Bruk...Suara kencang terdengar namun aku tak merasakan apapun,saat aku membuka mata ternyata mas Malik sudah tergeletak tak sadarkan diri.
"Mas Malik" Teriakku dan mencoba untuk melepas semua tali yang mengikat pada tangan dan kakiku,.
Semua orang berlari menghampiri mas Malik yang terkulai lemah dengan banyaknya darah yang keluar dari kepalanya,Gadis berlari ke arahku dan mencoba untuk membantuku melepaskan ikatannya.
Setelah ikatan terlepas aku berlari menghampiri mas Malik yang sudah ada didalam mobil dan akan dibawa kerumah sakit,
"Mas bangun mas" Ucapku dengan terus menggoyangkan tubuhnya,
"Pak tolong cepat" Ucapku pada pak Adi,supir pribadi mas Malik.
"Iya nyonya ini saya sudah mengusahakan agar cepat sampai" Ucap pak Adi,
Kurang lebih satu jam akhirnya mobil sampai dirumah sakit,pak Adi segera turun dan memanggil suster,saat mas Malik sudah dibawa oleh suster masuk kedalam,
"Nyonya saya akan memarkirkan mobil terlebih dahulu" Pamit pak Adi padaku,
"Iya pak" Jawabku dan bergegas berjalan memasuki rumah sakit dan menunggu dokter menangani mas Malik didepan UGD,
"Nyonya bagaimana keadaan tuan Malik..?" Gadis yang tiba-tiba datang dan mendekatiku,
"Aku tidak tau Gadis" Ucapku dengan air mata yang tanpa terasa menetes,
"Sabar nyonya,semua akan baik-baik saja" Ucap Gadis menenangkan aku,
"Gadis bagaimana dengan papah dan mamah,apa mereka sudah diberi tahu..?" Tanyaku pada Gadis,
"Tuan Abraham dan nyonya Agnes tidak ada di indonesia nyonya,mereka sedang ada di jerman" Ucap Gadis,
"Iya sudah,biarkan aku yang menjaga mas Malik" Ucapku
Tak lama dokter pun keluar dari UGD,
"Dok bagaimana keadaan mas Malik..?" Tanyaku,
"Maaf apa anda keluarganya..?" Tanya Dokter
"Iya Dok,saya istrinya" Ucapku
"Nyonya,tuan Malik saat ini sedang membutuhkan banyak darah,apakah dari anggota keluarga ada yang memiliki darah yang sama..?" Tanya Dokter,
"Apa darahnya Dok..?" Tanyaku,
"Darah saya sama dengan tuan Malik dok" Ucap Gadis tiba-tiba,
Tanpa memikirkan apapun aku langsung meminta Gadis untuk segera mendonorkan darahnya untuk mas Malik,Gadis pun berjalan mengikuti suster menuju lab.
Sementara aku terus menunggui mas Malik diluar UGD,tak lama akhirnya Gadis pun kembali dan duduk di sampingku,
"Gadis terimakasih banyak atas bantuan kamu" Ucapku menggenggam tangan Gadis,
"Iya nyonya,nyonya tenang saja" Ucap Gadis,
"Tapi bagaimana mungkin kamu tau kalau darahmu dan darah mas Malik itu sama..?Sedangkan dokter belum memberitahumu apa golongan darah mas Malik" Tanyaku kepadanya,
"E...Iya aku sudah lama bekerja padanya jadi aku tau semuanya" Ucap Gadis,namun aku melihat kejanggalan padanya,namun aku tak ingin berfikir terlalu jauh.
"Nyonya saya akan membeli minum,apakah nyonya ingin teh atau kopi" Tanya Gadis,
"Saya tidak memiliki uang Gadis" Ucapku
"Tidak apa-apa nyonya,saya punya uang" Ucapnya
"Tidak Gadis,terimakasih" Ucapku
Gadis pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli minuman sedangkan aku tak ingin beranjak dari sini walau sedetik pun,tak lama dokter pun keluar dari ruang UGD.
"Dok,bagaimana keadaan suami saya..?" Tanyaku
"Alkhamdulilah,masa kritisnya sudah terlewati,tuan Malik akan dipindahkan ke ruang inap" Ucap Dokter.
"Alkhamdulilah terimakasih Dok" Ucapku,
Aku mengikuti suster yang mendorong ranjang yang ditiduri mas Malik,aku tak tega melihat mas Malik dengan kondisi lemah dengan selang di hidung dan tangannya dan kepala yang dibalut perban.
"Sus,kapan mas Malik akan sadar..?" Tanyaku pada suster saat sudah ada dalam kamar inap mas Malik,
"Antara satu atau dua jam lagi bu,ditunggu saja tapi jangan buat pak Malik terlalu berfikir berat saat dia sudah sadar nanti" Ucap suster,
"Baik sus,terimakasih" Ucapku,
Suster pun keluar meninggalkan aku dan mas Malik saja,aku terus menunggu mas Malik tersadar namun aku tertidur disamping ranjang mas Malik.
"Nyonya" Gadis sudah datang dan membangunkan aku,
"Iya Gadis,maaf aku lupa memberi tahu kamu kalau mas Malik sudah dipindahkan" Ucapku
"Iya nyonya tidak apa-apa,aku masih bisa bertanya kok" Ucap Gadis dengan tawanya,dan aku membalas ikut tertawa dengannya.
"Ini aku sudah membelikan kopi untukmu,agar nyonya kuat menunggui tuan Malik" Ucap Gadis menyerahkan secangkir kopi untukku,
"Terimakasih" Ucapku dan menerima gelas berisi kopi itu,aku melihat tubuh mas Malik jari tangannya sedikit bergerak,
"Gadis,mas Malik bergerak" Ucapku dengan senyum dan tangis bahagia
"Iya nyonya,saya akan pergi memanggil dokter" Ucap Gadis
Aku menganggukkan kepalaku dan Gadis pun keluar dari kamar untuk memanggil dokter,
"Kamu" Ucap mas Malik,
"Mas jangan banyak gerak dulu" Ucapku
"Kakiku kenapa aku tidak merasakan kakiku" Teriak mas Malik,
Aku panik dan bingung,aku tidak mengerti apa yang mas Malik ucapkan,
"Kemana kakiku Arin,kau kemana kan kakiku..?Kenapa aku tak bisa merasakan apapun..?Ini semua pasti salahmu kamu memiliki dendam padaku,iya kan!!!!" Ucap mas Malik emosi,
"Mas,aku tidak melakukan apapun padamu" Ucapku.
Namun tak lama akhirnya Gadis dan dokter datang,dokter langsung mencoba memeriksa keadaan mas Malik,dan meminta suster menyuntikan obat tidur pada mas Malik,
"Dok,kemana kaki saya dok" Teriak mas Malik pada dokter,namun suntikan dari suster rupanya bereaksi tubuh mas Malik langsung lemas dan dia pun terlelap.
"Dok apa yang terjadi pada suami saya..?" Tanyaku
"Suami ibu mengalami kelumpuhan" Ucap dokter
"Apa..?" Ucapku dan badanku langsung melemah,Gadis langsung menangkap tubuhku yang melemah,
"Sabar bu,tenangkan diri ibu karena tuan Malik sangat membutuhkan dukungan dari ibu,saya permisi dulu" Ucap dokter,dokter dan suster pun berjalan keluar meninggalkan ruang inap mas Malik.
"Gadis apa yang terjadi pada mas Malik..?" Tanyaku dengan fikiran kacau,
"Sabar nyonya,ini semua cobaan" Ucap Gadis menenangkan aku,
"Malik,sayang" Kekasih mas Malik tiba-tiba masuk kedalam ruangan dan langsung menghampiri mas Malik,
"Jangan ganggu dia,dia baru istirahat" Ucap Gadis,dan wanita itu pun membalikkan badannya dan mendekat ke arahku.
"Semua ini pasti gara-gara kamu wanita sialan,wanita pembawa sial" Ucap wanita itu,
"Maaf,siapa anda berani memarahi saya..?Saya istri mas Malik seharusnya saya yang marah kepada anda berani-beraninya anda masuk tanpa permisi" Ucapku pada wanita itu,
"Kamu" Ucapannya terhenti,saat mas Malik memanggil namanya,
"Sayang" Panggil mas Malik pada wanita itu.
"Iya sayang,bagaimana keadaanmu sayang..?Kenapa semua ini bisa terjadi padamu..?" Tanya wanita itu,
"Aku tak bisa menggerakkan kakiku sayang" Ucap mas Malik dengan wajah memelas,
"A..Apa..?Jadi kamu lumpuh..?" Tanya wanita itu,
"Kau tak akan meninggalkan aku kan sayang..?" Tanya mas Malik penuh harap,
"Maaf Malik,aku seorang model terkenal bagaimana jika wartawan dan semua orang tau kalau aku memiliki kekasih cacat" Ucapnya
"Tapi sayang,aku..Aku akan kembali sembuh,aku janji" Ucap mas Malik pada wanita itu,
"Maaf mas,hubungan kita cukup sampai sini" Ucap wanita itu dan pergi meninggalkan mas Malik.
"Sayang,Vita..Jangan tinggalkan aku" Ucap mas Malik mencoba bangun dari tempat tidur namun dia justru terjatuh,
"Mas" Teriakku dan menghampirinya,aku membantu dia untuk naik lagi keatas ranjang,
"Pergi kamu,pergi jangan sentuh aku,ini semua salahmu,aku lumpuh karena kamu dan kekasihku meninggalkan aku karena kamu" Teriak mas Malik padaku,
"Iya mas semua salahku,maafkan diriku,kamu boleh menghukum aku tapi kamu sehatkan dulu keadaanmu" Ucapku menenangkan mas Malik.
"Dia meninggalkan aku" Ucap mas Malik dengan air mata yang membasahi pipinya,
Baru kali ini aku melihat air mata mas Malik mengalir,sungguh besar rasa cinta mas Malik kepada mbak Vita sampai dia hancur seperti ini.
Perlahan mas Malik tenang dan memejamkan matanya,aku sedikit tenang melihat dia terlelap,aku mengusap air mataku yang membasahi pipi.
"Nyonya,kenapa nyonya berbicara seperti itu..?Apa nyonya tidak takut kalau tuan semakin membenci nyonya..?" Tanya Gadis padaku,
"Tidak apa-apa Gadis,aku tidak tega melihat mas Malik yang begitu hancur karena mbak Vita meninggalkannya,aku hanya ingin dia tenang dan kembali sehat seperti semula" Ucapku dengan tersenyum,
"Sungguh mulia hatimu nyonya,tuan Malik beruntung memiliki wanita sepertimu,meski sudah berkali-kali disakiti tapi kamu selalu menerima dengan lapang dada dan sabar" Ucap Gadis,
"Aku titip mas Malik sebentar iya,aku ingin ke mushola rumah sakit sebentar" Ucapku pada Gadis,
"Baik nyonya" Ucapnya.
Aku pun keluar meninggalkan ruangan dan berjalan menuju mushola rumah sakit ini,namun saat sedang berjalan aku tiba-tiba menabrak seseorang.
BRUK..
"Maaf saya tidak sengaja" Ucapku
"Iya tidak apa-apa" Ucapnya dengan tersenyum,aku pun melanjutkan berjalan menuju mushola namun langkahku terhenti karena panggilan seseorang,
"Tunggu" Teriak seseorang,aku membalikkan badanku,
"Iya dok ada apa..?" Tanyaku
"Apa ini milikmu..?" Tanyanya,
"Oh,bukan dok" Ucapku,
"Maaf dok,saya permisi" Ucapku dan berlalu meninggalkan dokter itu.