Aku percaya dengan Rio. Jadi aku pasrah ketika aku di ajak kembali ke restoran ini. Toh jua restoran ini menjadi restoran pertama tempat aku dan Rio dinner.
Seperti biasa setelah sampai Rio mem bukakan aku pintu dan meminta izin untuk menggandeng ku berjalan masuk ke dalam restoran itu.
Aku terkejut setengah mati saat pertama kali Rio menyambut dua sepasang lelaki dan perempuan yang sudah lanjut usia itu dengan sebutan mom dan dad.
Kali ini Rio memperkenalkan aku dengan kedua orang tuanya, astaga kenapa tidak bilang Rio kalau hari ini akan ketemu dengan orang tuamu. Gerutu dalam hati dan cukup gemetaran akan bertemu dengan pak Julio Hermanto Tanoko dan ibu Diana Hermanto Tanoko.
Aku benar-benar takut dan hilang kepercayaan diri. Bukannya gimanapun bertemu dengan bapak Julio Hermanto Tanoko dan ibu Diana Hermanto Tanoko itu seperti rakyat kecil bertemu dengan presidennya yang memberikan sedikit rasa bahagia dan grogi dan takut salah bicara. Pak Julio bukan orang biasa. Namun Rio hanya menguatkan aku dengan kata "mami dan Daddy aku. Akan jadi mami dan Daddy kamu juga.
Cepat atau lambat! kamu akan bertemu dengan mereka. So sekarang atau juga nanti akan sama saja. Kebetulan orang tuaku bisa diajak makan malam sekarang. " Sambil berbisik.
"Ya...bedalah io, kalau kamu cerita. Kan aku bisa siapkan segalanya!" Pungkas ku. Sambil mencubit pelan tangannya yang merangkulku.
" Tenang kan ada aku! Katanya.
"Hai…" sapa pak Julio.
"Cantik ya! Sambut Bu Diana
"Makasih" aku menyungging senyum.
"Rio… ajak kekasihmu duduk dan langsung bergabung! Seru pak Julio. Menyungging senyum ramah.
"Iyaaa, dong! Rio membalas mamanya
"Siapa dulu Daddy nya" saut pak Julio.
Aku hanya tersenyum dan bertindak kaku. Aku benar-benar grogi. Namun Rio terus menyuruhku bersikap santai saja dan menikmati hidangan yang disajikan.
"Kamu belum kenalin nama pacar kamu Rio " sela pak Julio sambil menikmati makanan yang disajikan.
"Hmmm… kenalkan Allen om... Allen Wulandari Putri om" aku menyungging senyum.
"Allen asli Jakarta?" Tanya pak Julio.
"Asli Lombok om" jawabku.
"Ke Jakarta ngapain? Tanya pak Julio.
"Kuliah om" jawabku.
"Jurusan apa? Dan semester berapa?" Pak Julio
"Manajemen om. Minggu depan wisuda om" jawabku.
"UI?" Tanya ringkas
"Iya… om!" Jawabku.
" Bagus deh... nanti. Kalau udah lulus bantu Rio di perusahaan om." pak Julio
Aku hanya menyungging senyum.
"Masa calon permaisuri ku disuruh kerja dad" Rio dengan nada manja ke pak Julio.
" Ya kan itu hanya penawaran Daddy" kata pak Julio.
Aku dan Rio dan kedua orang tuanya menikmati hidangan makan di restoran ini. Kebetulan ini restoran favorit keluarga Rio makanya pak Julio dan Bu Diana begitu menikmati hidangan di restoran itu.
Malam terus berlarut dan tepat pada pukul 22.00 pak Julio dan Bu Diana beranjak pulang meninggalkan kami.
Aku begitu bahagia malam ini diterima dengan ramah oleh orang tua Rio. Dan malam ini aku semakin yakin untuk mencintai Rio seratus persen.
Setelah orang tuanya beranjak pergi meninggalkan kami. Rio mengajakku ke loteng atap restoran itu. Dengan menutup kedua mataku Rio merangkul berjalan secara perlahan dan penuh hati.
Tak kusangka setelah Rio membuka mataku dari ikatan itu, dia mempersiapkan surprise yang lain dengan mendekorasi loteng restoran dengan begitu indah. Dengan banyak sekali bunga mawar dan lantunan musik pelan nan romantis. Dia berlutut seraya berkata. WILL YOU BE MY GIRLFRIEND!
"yes i do" jawabku menyunggingkan senyum dan terharu bahagia.
Aku tidak ragu untuk menerima Rio karena dia sudah mengenalkan ku ke orang tuanya.
Malam ini aku bahagia dan terus hanyut dalam pelukan dan cinta Rio setelah menerima cinta Rio. Dan setelah melepas pelukannya.
"Terimakasih… llen!" Rio menatapku tajam
"Untuk apa?" Tanyaku
"Kamu sudah menerima cintaku" Rio masih menatapku.
"Iya… aku juga". Jawabku.
"Rio… makasi. Sudah hadir dan mau menyakinkan aku! Tambahku.
"Iya… llen kamu tau kamu sudah memberikan aku kebahagian dan menerima cintaku. Aku janji akan terus sayang dan cinta sama kamu" Rio menyungging senyum.
Suara musik romantis yang indah dan dengan malam yang cerah dan indah. Setelah menatapku dengan penuh cinta. Rio mendekatkan wajahnya ke arah wajahku dan sedikit demi sedikit mulai mengambil posisi mencium bibir ku.
Kami berciuman begitu lama. Dan ini menjadi ciuman pertama bagiku. Aku bahagia sekali dicium oleh sosok lelaki yang begitu mencintaiku dan menyayangi ku.
Setelah ciuman itu. Rio kembali memelukku. Dan kami sambil berpelukan menikmati alunan musik dan gemerlap kota Jakarta.
***
Malam itu aku diantarkan pulang ke apartemen ku jam 12.00 malam. Aku benar-benar tidak bisa tidur memikirkan momen-momen indah yang terjadi malam ini. Aku ingin segera memejamkan mata dan ingin segera kembali lagi untuk menemui Rio.
Setiap kali aku berusaha memejamkan kedua mataku momen indah itu kembali terlintas di imajinasi ku yang membuatku aku terus merasakan kangen dan rindu.
Dan aku putuskan untuk menghubungi Rio. Ini menjadi hari pertama aku untuk menghubungi Rio lebih dahulu.
"Hallo… aku ganggu?" Tanyaku dalam telepon.
"Ndak Lah sayang" Rio
"Kenapa? Tumben kamu nelpon duluan? Tanya Rio
"Emang gak boleh?" Tanyaku.
"Tentu saja boleh, kalau bisa tiap satu menit sekali" kata Rio
"Sayang....besok aku ingin ajak kamu ke tempat paporit aku! Tambahnya.
"Oke" jawabku
"Kalau gitu sekarang kamu istirahat. Aku juga besok harus ke kantor" jawabnya.
"Iya sayang." Aku mengakhiri telepon ku dengan Rio.
Setelah telponan dengan Rio. Tak tau kenapa sugestinya menyuruhku untuk tidur langsung bekerja padaku. Aku langsung menarik selimutku dan memeluk bantal guling dan membayangkan Rio disampingku. Begitu cepat hari terasa. Pagi sedikit lebih cepat namun bahagia dan senyum untuk menyambut hari jauh lebih ringan.
Pagi ini seperti biasa Rio mengirimkan aku sarapan pagi sate Padang dan soto Betawi kesukaanku dan beberapa hadiah pakaian untuk aku kenangkan untuk nanti malam.
Hari ini aku tidak kemanapun karena semua persiapan wisuda sudah selesai dan menunggu hari Rabu untuk wisuda. Baju yang akan aku kenakan sudah ada. Namun Rio mengirimkan aku baju yang lebih bagus dan mahal untuk aku kenakan nanti. Dia ingin melihatku menjadi nomor satu, karena dia tau aku menjadi wisudawati kedua terbaik. Meskipun aku menjadi wisudawan nomor dua dia ingin melihatku menjadi nomor satu saat dipanggil ke depan nanti.
Sekali lagi itulah Rio Hermanto Tanoko lelaki yang ingin terus melihatku menjadi nomor satu dan terbaik. Dan tidak ada yang boleh mengalahkan ku selama aku bisa dijadikan nomor satu dia akan terus berusaha menjadikan aku nomor satu dengan cara apapun.
Perhatian dan kasih sayangnya seperti kedua orang tuaku. Dan bahkan sekarang semua kebutuhan dan keperluan ku dipenuhi olehnya dan membuatku layaknya seorang ratu.
Rio memfasilitasi ku dari ujung kepala hingga ujung kaki, memberikan aku mobil agar tak lagi menggunakan taksi. Dia khawatir kalau pacar yang ia cintai nanti kenapa-kenapa dan dijahati taksi-taksi nakal yang sering memperkosa penumpang nya. Dan lebih baik memfasilitasi aku mobil sehingga memberikan rasa aman yang jauh lebih bisa meminimalisir terjadinya kejahatan kepadaku.