POV Arin
Rasa sakit yang aku rasakan sulit sekali untuk ku tahan,rasanya aku enggan untuk pulang kerumah karena sudah pasti mas Malik pulang kerumah,aku memutuskan untuk mendatangi makam ibu,aku berhenti membeli bunga sebelum aku mendatangi makam ibu,selesai membeli bunga aku melajukan kembali mobilku.
#######
"Bu,Arin datang...Arin rindu ibu" Ucapku mengusap batu nisan bertuliskan nama ibu,
"Bu,Arin bawakan ibu bunga" Ucapku kemudian menyimpan bunga diatas makam ibu.
Setelah selesai aku kembali ke mobil dan memutuskan untuk kerumah ayah,mungkin aku akan menginap disana,
Dret...Dret...Dret...Ponselku berdering,tertera nama Angel disana,tak ingin Angel tau tentang semua yang terjadi aku mengangkat panggilan dari Angel,
"Hallo" Ucapku memulai panggilan,
"Hallo kak,kak Arin dimana..?Tadi kak Malik datang mencari kakak" Ucap Angel,
"Oh iya kakak lupa ijin pada kakakmu,kakak sedang ada janji temu sama temen kakak" Ucapku beralasan,
"Iya udah nanti kakak,hubungi kak Malik saja" Ucap Angel,
"Eum...Tidak Angel,lebih baik nanti kamu sampaikan saja pada kakakmu" Ucapku
"Oh iya sudah" Jawab Angel lalu memutus panggilan,
Setelah berbicara dengan Angel aku menyimpan kembali ponselku,
Dret..Dret...Dret...Namun ponselku kembali berdering dan sekarang nama mas Malik tertera disana,aku bingung apakah aku harus mengangkatnya dan mendengar penjelasannya atau pergi tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Hallo mas" Ucapku menjawab panggilan dari mas Malik,
"Kamu dimana..?" Tanya mas Malik terdengar khawatir,
"Kamu tenang saja mas,tak usah mengkhawatirkan aku,aku hanya sedang ingin sendiri" Ucapku,
"Arin,dengarkan dulu penjelasanku,setelah mendengarnya entah kamu akan percaya atau tidak itu hak kamu" Ucap mas Malik,
Aku memikirkan baik-baik ucapan mas Malik,apa aku harus memberinya waktu untuk menjelaskan atau tidak,di satu sisi aku ingin mendengarkannya tapi di sisi lain rasanya sakit jika aku harus bertemu dengannya,
"Arin,apa kau masih mendengarkan aku..?" Tanya mas Malik padaku,
"Aku masih mendengar" Ucapku,
"Beri aku waktu dan kesempatan untuk menjelaskan semuanya" Ucap mas Malik,
"Baiklah,aku tunggu kamu di rumah" Ucapku
"Baik,aku akan pulang" Ucap mas Malik,
Setelah memutuskan panggilan aku menancap gas mobilku menuju rumah diperjalanan aku menelfon adikku terlebih dulu untuk mengatakan padanya kalo aku tidak bisa mengunjungi mereka hari ini,
"Assalamu'alaikum bu" Ucapku saat panggilanku diangkat oleh ibu sambung ku,
"Wa'alaikumussalam.wr.wb Rin,ada apa..?" Tanya ibu,
"Bu,tolong sampaikan pada Dito dan Dea hari ini Arin tidak jadi menemui mereka karena Arin ada urusan" Ucapku,
"Oh iya Rin,nanti ibu sampaikan" Ucap ibu,
"Mereka dimana bu..?" Tanyaku
"Mereka sedang pergi mengaji Rin,baru saja berangkat" Ucap ibu,
"Oh iya sudah bu,Arin titip pesan begitu saja" Ucapku,
"Iya nak,nanti ibu sampaikan" Ucap ibu.
Aku memutuskan panggilanku dan melajukan mobilku agar aku cepat sampai dirumah,akhirnya aku pun sampai dihalaman rumahku dan ternyata mobil mas Malik sudah terparkir disana,aku turun dan berjalan masuk kedalam.
"Arin akhirnya kamu pulang" Mas Malik menarik tanganku dan memelukku dengan erat,
"Maaf mas,katakan saja apa yang mau kamu katakan" Ucapku,
"Arin tolong percaya padaku,aku dan Vita tidak ada hubungan apapun semua yang kamu lihat itu salah" Ucap mas Malik,
"Salah..?Aku melihat dengan jelas mas menggunakan mata kepalaku sendiri bukan kata orang,aku melihat bagaimana kalian berciuman" Ucapku
"Arin itu semua tidak benar,percayalah padaku" Ucap mas Malik,
"Apalagi yang harus aku percaya darimu mas...?" Tanyaku,
"Arin,apa kamu cemburu..?" Tanya mas Malik,
"Cemburu...?Untuk apa aku cemburu,aku bahkan tidak tau apa kamu mencintaiku atau tidak?Aku tidak paham apa kamu benar-benar menerimaku menjadi istrimu atau..?" Ucapku menggantungkan kalimat,
"Atau apa Arin..?" Tanya mas Malik,
"Atau kamu masih menganggap aku alat untuk melunasi hutang ayahku" Ucapku pada mas Malik,
"Arin,awalnya aku menikahi kamu itu memang karena ayahmu sudah banyak berhutang padaku,tapi karena sikapmu yang baik,perhatian pada aku dan adik-adikku bahkan kamu yang sabar dan mengalah membuatku jatuh cinta padamu" Ucap mas Malik,
"Seperti apa cinta yang kamu maksud mas..?Apakah hanya karena aku baik padamu dan kedua adikmu itu bisa membuatmu jatuh cinta..?" Tanyaku pada mas Malik,
"Aku tidak tau sejak kapan rasa itu ada,tapi yang jelas aku takut kehilanganmu" Ucap mas Malik,
"Apa kamu yakin kamu takut kehilanganku..?Bukannya kamu sangat mencintai Vita..?" Tanyaku,
"Arin percaya padaku" Ucap mas Malik,
Saat kami sedang berdebat tiba-tiba seorang wanita masuk kedalam rumah,
"Apa yang sedang kamu jelaskan sayang..?Bukankah dikantor tadi kita sudah sepakat untuk kembali bersama..?" Ucap Vita memeluk mas Malik di depanku,
"Oh ternyata gadis ini,sadar diri kamu itu hanya dijadikan alat untuk melunasi hutang orang tuamu" Ucap Vita dengan senyum sinis,
"Berhenti menyentuhnya!!!!" Bentak ku pada Vita,
"Ada apa ini kak..?Angel dan Antoni ikut turun dan mendatangi kami,
"Berhenti untuk menyentuh suamiku,lepaskan tangannya!!!" Bentak ku menarik tangan mas Malik agar menjauh dari Vita,
"Apa-apaan ini,wanita rendahan sepertimu berani merebut Malik dariku,ngaca kamu itu siapa" Ucap Vita,
"Kamu yang seharusnya berkaca,aku memang terlahir dari keluarga biasa tapi harga diriku lebih mahal darimu,cobalah berkaca kamu memang wanita berada dan berkelas tapi sayang harga dirimu tidak ada karena berani mencintai suami orang" Ucapku tak kalah tajam,
"Beraninya kamu berkata seperti itu" Vita mengangkat tangannya akan menamparku,namun tangan itu dipegang oleh mas Malik,
"Cukup Vita,apa kamu tidak mendengar penuturan Arin..?" Mas Malik menghempaskan tangan Vita dengan kencang,
"Malik,beraninya kamu menghinaku seperti ini,kamu lupa dengan kerja sama kita..?" Tanya Vita dengan menatap mas Malik,
"Kenapa kamu selalu menyatukan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan bisnis..?" Tanya mas Malik,
"Dengarkan aku baik-baik,aku bisa saja membuat perusahaan milikmu hancur dan kamu hidup menjadi gelandangan" Ucap Vita
"Wanita berharga dan terhormat itu tau batasan,dia pun akan bersifat profesional tak akan menyatukan antara masalah pribadi dengan bisnis" Ucapku pada Vita,
"Tau apa kamu tentang bisnis..?" Tanya Vita,
"Kamu itu hanya ada kontrak kerja sama menjadi model dengan suamiku,jika kamu ingin membatalkan kerja sama dan pergi itu bukan masalah besar untuk suamiku,dia bisa mencari model yang lebih baik darimu bahkan lebih berkualitas dibanding dirimu" Ucapku melihat Vita dari atas sampai bawah,
"Cukup,kamu jangan main-main denganku,kamu belum tau siapa aku!!!!" Ucap Vita emosi,
"Apa aku harus menjelaskan siapa dirimu di hadapan mantan pacar dan mantan calon adik ipar kamu..?" Tanyaku dengan tersenyum miring,
"A..Apa maksudmu..?" Tanyanya dengan nada bergetar,
"Aku bahkan bisa saja membuka topeng kamu didepan media" Ucapku dengan menatapnya,
"A..Apa maksudmu..?" Tanyanya lagi,
"(Aku tersenyum miring),jika kamu masih berani mendekati suamiku,lihat saja apa yang akan tersebar di media,sekarang pergi dari rumahku!!!!" Ucapku kasar pada Vita.
Dia pun berlalu pergi meninggalkan rumah dan aku beranjak menuju dapur untuk mengambil air karena haus sedari tadi menahan emosi,
"Kak...Aku tak percaya yang tadi itu kak Arin" Ucap Angel mendekatiku,
"Betul itu kak,kok kak Arin bisa membuat Vita tak bisa bicara..?" Ucap Antoni,
"Aku hanya berusaha mempertahankan harga diriku dihadapannya" Ucapku dengan tersenyum,
"Aku salut padamu,tapi apa yang kamu tau tentang Vita..?" Tanya mas Malik,
"Biar aku menyimpannya sendiri,tak perlu aku mengumbar aib orang lain selagi orang itu masih bisa dikontrol" Ucapku dan berlalu naik ke kamar meninggalkan mereka.