Hari-hari ku sejak mengenal Rio lebih berwarna tiada sedih dan gelisah yang dapat menghampiri jiwaku yang semula rentan dengan kesedihan karena merindukan kedua orangtuaku.
Rio selalu bisa membuatku bahagia, bahkan dia tidak pernah lupa memberikan aku hadiah dan suprise. Bahkan ketika moodku sedang tidak baik-baik saja. Pernah suatu hari ketika kami janjian ketemu di sebuah taman. Aku dengan santai datang terlambat dan membuat Rio menunggu hampir dua jam. Rio hanya tersenyum ketika melihatku datang seterlambat itu dengan hanya mengatakan "cantiknya pacarku, pantesan lama datang." Aku pun dengan muka sedikit malu, meminta maaf.
Rio tidak pernah marah apalagi sampai akan kasar. Dia benar-benar memperlakukan aku layaknya ratu. Apakah ini yang dinamakan cinta yang datang dari Tuhan?
Ataukah ini namanya jatuh pada laki-laki yang tepat?
Entahlah waktu itu aku tidak ingin satu orangpun yang mengambil Rio dariku. Dan aku selalu berdoa kepada Tuhan agar mempersatukan kami dalam ikatan cinta yang suci.
***
Hari wisudaku tiba. Raut senyum terpancar diujung barisan ke-tiga tepat tempat Indri melambaikan tangan ketika aku dipanggil sebagai lulusan terbaik urutan kedua.
"Selamat Allen, sayangku" Indri berteriak tanpa suara. Yang aku lihat dari atas pudium.
Aku sedikit terharu. Rasa bahagia menjadi lulusan kedua terbaik tercampur aduk dengan perasaan sedih karena orang tuaku tidak bisa mendampingi ku untuk merayakan kegembiraan ini. Pak dekan hanya menyemangati ku karena beliau tau kedua orang tuaku tidak dapat mendampingi ku.
Namun setelah kembali ketempat dudukku Rio dengan senyuman hangatnya menyambutku. Seketika rasa sedihku lenyap dan akupun jatuh dalam pelukannya untuk menumpahkan rasa sedihku. Aku tidak tau jika tidak ada Rio mungkin hari ini aku akan terjatuh dalam lautan kesedihan dan air mata. Tuhan memiliki rencana yang tak pernah terduga oleh hamba-hambanya.
Setelah acara seremonial wisuda sudah berakhir. Indri datang menghampiri ku dengan pelukan yang begitu erat sampai aku tidak bisa bernafas.
"Selamat allenku sayang" Indri memelukku dengan keras
"Hups." Aku coba bernafas
"Aduhh… sorry beb…" Indri melepas pelukannya.
"Ndk sia-sia Lo nyontek di gua selama ujian" Indri menyungging senyum
"Hahaha… ndk salah nie?" Tanyaku balik.
"Hahaha...iya" dia dengan muka tanpa bersalah
"Ayo kita ke depan Foto bareng. Kita abadikan momen ini sekali seumur hidup." Tarik Indri. Mengajakku ke depan auditorium.
Kami mengabadikan momen-momen indah sekali seumur hidup kami.
"Samuel mana?" Tanyaku
"Nggak tau lleen" Indri dengan muka kesal.
"Kok bisa?" Tanyaku
"Mungkin dia kelaut" balas Indri dengan makin judes.
Tiba-tiba Samuel datang. Indri langsung pergi dan sebal, melihat Samuel yang baru saja tiba di acara pentingnya. Ditengah hari-hari bahagia itu aku melihat Indri sedang sebal dan kesal karena keterlambatan Samuel. Aku tak tau kenapa Samuel bisa datang terlambat.
Yang jelas hari ini aku dan Rio menikmati hari bahagiaku.
"Mau hadiah apa?" Tanya Rio. Ketika sudah sendirian ditinggal Indri, karena Indri sedang sibuk memarahi Samuel yang datang terlambat.
"Hmmm… apa ya? Tanyaku pada diriku sendiri. Dan melihat muka penasaran Rio menanti jawaban dariku. Rio memang sangat antusias mendengar permintaan ku langsung keluar dari mulutku. Karena aku tidak pernah sama sekali minta apapun darinya.
"Apa...yank. sebut saja" desak Rio yang tak sabar mendengarkan permintaan ku.
"Aku hanya ingin kamu selalu ada disampingku dan selalu sayang sama aku" jawabku.
"Kalau ini sudah pasti sayang" Rio sembari memelukku.
"Hmmm...atau kita langsung balik aja ya yank!" Ajak Rio.
"Emang mau kemana?" Tanyaku
"Kita ke rumahku dan merayakan hari bersejarah kamu sama keluarga besarku." Jawab Rio
"Ndk usah, aku malu!" Jawabku.
"Ngapain malu?" Kata Rio
"Cepat atau lama, kamu akan jadi bagian dari mereka" lanjut Rio.
"Aku malu, Rio. Lebih baik ditempat lain aja! Please!" Pintaku ke Rio
"Ya udah aku nggak akan maksa kamu!" Rio dengan muka kecewa.
"Kamu marah?" Tanyaku
Dia hanya menyungging senyum.
Aku tidak bermaksud membuat Rio kecewa tapi aku benar-benar tidak enak hati. Nanti aku dianggap sama keluarga besar Rio memanfaatkan dia. Namun aku juga tidak bisa berterus terang kenapa aku tidak ingin menerima tawaran Rio.
Namun Rio mempunyai banyak cara untuk menggantikan acara yang tadi tidak bisa aku lakukan. Setelah acara selesai Rio mengajakku pulang ke apartemen ku. Rio menyuruhku mengganti baju dan bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan. Kebetulan hari ini, Rio sengaja meng cancel semua rapatnya hari ini. Agar dia bisa mendampingi ku seharian penuh dan Rio dengan setia menungguku di ruang tamu, ketika aku pergi mandi dan berganti pakaian.
Setelah lama membuat Rio menunggu. Aku menghampirinya Rio diruang tamu.
"Gimana, penampilan ku. Yank?" Tanyaku.
"Seperti pertama kali aku melihatmu" jawab Rio.
"Emang kamu lihat aku kayak gimana? Tanyaku.
"Cantik dan tidak membosankan" ia menyunggingkan senyum
"Emang cewek-cewek di klub malam itu membosankan?" Tanyaku.
"Iyaa… begitulah" _Rio
"Sini duduk di sampingku!" Rio menyuruhku mendekat dan duduk disampingnya.
Setelah aku mendekati Rio.
"Kamu tau?!, Apa yang membuatku begitu yakin dan terus mengejar kamu" katanya
"Itu yang aku pikirkan. Namun aku tidak pernah menemukan jawabanya." Jawabku.
"Mau tau?" Tanya Rio
"Iya" jawabku
"Nanti setelah kita akad" katanya.
"Ihh...kok gitu" aku mencubitnya
"Ya… biar kamu terus mikirin aku" Rio menyungging senyum dan mendaratkan ciuman nya di pipiku.
"Jadi pergi. Ndak ini?" Tanyaku
"Jadi dong" _ Rio.
Setelah mengkonfirmasi bahwa kita akan jadi jalan aku kembali ke kamar untuk mengambil tasku. Dan setelah itu kami pergi.
Dalam mobil Rio menyuruhku mengambil buku di belakang tempat dudukku. Aku begitu penasaran dengan apa yang dipersiapkan. Aku bukan mengharap hadiah-hadiah dari Rio. Namun di hari biasa saja aku begitu bahagia oleh Rio.
Aku meraih barang di belakang tempat dudukku dan aku mendapati sebuah buku.
"Apa ini. Yank?" Aku sedikit penasaran dengan buku itu.
"Buka dihalaman tengahnya" seru Rio.
Tanpa pikir panjang aku langsung membuka buku itu tepat ditengah-tengah nya. Dan aku mendapatkan sebuah tiket pesawat bertujuan ke paris dengan namaku tertera jelas pada tiket itu dan setelahnya nama Rio Hermanto Tanoko.
"Kok tiket pesawat yank?" Tanyaku
"Kamu tidak suka?" Tanya Rio.
"Kita akan liburan keluar negeri?" Aku memastikan maksud dari tiket pesawat itu.
"Iya yank. Aku sudah lama ingin pergi ke sana. Namun aku hanya ingin pergi dengan orang yang spesial. Dan sekarang aku sudah menemukan kamu. So. Kali ini jangan ditolak ya sayang!" Rio menjelaskan maksudnya.
Aku hanya menyungging senyum kepada Rio dan itu kode iya dariku. Itulah Rio Hermanto Tanoko memberikan kejutan benar-benar kejutan membuatku tidak bisa menduga apa yang akan dia lakukan hanya untuk menyenangkan hati ku. Kali ini aku langsung memeluknya dan bahagia akan diajak pergi liburan keluar negeri. Dan tentunya bersama kekasih hatiku.
Rio begitu bahagia dengan raut wajah yang begitu sumringah setelah aku mengiyakan ajakan Rio pergi liburan Luar negeri.
Kami terus melaju ke mall. Dan aku juga tidak tahu akan ada hadiah apa yang akan menantiku disana.