Chereads / Mencari cahaya / Chapter 8 - 8. Apakah ini hanya obsesi atau cintanya?

Chapter 8 - 8. Apakah ini hanya obsesi atau cintanya?

"Allen. Ada banyak wanita diluar sana, cantik namun tidak ada wanita cantik yang sederhana kamu" Rio menatapku tajam. Dan mulai mencoba memegang tanganku.

"Yaa, Rio. Akupun bertanya-tanya kepada diriku sendiri tentang sikapmu yang begitu perhatian dan memperlakukan layaknya seorang ratu." Jawabku, dengan sedikit menyungging senyum kepada Rio.

"Allen percaya padaku. Lelaki itu ketika jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia akan menjaga wanita yang dicintai dengan sepenuh hati. Yang dulunya hanya sekedar kagum, dan sekarang berubah menjadi rasa ingin memiliki. Aku tau ini begitu cepat bagimu tapi aku tidak bisa menyembunyikan rasa itu dari hatiku." Ucap Rio dengan tatapan serius dan menyungging senyum meminta tanggapan dariku.

Malam itu dengan suasana yang begitu romantis dengan musik biola yang pelan khas Italia dan dengan gaya Rio menyampaikan ketertarikannya kepada ku. Aku benar-benar bingung untuk menjawab kata-kata yang dilantunkan Rio di tengah suasana indah ini dan aku hanya mampu tersenyum dan mencoba berbicara di tengah keheningan dan suasana romantis malam ini.

"A..aku tak bisa menjawabnya sekarang, namun aku mencoba berfikir terlebih dahulu" aku menyungging senyum

"Iya. Aku mengerti, kamu membutuhkan waktu dengan perjumpaan kita yang begitu singkat ini, Lennn, aku akan berusaha memberikanmu waktu tuk berfikir, namun aku hanya akan menunggumu selama dua bulan untuk menerima cintaku ini" jawab Rio. Setelah mendengar jawaban dari ku.

"Iya. Makasi pengertian kamu.iooo" menyungging senyum

Malam itu dengan suasana yang begitu romantis aku terlarut dalam pikiran ku. Dan mencoba menikmati hidangan dan suasana musik dan beberapa jamuan yang dihidangkan restoran itu.

"Lenn. Kita balik yuk" setelah beberapa saat, dan makanan yang disuguhkan kami makan.

"Iya." Mengiyakan ajakan Rio.

Seharusnya malam itu aku bisa menikmati hidangan dan suasana romantis yang diatur oleh Rio. Namun aku malah begitu bingung dan terus berpikir kenapa Rio begitu cepat dan ingin sekali menjadikan aku kekasihnya, meskipun ia sudah mengatakan alasan ia ingin menjadikan aku kekasih. Namun ucapan itu, aku anggap seperti angin berlalu karena ucapan lelaki seperti itu bak omongan para buaya yang aku tonton di beberapa film romance.

Ah...aku tak tau, namun aku pikir apakah benar dia ingin menjadikan aku kekasihnya. Aku hanya bisa menunggu dan memegang kata-katanya dia akan berusaha menunggu jawabanku selama dua bulan. Dua bulan menurutku merupakan waktu yang singkat untuk memastikan dia benar mencintaiku atau sekedar hanya penasaran saja. Tapi aku tidak tau kita tunggu saja pikirku malam itu.

***

Rio berjalan ke arahku, dan memindahkan bangku ketika aku baru saja berdiri.

"Astaga. Tak perlu seperti itu iooo" kataku dengan wajah yang agak merah dan malu.

"Aku cinta kamu. Dan aku tak ingin kamu merasa sedikit lelah meskipun hanya seukuran debu. Tak apa. Biarkan aku saja" Rio senyum. Dan memindahkan bangku untuk aku bisa berjalan. Dan Rio mengulurkan tangannya kepadaku dan menggandeng tanganku dan berjalan di sampingnya.

"Aku ingin memastikan kamu aman didampingi lenn" Rio memandangi wajahku. Dan kami berjalan pelan layaknya sepasang pengantin.

Rio terus menggandengnya tanganku sampai ke mobil. Dan petugas parkir sudah menunggu kami dan mem bukakan aku pintu. Rio melepaskan gandengannya dan menyuruhku masuk ke mobil dengan lembut dan penuh perhatian.

Sekali lagi itulah Rio, malaikat yang dikirimkan tuhan untuk menggantikan kedua orang tuaku. Namun aku hanya membalas dengan senyum saja. Aku hanya membalas Rio dengan senyum saja bukan niatku untuk bersikap dingin, namun aku juga ingin mengetahui sampai mana ia akan terus bersikap perhatian, peduli dan menunjukkan cintanya kepadaku.

Rio bukan orang biasa dia merupakan lelaki paket komplit dengan wajah ganteng kaya dan baik. Aku masih berfikir dia akan memiliki banyak perempuan-perempuan cantik yang melebihi aku.

Perlu diingat aku bertemu Rio di club malam, dimana banyak sekali perempuan-perempuan cantik berkumpul.

Ah itu hanya pikirku.

"Leen. Kamu happy" tanya Rio sambil menyetir melihatku melamun.

"Ya… happy iooo" jawabku menyunggingkan senyum

"Kamu kenapa?" Tanya Rio

"Hmm.tidak ada ioo" jawabku.

"Ioo... boleh aku tanya sesuatu!?" aku mencoba memulai percakapan dengan wajah yang agak serius.

"Iyaa. Lenn" Rio menyungging senyum. Dan rio mengemudikan mobilnya cukup pelan agar dia lebih fokus menjawab pertanyaan ku.

"Kamu kok baik banget sama aku? Kamu lihat apa di aku?" Tanyaku.

"Kamu cantik, sederhana dan cerdas." Jawabnya.

"Cerdas" aku terkejut. Mendengar kata cerdas yang keluar dari mulut Rio.

"Iya cerdas. Nilai akademik kamu tinggi dan kamu aktif berorganisasi juga kata Indri." Jawab Rio.

"Hmmm, kalau itu Indri berlebihan" jawabku.

"Dan aku melihat itu" ___Rio

"Kok bisa seperti itu?" Tanyaku.

"Lenn. Aku ini Direktur perusahaan. Aku memiliki banyak sekali karyawan, dan mereka itu memiliki sifat dan kepintaran masing-masing. Aku memperhatikan mereka dan melihat kemampuan mereka setiap hari. So, pengetahuan melihat seseorang kalau dia cerdas dan pintar, bagai dokter yang melihat penyakit pasien nya di CT scan. "Jawab Rio tersenyum.

"Hmmm, itukan hanya tebakan Rio" aku tersenyum

"Feeling ku jarang meleset lenn." Jawab Rio.

"Iyaa. Terserah kamu" jawabku.

"Kok gitu?" Tanya Rio

"Iyaa. Itukan penilaian kamu. Aku tidak mengintervensi penilaian orang terhadapku." Aku tersenyum.

"Lenn…" panggil Rio pelan. Dan memberhentikan mobil.

"Iya" aku menatap wajah Rio.

"Aku serius sama kamu, lihat mataku!"__Rio

"Adakah kamu melihat kebohongan di mataku ini?" Tanya Rio.

Aku hanya memandangi wajah Rio. Aku melihat tak ada yang ditutupi dan benar tak ada kebohongan yang dia sembunyikan. Namun sekali lagi aku tak mau memperlihatkan ketertarikan ku kepada Rio. Dan aku memalingkan tatapan ke depan.

"Jalan lagi ioo, dah malam ini" pintaku.

Malam itu Rio memang ingin sekali melihatku merespon semua perhatian dan kasih sayangnya. Namun sekali lagi aku berpikir itu belum cukup membuktikan keseriusan dan cintanya kepadaku.

Mungkin dia menggapku wanita yang sok-sokan. Dan sombong tapi aku tak begitu butuh seseorang yang hanya ingin memiliki namun dapat mencintaiku. Jujur Rio terlalu agresif menurutku. Perhatian seperti itu, memang disukai banyak perempuan. Namun perhatian seperti menurutku tidak cocok diberikan kepada wanita yang baru dikenalnya. Perhatian seperti itu hanya berlaku ke wanita lain. Aku menyukai perhatiannya namun untuk menerima cintanya dengan cepat dengan perhatian seperti itu belum bisa membuatku percaya kalau dia mencintaiku.

Malah aku berfikir dia terobsesi padaku bukan mencintaiku. Waktu terus berjalan di mobil aku hanya termenung dan berfikir apakah Rio pantas mengisi hatiku. Yang sedih ini. Rio bukan orang biasa. Namun Rio mau menerimaku seutuhnya. Entahlah kita lihat saja nanti. Dan kami tiba di depan apartemen ku.

"Makasih lenn, sudah menemaniku malam ini" rio tersenyum.

"Tunggu! Biarkan aku membukan pintu" pintanya.

Rio berjalan keluar. Dan mem bukakan aku pintu mobil.

"Terimakasih" aku keluar dari mobil seraya menyunggingkan senyum.

"Good night lenn. Nanti aku telpon, bisa kan?" Tanya Rio

"Kayaknya aku langsung istirahat" aku tersenyum manis sekali, agar Rio tidak begitu kecewa mendengar jawabanku.

"Iya dah. Aku langsung balik"__Rio

"Iya, makasih juga untuk malam ini ioo" aku menyungging senyum.

"Kamu hati-hati" aku menyungging senyum.

"Iyaa, happy nice dream" _ Rio.

Aku hanya tersenyum. Dan setelah itu Rio langsung masuk ke mobil dan pulang. Setelah melihat Rio sudah jauh dari pandangan ku. Aku berjalan masuk ke apartemen.