Chapter 11 - Kesalah Pahaman

Sudah sebulan mas Malik melakukan terapi,akhirnya sekarang mas Malik bisa kembali berjalan dan memulai aktivitasnya kembali dikantor.

"Pagi sayang" Sapa mas Malik memelukku dari belakang,

"Pagi" Jawabku dengan tersenyum,

"Bagaimana keadaanmu mas..?" Aku bertanya pada mas Malik dengan berbalik menghadapnya,

"Sudah membaik,terimakasih sudah merawat aku" Ucap mas Malik dengan mencium keningku,

"Ekhem...Ekhem...Ada orang nih ada orang" Ucap Angel,aku sekarang memanggilnya Angel karena nama sebenarnya Angel bukan Gadis.

"Angel mau dibuatkan apa..?Teh atau susu...?" Tanyaku,

"Susu aja kak,aku hari ini lagi males sarapan" Ucap Angel,

"Loh kenapa enggak mau sarpan..?" Tanyaku,

"Lagi patah hati kak" Ucap Antoni tiba-tiba datang,

"Ish...Apa sih kak Antoni rese" Ucap Angel,

"Siapa yang berani patahin hati adek kakak yang cantik ini...?" Ucap mas Malik,

"Kak Malik kok jadi percaya sama kak Antoni sih ih,kak Arin" Adu Angel padaku dengan memanyunkan bibirnya,

"Sudah-sudah,jangan diledek terus,Angel sarapan iya!!!nanti kalo Angel enggak sarapan sakit" Ucapku,

"Apa kakak begitu menghawatirkan aku..?" Tanya Angel,

"Tentu saja,kamu juga kan adek kakak" Ucapku

"Kak,kenapa Dito dan Dea tidak dibawa kesini..?Mereka bisa tinggal disini juga" Ucap Angel,

"Ayah sudah menikah lagi,Dito dan Dea sudah ada yang menjaga dan merawatnya" Ucapku,

"Apa kakak tidak merindukan mereka..?" Tanya Angel,aku menundukkan wajahku kebawah menahan tangis karena merindukan mereka,aku menjawab ucapan Angel dengan senyuman.

"Angel ngomong terus,cepat makan nanti kita telat" Ucap Antoni pada Angel,

"Okeh-okeh,gak usah ngegas!!!!!!" Ucap Angel pada Antoni,aku hanya tersenyum melihat mereka.

Tanpa sepengetahuanku ternyata mas Malik menatapku,aku menatapnya dan mengangkat kedua alisku dia hanya merespon dengan tersenyum.

Setelah selesai sarapan Antoni dan Angel pamit berangkat kuliah sementara mas Malik masih duduk terdiam dimeja makan,

"Mas kenapa belum berangkat...?" Tanyaku,

"Bagaimana aku bisa meninggalkan istriku yang sedang bersedih...?" Ucap mas Malik,

"Aku sedih...?Enggak kok,aku baik-baik saja" Ucapku,

"Apa itu benar..?" Mas Malik mendekatiku membuat jantungku berdetak kencang,dia semakin mendekatkan wajahnya padaku,aku pun memalingkan wajahku dan berjalan ke cucian piring,mas Malik memelukku dari belakang dan berbisik di telingaku,

"Aku pamit sayang,jangan lupa makan siangnya" Setelah mengatakan itu mas Malik mencium pipiku dan pergi dengan tawanya.

Setelah kepergian semua orang aku mengerjakan semua kerjaan rumah,setelah semuanya berlalu aku meminta mas Malik untuk memberhentikan semua orang dan membiarkan mereka lepas dari jeratan hutang hingga saat ini aku mengerjakan semuanya sendiri tapi itu lebih baik dari pada semua harus pembantu yang lakuin.

Setelah semua pekerjaan selesai kini saatnya aku memasak untuk makan siang semua orang dan mengirim ke kantor mas Malik,karena semenjak semuanya berubah mas Malik memintaku untuk selalu mengirim makan siang untuknya.

Setelah semua selesai aku naik keatas untuk bersiap mengantar bekal ke kantor mas Malik,

Dret...Dret...Dret...Ponselku berbunyi aku segera menyambar ponselku dan mengangkat panggilan yang masuk,

"Assalamu'alaikum.wr.wb" Ucapku mengawali pembicaraan,

"Wa'alaikumussalam.wr.wb,kak Dea kangen" Ucap Dea di sebrang,

"Dea..Apa kabarmu sayang..?" Tanyaku,

"Dea baik kak,kabar kakak gimana..?" Tanya Dea,

"Alkhamdulilah kakak juga baik,nanti kakak sepulang dari kantor kak Malik akan mampir kerumah" Ucapku,

"Benarkah kak..?" Tanya Dea girang,

"Iya sayang,tutup dulu iya,kakak harus pergi sekarang" Ucapku

"Baik kak" Aku memutus panggilanku dengan Dea dan bergegas turun kebawah,aku mengambil kotak makan mas Malik dan berjalan keluar mengunci pintu kemudian aku melajukan mobilku menuju kantor mas Malik.

Tak lama akhirnya aku sampai dikantor mas Malik,aku bergegas turun dari mobil dan masuk kedalam,

"Selamat pagi bu" Sapa resepsionis dikantor mas Malik,

"Pagi,pak Malik ada didalam..?" Tanyaku

"Ada bu" Ucap resepsionis itu,

"Baiklah,terimakasih" Ucapku,

Aku berjalan masuk menuju ruangan mas Malik,

"Selamat pagi bu" Ucap sekertaris mas Malik,

"Pagi,pak Malik ada didalam..?" Tanyaku,

"Ada bu...Tapi" Ucap sekertaris mas Malik,

"Tapi kenapa...?" Tanyaku,namun dia menundukkan wajahnya tak menjawab,karena penasaran aku masuk kedalam.

BRUK...Kotak makan yang aku pegang terjatuh,aku langsung kembali keluar dan menitipkan kotak makan mas Malik pada sekertarisnya,

"Nitip untuk pak Malik" Ucapku berlalu pergi,

"Arin" Panggil mas Malik dan mencoba mengejar aku,dia menahan tanganku,

"Arin aku bisa menjelaskan semuanya ini tak seperti yang kamu fikirkan" Ucap mas Malik,namun aku tak ingin mendengar apapun darinya aku melepaskan genggaman tangan mas Malik dan berlalu pergi meninggalkannya.

"Arin...Tunggu aku,Arin aku bisa menjelaskan semuanya" Mas Malik menggedor kaca mobilku namun aku tak meresponnya aku melajukan mobilku meninggalkan dia.

#####POV Malik

Setelah semua badai aku kini hidup dengan bahagia,awal pernikahan aku tak mencintai istriku tapi setelah melihat kasih sayang,kesetiaan dan pengorbanannya dalam merawat aku perlahan hati ini terpikat padanya,aku melihat dia murung pagi ini saat adikku bertanya tentang adiknya aku berencana untuk mengajak dia pulang kerumah orang tuanya untuk menjenguk adiknya.

Setelah selesai rapat aku kembali keruangan ku,

Tok...tok...tok..Suara ketukan pintu,

"Masuk" Ucapku,

"Maaf pak,ada seseorang yang ingin bertemu bapak" Ucap sekertarisku,

"Siapa..?" Tanyaku

"Aku" Seseorang itu masuk tanpa persetujuanku terlebih dulu,

"Vita" Ucapku

"Iya sayang,ternyata kamu masih ingat sama aku" Ucapnya,namun panggilan itu sekarang membuatku muak.

"Untuk apalagi kamu masih disini..??Pergi!!!!" Vita mengusir sekertarisku,

"Saya permisi pak" Dinta pergi dari ruangan ku,

"Untuk apalagi kamu kemari..?" Tanyaku pada Vita

"Santai sayang tak perlu emosi begitu,apa kamu tak merindukan aku...?" Ucapnya dengan bergelayut manja di leherku,

"Lepaskan Vita,aku ini suami orang dan kamu seharusnya sadar kalau kita sudah tak punya hubungan apapun lagi" Ucapku melepas kasar tangan Vita dari leherku,

"Suami...?Sejak kapan kamu menerima wanita itu sebagai istri..?" Tanya Vita

"Sejak dia setia merawat aku dan menjaga aku" Ucapku,

"Sudahlah jangan naif,aku tau seperti apa dirimu,aku tau kamu masih menginginkanku begitu pun aku" Ucap Vita mendekatkan wajahnya ke wajahku,

BRUK...Suara kencang aku dengar dari pintu,aku langsung melihat ke sumber suara,

"Arin" Ucapku menghempaskan tubuh Vita dan mengejar Arin,

"Arin" Panggilku dan terus mengejarnya,aku menarik tangannya dan menahannya,

"Arin ini enggak seperti yang kamu liat,tolong dengarkan penjelasanku" Ucapku.

Namun dia tak menjawab ucapan dariku bahkan dia enggan untuk menatapku,dia melepaskan tangannya dari genggamanku dan berlalu pergi masuk kedalam mobil,aku mengejarnya dan mencoba mengetuk kaca mobilnya berharap dia akan keluar dan mendengar penjelasanku tapi dia justru menancap gas mobilnya dan pergi meninggalkan aku,aku berlari masuk kedalam mobil dan melajukan mobilku untuk menyusulnya.

Sampai dirumah aku tak melihat mobil Arin terparkir,

"Dimana dia..?" Tanyaku pada diri sendiri,aku turun dari mobilku dan berlari masuk kerumah,

"Arin..Sayang,kamu dimana..?" Teriakku didalam rumah,

"Ada apa sih kak..?" Tanya Angel yang sedang makan di meja makan,

"Dimana Arin..?" Tanyaku pada Angel,

"Kak Arin tidak ada dirumah,aku pulang tidak ada orang bukankah biasanya jam segini kak Arin sedang mengantar makan siang untukmu...?" Tanya Angel,

"Iya tapi tadi dia pergi" Ucapku,aku langsung berjalan keluar dan mengambil mobilku aku melajukan mobilku mencari Arin.