Setelah sampai di depan mall. Aku mengeluarkan sebuah kertas dan menyuruh Rio untuk mencium tangan kanan ku yang aku genggam. Aku menyuruh Rio untuk mencium genggaman tanganku dan setelah terbuka Rio mengatakan
"Apa ini yank?" Rio dengan raut wajah yang bingung dan menyungging senyum
"Ambi aja dulu" aku menyungging senyum
Tanpa pikir dua kali. Rio langsung mengikuti perintah dari ku. Setelah Rio mengambil kertas itu.
"Voucher apa ini yank?" Tanya Rio dengan sedikit bingung.
"Itu voucher buat kamu" jawabku
"Iya aku tau sayang kan aku bisa baca" jawab Rio masih dengan bingung.
"Hahaha...nanti di dalam kamu bebas beli apa aja dan nyuruh aku apa aja dengan 3 voucher permintaan itu." Jelas Rio.
"OOO...baiklah kalau begitu aturan mainnya." Jawab Rio. Menyungging senyum.
Rio tampak mulai berpikir untuk menggunakan voucher yang aku berikan kepada Rio, aku memberikan sebuah voucher permintaan itu karena aku tidak tau untuk membalas semua kejutan dari Rio itu dengan hadiah apa. Rio sudah memiliki segalanya dan tak mungkin aku membalasnya dengan hadiah barang balik, karena Rio tidak butuh itu. Makanya aku memberikan dia sebuah voucher permintaan agar dia memilih sendiri hadiah yang ingin dia dapatkan dariku.
Kami terus berjalan menyusuri gedung-gedung mall ini, dan aku menunggu kata-kata permintaan yang keluar dari Rio. Namun semenjak masuk dan dari tadi bersama Rio dia hanya mengajakku berkeliling dan semakin erat merangkul dan menggandeng ku berjalan. Kami layaknya pasangan anak SMA yang baru saja meresmikan hubungan dalam ikatan pacaran. Tak ingin berpisah dan ada yang mengganggu rasa nyaman kami berdua.
Kami benar-benar tidak peduli dengan opini dan anggapan orang-orang ke kami yang bermesraan di depan umum. Toh.. jua kami tidak melanggar hak-hak privasi mereka dan kami menggunakan hak privasi kami sesuai tupoksinya.
Setelah jalan dan terasa capek.
"Mau jalan terus sampai nanti yank" tanyaku ke Rio.
"Iya… kamu capek yank?" Tanya Rio.
"Iya yank" aku sedikit manja. Agar Rio paham maksudku kalau aku sudah bosan di mall.
"Kita mau balik atau nonton?" Rio memberikan pilihan.
"Balik aja yank, kamu juga nggak pakai voucher permintaan yang aku kasih" jawabku pelan dan manja.
"Ya.. udah kalau mau balik, kita balik yank" jawab Rio.
"Tapi mampir ke restoran bentar beli makan biar kita makan di apartemen kamu aja" tambah Rio
Aku hanya menyungging senyum. Dan kami berjalan ke arah restoran favorit kami. Ya tentu kami masih dengan posisi Rio merangkul dan menggandeng tanganku.
Setelah kami memesan makanan paporit kami kami berjalan menyusuri gedung-gedung mall dan terus berjalan ke arah tempat parkir mobil kami. Rio mem bukakan aku pintu mobilnya dan seperti biasa dia mempersilahkan aku masuk seperti ratunya.
Kami langsung balik menuju ke apartemen ku.
***
Sesampainya kami di apartemen ku.
"Aku ingin menggunakan voucher permintaan ku" kata Rio. Sebelum keluar dari mobil.
"Iya… kamu mau minta apa yank?" Tanyaku. Menyungging senyum.
"Aku ingin seharian bersama kamu". _ Rio
"Hmmm… gimana ya….?" Sembari aku memegang daguku.
"Kan ini voucher permintaan kan?!" Rio mengingatkan aku fungsi voucher itu.
"Iya boleh" jawabku.
Setelah aku mengiyakan permintaan Rio. Rio membuka pintu mobil terlebih dahulu dan berjalan ke arah pintu tempat aku duduk.
"Silahkan tuan putri" Rio menyungging senyum.
Aku hanya tersenyum dan mulai berjalan ke arah apartemen dengan Rio merangkul dan menggandeng ku seperti di mall lagi.
"Mau aku gendong aja?" Tawar Rio kepadaku
"Nggak… emang aku nenek-nenek? Yang harus digendong!" Jawabku.
"Bukan begitu! Siapa tau capek jalan terus dari tadi." Jawab Rio.
Kami terus berjalan dan masuk ke apartemen ku. Setelah sampai dalam, Rio langsung duduk di ruang tamu apartemen ku.
"Aku siapkan kamu makanan ini" aku langsung berjalan ke arah dapur.
"Tunggu dulu yank ada yang lupa" stop Rio
"Apa?" Tanyaku.
"Aku belum disun" Rio menyungging senyum.
Aku mendekati Rio dan menciumnya.
"Sudah nanti kamu pingsan karena lapar" jawabku setelah mencium Rio.
"Nggak perlu makan, kalau udah di sun kayak gini yank" jawabnya sambil menyunggingkan senyum.
"Hahaha… iya nanti kalau udah nikah aku sun aja. Kamu nggak usah makan! Jawabku. Sambil berlalu ke dapur.
"Yaaa… makan di luar yank" teriaknya.
Aku tidak melanjutkan langkah ke dapur dan balik ke Rio. Dan mendekatinya tepat di depan wajahnya. "Coba aja nanti. Kalau berani" aku menatap wajah Rio dengan tajam.
"Hahaha...iya aku bercanda. Mana tega aku biarkan kamu makan sendirian yank" jawabnya menyunggingkan senyum.
Setelah mempertegas maksudku ke Rio aku pergi menyiapkan makanan yang tadi kami beli di restoran tadi.
Setelah itu kami makan bersama dan menikmati beberapa siaran televisi. Setelah semua makanan habis.
"Aku mandi dulu yank, gerah banget" aku menyunggingkan senyum.
Rio hanya menyungging senyum.
Dan aku langsung beranjak dari tempat makan kami. Dan sekaligus aku membereskan semua sisa-sisa makanan yang kami makan tadi.
Dan sedikit langsung pergi ke untuk mandi karena aku sudah tidak tahan dengan panasnya tubuhku dan terganggu dengan keringat ku sendiri. Ya karena makanan tadi lumayan pedas.
***
Setelah mandi dan mengganti pakaian aku kembali ketempat Rio berada.
"Ndk mandi yank" tanyaku.
"Iya ini mau mandi" jawabnya
"Ya udah langsung mandi aja yank" seru ku.
Sembari menunggu Rio mandi aku menghubungi Indri.
"Lagi dimana beb" tanyaku ke Indri.
"Diluar nie sama Samuel" jawab Indri.
"Nanti malam party yuk" aku mengajak Indri.
"Ndk bisa llenn. Gue ada janji mau ketemu bokap sama nyokapnya Samuel. Jawab Indri.
"Hmm...ya udah" jawabku.
"Sorry llenn… gimana diganti besok malam saja?" Ajak Indri.
"Bisa… tapi moga aja Rio bisa." Jawabku.
"Emang bedanya sekarang sama besok apa llenn?" Tanya Indri
"Masalahnya hari ini Rio seharian sama gue" jawabku.
"Oh my god… bukannya bagus dong kan Lo bisa party yang lain sama Rio" Indri mulai menggodaku
"Ihh… ni anak malah otaknya traveling ke mana!" Jawabku.
"Hahaha…. Have Fun Allen bay…" jawab Indri. Lalu mematikan telepon.
Aku berharap Indri mau pergi party di club tempat pertemuan ku dengan Rio disana aku ingin sedikit memberikan kejutan buat Rio namun tidak bisa kalau tidak dengan Indri. Jadi kuputuskan untuk diam dan menunggu apa yang akan aku lakukan dengan Rio seharian di apartemen ku. Dan menunggu kata-kata apa yang akan keluar dari mulut Rio. Sehingga ia ingin sekali seharian penuh bersamaku.
Ah… ngapain aku berpikir yang aneh-aneh. Lebih baik aku berfikir positif toh juga Rio sangat mencintaiku dan sangat menyayangi ku.
Tiga voucher permintaan yang akan kuberikan pada Rio sudah aku percayakan sepenuhnya kepadanya dan aku berharap dia dapat menggunakan dengan bijak. Aku mencintai Rio dan aku berharap tidak ada yang dapat memisahkan kita sampai ujung maut yang memisahkan kami berdua.