Ajak Indri antusias.
"Aku jemput? Tanya Indri lagi
"Ya dong. Biar langsung jalan" kataku.
Arah apartemen ku dengan jalan ke mall memang searah dan lebih dekat jika Indri datang dari apartemennya. Makanya Indri langsung mengiyakan ketika aku menyuruhnya untuk menjemput ku.
Sembari menunggu Indri datang menjemput ku. Aku menunggu Indri dengan memilih-milih dress yang akan aku kenakan dan sedikit berdandan. Supaya Indri ketika datang kita langsung berangkat. Dan tidak perlu menungguku. Soalnya kalau sampai membuat Indri menunggu itu bakal diomelin terus sama Indri yang membuat aku menjadi sedikit risih kalau di omelin Indri. Soalnya Indri kalau udah sebel itu seperti emak-emak ibu RT yang mengomeli anak gadisnya yang sudah cantik terus tidak pede dengan apa yang dikenakan nya. Itulah Indri satu-satunya sahabatku yang paling mengerti dan baik sama aku.
***
Tit! Tit!...
Suara mobil, suara mobil itu sedikit asing di telingaku. Aku segera menengok ke jendela. Aku cukup terkejut melihat Indri menyapa dari dalam mobil Pajero sport itu. Aku langsung mengambil tasku. Dan segera menghampiri Indri.
"Indri! Ini mobil siapa? Tanyaku agak sedikit heran.
"Mobil gue lah! Jawabnya dengan senyum berseri-seri.
"Mobil baru?" Tanyaku.
"Iyaa lenn, ini hadiah dari bokap gue! Bokap gue kasi nie mobil sebagai hadiah wisuda gue katanya!" Indri begitu senang.
" Gue mau Lo jadi orang yang pertama selain keluarga gue yang bakal gue ajak jalan-jalan bareng pake ni mobil" tambah Indri dengan senang.
"Gue jadi specles deh sama Lo ndri" aku membalasnya dengan senyum dan kegirangan.
" Ya dah cepet Lo masuk! Biar kita bisa langsung jalan" ajakannya.
Setelah di dalam mobil kami terus mengobrol.
"Enak banget mobil baru Lo ndri" kataku setelah masuk di mobil Indri.
"Makasih beb.!" Balasnya
"Gue wisuda dapat mobil, Lo wisuda dapat pangeran" Indri mulai bercanda.
"Hahaha dapat? Belum kali! Aku sambil tertawa kecil.
"Belum? Kenapa?
"Iya kali langsung gue terima baru aja kenal sehari. Indri" jawabku.
"Iya juga sih, tapi gimana si Rio itu? Tanya Indri. Indri memang penasaran dengan Rio. Bahkan dari jauh-jauh hari dia begitu penasaran dan ingin sekali mendengar curhatan ku tentang si Rio.
"Iya nanti gue ceritain. Tapi sekarang Lo fokus nyetir aja dulu ntar malah nabrak lagi. Kasian mobil baru Lo" ledek ku ke Indri.
"Yaelah kayak orang baru belajar nyetir aja Lo. Lennn! Jawabnya.
"Ntar Lo kaget masalahnya ndri" jawabku. Agar Indri fokus nyetirnya.
"Yaaa princess! Tapi awas Lo nanti kalau udah di mall Lo Gak cerita!" Indri menegaskan kalau ia akan fokus menyetir mobil kalau aku janji akan cerita Rio ke dia.
"Iya. Tujuan gue ajak Lo nongkrong ya pengen cerita dia. Gue mau belajar ke pawang buaya" jawabku dengan nada sedikit meledek.
"Pakai bilang pawang lagi, Lo lenn! Jawab Indri
"Iyakan Lo emang pawang para buaya-buaya nakal itu. Mana ada cowok yang nggak takluk Ama Lo coba!" Jawabku.
"Hahahaha...kita cewek jangan pernah mau dijajah sama lelaki lenn"Indri. Mulai mengeluarkan kata-kata bijaknya kalau udah bahas lelaki.
"Iya makanya gue mau curhat sama Lo yang lebih berpengalaman masalah beginian" kataku.
Indri mulai membahas beberapa mantanya dan mengingat si David mantan pacarnya yang waktu itu menjadi Presma ketika mendekati Indri saat masih menjadi mahasiswa baru.
"Lo ingat kak David ndri? Tanyaku. Untuk mengingatkan mantannya kak David.
"Iya.. gue ingat lah. Dan bakal gue lupa deh kayaknya. Mantan gue yang mulutnya semanis madu dan cabangnya mengalahkan cabang toko Alfamart dan Indomaret di Indonesia hahahaha." Tawanya sambil mengingat-ingat kak David mantanya.
"Eh.. lenn. Lo masih ingat juga si David itu yang ngemis-ngemis balikan sama gue? Gara gara ketahuan selingkuh dan hamil si Novi anak ekonomi dari Kalimantan itu?" Indri menyuruhku mengingat kejadian itu.
"Iya ingatlah!" Kataku.
"Kok bisa ya? Anak sebaik Novi itu sampai kayak gitu."_Indri
"Nggak tau juga! Jawabku
"Coba si Novi itu gaul sama kita Ndak bakal kena sial kayak gitu lenn" tawa Indri
"Iyalah. Nakal itu batasnya" kataku.
"Hahahaha. Jadi kita nakal dong Len?" Tanya Indri
"Lumayan tapi cukup kita dan tuhan aja yang tau hehehe" kataku
"Hehehe" Indri tertawa.
Kalau sudah ketemu Indri dan hanya kami berdua, tidak ada namanya Allen yang pendiam tidak ada namanya Allen yang jaim dan tidak ada Allen yang kalem. Tapi aku hanya bebas bercanda ketika hanya berdua dengan Indri. Kalau ada orang selain Indri seperti ada pacarnya yang sering menemani Indri atau ada orang lain meskipun ada Indri, aku kembali menjadi Allen yang pendiam, Allen yang jaim dan Allen kalem.
***
Setelah kami sampai di mall. Aku dan Indri parkir mobil di basement mall. Kami langsung masuk dan mencari beberapa pakaian untuk dikenakan nanti ketika wisuda. Setelah kami membeli pakaian dan keliling-keliling mall. Kami lapar dan mencari restoran makanan Jepang kesukaan kami.
"Capek juga. Keliling lenn" Indri dengan muka lesu dan laparnya.
"Iya. Ndri" jawabku.
Kami memanggil pelayan untuk di berikan daftar menu di restoran itu.
"Lo makan apa lenn?"
"Sushi sama chicken teppanyaki" jawabku
"Minumnya?" Tanya Indri
"Ice cream durian" kataku
"Mbaknya persen apa? Tanya pelayanan itu.
"Hokubee beef" sama minumnya ice cream aja" kata Indri.
Setelah memesan pelayan itu kembali untuk menyiapkan pesanan kami.
"Nanti pas wisuda Lo enak ndri" kataku
" Enak gimana lenn? Tanya Indri kaget mendengar aku berkata seperti itu.
"Iya wisuda nanti. Orang tua Lo hadir semua! Aku dengan muka memelas.
"Iya sih… tapi gue yakin nyokap sama bokap Lo pasti hadir nanti di tengah-tengah acara wisuda kita lenn" Indri mencoba menguatkan ku agar tidak bersedih.
"Iyaaa. Indri.! Mataku mulai berkaca-kaca.
"Udah dong,. Ndak usah sedih begini!" Pinta Indri.
"Ndk seru tau. Kan kita kesini mau senang-senang lenn"_indri. Menguatkan ku
"Iyaa." Aku menyeka air mataku
"Kan kita mau happy-happy" aku menguatkan diri.
"Kayaknya kita karaokean aja dulu biar Lo gak sedih lagi" ajak Indri.
"Makanya?" Tanyaku.
"Lupa gue lenn" Indri menepuk dahinya.
"Habis makan dh kalo gitu" imbuh Indri
"Iya" kataku.
Setelah beberapa menit makanan kami datang. Kami menikmati makanan yang kami pesan tadi. Dan ditengah obrolan bercanda dan be cerita hal-hal konyol ketika masih semester satu sampai tujuh. Indri mulai menanyakan Rio.