Pagi ini aku bangun telat,mungkin karena capek mengurus mas Malik sehari penuh,aku bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan diri,setelah selesai aku bersiap akan turun namun sebelum turun aku menghampiri mas Malik dulu di kamarnya,
"Tok..tok..tok..Mas" Ucapku dari balik pintu,
"Masuk" Jawabnya,aku pun membuka pintu dan masuk,
"Ada yang bisa aku bantu..?" Tanyaku,
"Aku ingin mandi karena hari ini jadwalku untuk terapi" Ucap mas Malik,
"A...Apa harus denganku..?" Tanyaku,
"Lalu siapa yang harus membantuku untuk mandi..?Apa aku harus memanggil salah satu pembantu untuk membantuku..?" Tanya mas Malik,
"Tap..Tapi..." Ucapku terhenti,
"Tidak usah banyak berfikir,kamu ini istriku jadi kamu yang harus membantuku" Ucap mas Malik,
"Sebentar mas" Aku berlari keluar dan turun untuk mencari Gadis,
"Antoni dimana Gadis..?" Tanyaku,
"Dia ada didapur kak,sedang membuat sup untuk kak Malik" Ucapnya,aku segera berlari untuk menemuinya.
"Gadis bisakah kau membantuku,aku mohon" Ucapku pada Gadis,
"Membantu apa kak..?Aku pasti akan membantumu" Ucapnya dengan tersenyum,
"Ikut denganku" aku menarik tangan Gadis untuk naik ke kamar mas Malik,
"Eh kak,tunggu kompor belum aku matikan" Ucap Gadis namun aku tak menghiraukan ucapannya,
"Antoni tolong gantikan Gadis didapur kompor masih menyala" Ucapku pada Antoni,
"Memangnya ada apa..?" Tanya Antoni,namun aku tak mendengarkan ucapannya,
"Kak,tolong matikan kompor" Teriak Gadis saat menaiki tangga.
Aku dan Gadis pun sampai dikamar mas Malik,namun mas Malik bingung melihat kami,
"Ada apa ini..?" Tanya mas Malik dengan menautkan kedua alisnya,membuat ketampanannya bertambah,
"Enggak tau ini kak Arin kenapa memintaku untuk ke kamarmu" Ucap Gadis,
"Arin" Panggil mas Malik membuyarkan lamunanku,
"Eh...Iya" Jawabku
"Kenapa kamu membawa Angel kemari..?" Tanya mas Malik,
"A...Aku meminta Gadis eh maksudku Angel untuk membantumu untuk mandi.." Ucapku
"What...?Aku enggak salah denger ini kak...?Kak Arin kan istri kak Malik jadi yang seharusnya membantu mas Malik itu kak Arin bukan aku" Ucap Gadis kemudian berlalu meninggalkan kami,
"Gadis eh Angel jangan pergi tolong aku!!!!!" Teriakku namun tak didengar olehnya,
Aku terpaku tak dapat mengatakan apapun bahkan untuk melihat wajah mas Malik saja aku tak berani,
"Jadi sampai kapan kau akan membiarkan aku seperti ini..?" Tanya mas Malik,
"E..Tapi" Ucapku terhenti
"Enggak ada kata tapi,cepat bantu aku" Ucapnya,
Perlahan aku memberanikan diri untuk membuka baju yang mas Malik kenakan,melepaskan kancingnya satu persatu namun dengan mataku yang terus terpejam,
"Kenapa kamu menutup matamu..?Bukankah aku ini suamimu" Ucap mas Malik dengan mendekatkan wajahnya ke wajahku,rasa hati ini yang tidak karuan seperti ada sebuah drum besar yang sedang ditabuh didalam hatiku ini,namun melihat aku seperti ini mas Malik justru tertawa.
"Kenapa kamu tertawa..?" Tanyaku,
"Baru kali ini aku menemukan wanita yang tidak tertarik padaku bahkan tidak ingin melihatku" Ucap mas Malik,
"Aku akan menyiapkan air hangat,sementara itu kamu bisa melepas celana kamu dan memakai handuk" Ucapku bergegas bangun namun tangan mas Malik menahan aku,
"Kenapa tidak kamu lepaskan dulu celanaku baru kamu menyiapkan air hangat..?" Tanya mas Malik,
"Maaf aku tidak bisa" Ucapku dan berlalu menuju kamar mandi,aku mendengar mas Malik tertawa.
"Kenapa dia memperlakukan aku seperti ini" Ucapku dibelakang pintu kamar mandi.
Setelah menyiapkan air panas aku keluar dari kamar mndi untuk membantu mas Malik naik ke kursi rodanya,
"Sudah siap mas..?" Tanyaku,
"Seperti yang kamu lihat" Ucapnya,
Aku berteriak sekencang mungkin karena aku terkejut melihat mas Malik yang hanya mengenakan handuk di bagian bawahnya dan membiarkan dirinya bertelanjang dada,
"Ada apa kak..?" Antoni dan Gadis datang menghampiri kami,namun mas Malik hanya tertawa kencang,
"A...Aku tidak bisa melakukan ini,aku tidak bisa membantu mas Malik untuk mandi" Ucapku dan berlalu pergi dari kamar mas Malik.
Aku turun ke dapur mengambil air minum dan meneguknya dengan banyak,
"Kak,ada apa denganmu..?" Gadis menghampiriku,
"Aku,aku tidak terbiasa melihat laki-laki dalam keadaan seperti itu" Ucapku,
"Hahaha...Ada-ada saja kau ini,aku fikir tadi ada apa sampai kamu teriak begitu kencang" Ucap Gadis,
"Kamu disini lalu mas Malik mandi dengan siapa..?" Tanyaku
"Tenang saja,kak Antoni membantu kak Malik untuk mandi" Ucap Gadis,
"Kamu harus terbiasa kak,karena kamu ini sudah menjadi seorang istri" Ucap Gadis,
Aku mencerna semua ucapan Gadis,yang Gadis ucapkan itu benar,aku harus membiasakan diri karena aku ini sudah menjadi seorang istri.
Tak lama mas Malik dan Antoni pun turun,aku segera menghampirinya dan membantunya,
"Kenapa tadi kau meninggalkanku..?" Tanya mas Malik,
"Ma...Maaf mas,aku belum terbiasa melihat laki-laki bertelanjang dada seperti kamu tadi" Ucapku,
"Lantas kapan kamu akan terbiasa..?Kamu sudah menikah dan suamimu ini cacat,siapa yang akan membantu suamimu jika kamu terus-terusan tidak terbiasa" Ucap mas Malik,
"Ma...Maaf" Ucapku dengan menundukkan pandangan,
"Tidak cukup hanya dengan maaf,aku akan memberimu hukuman" Ucap mas Malik,
"Kak" Jangan seperti itu lagi,kasihan kak Arin dia sudah mau menerima kakak dan mengurus kakak,dia hanya belum terbiasa hidup bersama laki-laki" Ucap Gadis membelaku,
"Angel,kamu tahu bagaimana aku,aku akan memberi hukuman pada mereka yang berbuat salah,kamu tau itu bukan..?" Tanya mas Malik,
"Iya kak aku tau,tapi kasihan kak Arin dia sudah selalu menerima hukuman darimu" Ucap Gadis,
"Berlutut!!!!" Perintah mas Malik padaku,
"Kak" Ucap Gadis,
"Sudah Gadis,aku tidak apa-apa,aku memang bersalah dan sudah seharusnya aku menerima hukuman" Ucapku,aku kemudian berlutut didepan kursi roda mas Malik,aku menundukkan wajahku dan tak berani melihat mas Malik,
"Jangan kamu tundukkan wajahmu itu" Ucap mas Malik,aku memberanikan diri untuk mengangkat wajahku dan menatap mas Malik,
"Minta maaf!!!!" Perintah mas Malik padaku,
"Maafkan aku mas,aku salah aku seharusnya bisa membantumu,tapi aku malah pergi meninggalkanmu" Ucapku menatap wajahnya,perlahan wajah mas Malik mendekati wajahku,dada ini kembali bergemuruh hebat,
CUP...mas Malik mencium pipiku,aku membuka mataku dan melihat mas Malik tersenyum padaku,mungkin sekarang wajahku sudah memerah seperti udang rebus.
"Itu hukuman untukmu,karena kamu tidak mau membantuku untuk mandi" Ucap mas Malik kemudian menjalankan kursi rodanya menghampiri meja makan,aku yang terbengong masih belum sadar,
"Apa kau akan terus berdiri disitu..?" Ucap mas Malik membuyarkan lamunanku,
"Ayo kak,sebelum kamu diberi hukuman lagi" Gadis menarik tanganku,
"Tapi kalau hukumannya seperti itu kamu mau dong berbuat salah terus" Lanjut Gadis,
"Ish...Tidak seperti itu Gadis" Ucapku menahan malu,
Kami pun menyantap sarapan bersama tanpa ada suara saat kami sarapan bersama,setelah selesai makan aku membersihkan bekas makan,
"Sudah biarkan,ada pembantu yang membersihkannya,sekarang ikut aku temani aku untuk terapi" Ucap mas Malik,
"Baik mas" Ucapku
Ternyata benar,dokter yang akan menerapi mas Malik sudah datang,mas Malik pun memulai terapi berjalannya perlahan-lahan,
"Semoga kakak cepat sembuh iya kak" Ucap Gadis padaku,
"Iya Gadis" Ucapku dengan tersenyum.
"Semangat kak" Teriak Gadis menyemangati mas Malik,mas Malik menatap kami namun aku mengalihkan pandanganku.