Arin teringat kembali kejadian kemarin saat mereka liburan dan bertemu Kevin,setelah sekian lama dia baru dipertemukan lagi dengan Kevin tapi sayangnya dalam situasi yang berbeda karena dia sudah menjadi istri Malik,dan Kevin adalah kekasih adik iparnya Angel.
"Pagi kak Arin" Sapa Angel saat Arin sedang menyiapkan sarapan,
"Pagi sayang" Ucap Arin,
"Kak masak apa hari ini?" Tanya Angel
"Kakak bikin capcay udang,bakso sama chicken wings" Ucap Arin
"Wah,enak nih" Ucap Angel melihat masakan Arin,
"Angel mau bikin apa?Susu,teh,atau jus?" Tanya Arin
"Jus aja kak" Jawab Angel,
"Perintah terus,wanita itu seharusnya bisa memasak,seperti itu kok Kevin suka" Ucap Antoni yang tiba-tiba datang,
"Ye...Biarin,daripada kakak,jomblo" Ucap Arin mengejek Antoni,
"Jomblo berkelas dong" Ucap Antoni tak mau kalah,
"Sudah jangan ribut,Antoni mau minum apa?" Tanya Arin saat menyerahkan segelas jus pada Angel,
"Air keran aja kak" Ucap Angel,
"Apaan sih sana kamu minum tuh air keran" Ucap Antoni,
"Jus saja kak" Ucap Antoni lagi,
"Baiklah" Ucap Arin dan menuangkan jus untuk Antoni,
"Pagi" Sapa Malik yang sudah duduk dimeja makan,
"Pagi kakak tampan" Ucap Angel pada Malik,
"Angel hari ini jadi Kevin datang?" Tanya Malik,
"Apa?Kevin mau datang?" Tanya Arin kaget
"Iya,kenapa kamu kaget seperti itu?" Tanya Malik,
"Oh,enggak mas,soalnya aku tidak tau nanti harus masak apa" Ucap Arin menutupi kegelisahannya,
"Masak empal tikus aja kak,nanti aku yang tangkap tikusnya" Ucap Antoni,
"Apaan sih kak" Ucap Angel marah,
"Kamu buatkan saja masakan kesukaan Kevin,biar Angel beri tahu apa masakan kesukaan Kevin" Ucap Malik,
"Kevin suka bebek rica-rica kak" Ucap Angel,
"Oh baiklah,nanti kakak buatkan" Ucap Arin pada Angel.
Mereka pun sarapan bersama dengan khidmat tanpa ada pembicaraan sedikitpun,tapi tanpa yang lain ketahui jika Arin saat ini sedang mengontrol hati dan fikiran dia,dia tak tau bagaimana harus bersikap pada Kevin dihadapan semua orang,sampai tak sadar Arin hanya mengaduk makanannya tanpa memakannya,
"Kak" Panggil Angel pada Malik dan Malik pun menatap Arin,
"Apa kamu tidak selera makan?" Tanya Malik pada Arin namun tak ada jawaban darinya,
"Arin" Panggil Malik lagi namun Arin masih dalam lamunannya,
"Arin" Panggil Malik dengan suara sedikit lebih keras dan itu berhasil membuyarkan lamunan Arin,
"Iya Vin" Ucap Arin tiba-tiba,
"Vin?" Tanya Malik,
"Eum,maaf maksudku apa kabar Vina temanku,dulu kami bersekolah bersama dan Vina itu menyukai Kevin,tapi sekarang aku tau ternyata Kevin kekasih Angel" Ucap Arin beralasan dihadapan Malik dan Angel,
"Tidak berjodoh kak" Ucap Angel,
"Iya Angel mereka tidak akan pernah berjodoh karena kasta mereka berbeda" Lanjut Arin.
Setelah selesai sarapan Angel dan Antoni pamit berangkat lebih dulu,sedangkan Malik masih setia menunggu istrinya meskipun didalam hatinya bergejolak ingin tau apa yang terjadi pada istrinya pagi ini,
"Sayang,apa kamu tak pernah mencintai seseorang dulu?" Tanya Malik pada Arin,membuat Arin menghentikan aktivitasnya,
"Ma...Maksud kamu apa mas?Aku kemarin sudah bilang kalau aku dulu hanya memikirkan belajar tidak memikirkan yang lain" Ucap Arin menutupi semuanya,
"Setiap orang pasti punya masa lalu kan?Apa salahnya jika suami ingin tau masa lalu istrinya" Ucap Malik,
"Kamu ini kenapa sih mas?Kenapa kamu selalu bertanya tentang kehidupanku dulu?Aku punya privasi mas yang enggak semua orang harus tau,dan masa lalu itu tak perlu lagi diungkit" Ucap Arin pada Malik tanpa sadar jika dia sudah membentak suaminya,
"Aku hanya bertanya Arin,tak perlu kamu semarah itu padaku" Ucap Malik pada Arin,
"Wanita mana yang enggak akan marah jika suaminya selalu bertanya tentang masa lalu?" Tanya Arin,
"Kevin teman sekelas kamu bukan?" Tanya Malik pada Arin,
"Memang,tapi apa hubungannya denganku?" Tanya Arin,
"Aku melihat ada kejanggalan pada diri kalian,Kevin yang saat pertama kali melihat kamu tak pernah berhenti curi pandang padamu,dan kamu yang kaget saat mendengar Kevin akan datang,apa maksud itu semua?" Tanya Malik
"Mas,aku sudah menjelaskannya padamu,jadi apa kamu sekarang menuduhku?Menuduhku kalau aku ini mantan pacar Kevin?" Tanya Arin dengan emosinya,
"Tidak ada yang mengatakan kamu itu mantan pacar Kevin dan satu lagi jika kamu tidak menyembunyikan apapun tak perlu kamu marah padaku saat aku bertanya padamu" Ucap Malik kemudian meninggalkan Arin,Malik berangkat ke kantor tanpa Arin dia memilih untuk berangkat lebih dulu.
Sementara didalam rumah Arin terpaku dengan semua ucapan Malik,dia pun menyadari seharusnya dia tak bersikap seperti itu pada Malik,dia bergegas keluar dan mengunci rumah,dia masuk ke mobilnya dan berjalan menuju kantor lebih tepatnya menyusul Malik.
~~~~~~~~~~~~~
Sementara itu disisi lain seorang laki-laki memijit pelipisnya karena pusing mengingat perdebatannya tadi pagi,
"Kenapa lo Bro?" Tanya Bagus yang tiba-tiba datang,
"Gimana sih cara mengartikan wanita itu?" Tanya Malik pada Bagus,
"Hahahaha...Jadi ceritanya bos lagi sakit hati nih?" Ejek Bagus,
"Sudahlah Gus,gue lagi gak pengen ribut" Ucap Malik pada Bagus,
"Lagian siapa yang ngajak lo ribut?Gue cuman mau nanya bu Arin mana?Apa dia lupa hari ini ada rapat dengan tuan Faris?" Tanya Bagus pada Malik,
"Enggak tau,gue tadi berangkat duluan" Ucap Malik acuh,
"Bro,kalo lo ada masalah itu diselesaikan bukannya menghindar" Ucap Bagus kemudian meninggalkan Malik,
Tak lama seseorang masuk kedalam ruangan Malik tanpa permisi lebih dulu,
"Ngapain lagi sih Gus,gue males ribut sama lo" Ucap Malik tanpa melihat siapa yang datang,
"Mas,ini aku" Ucap Arin,
"Arin" Ucap Malik menatap dia namun segera membuang wajahnya,
"Mas,maafkan aku,aku tau aku salah tidak seharusnya aku membentak kamu tadi pagi,tidak seharusnya aku berbicara kasar padamu" Ucap Arin menggenggam tangan Malik,namun Malik masih dalam mode diamnya.
Sebenarnya Malik tidak sanggup mendiamkan Arin tapi kejadian tadi membuat Malik ingin memberi Arin pelajaran agar suatu saat tak mengulanginya lagi,
"Mas,tolong jangan seperti ini,jawab aku" Ucap Arin dengan air mata yang menetes,
"Jangan menangis,aku tak suka melihat air matamu" Ucap Malik menghapus air mata Arin,
"Arin,aku tidak tau ada apa sebenarnya denganmu dan Kevin,aku pun tidak ingin tau tentang masa lalu kamu,tapi aku hanya merasakan ada kejanggalan diantara kalian entah itu apa" Ucap Malik,
"Mas,aku dan Kevin hanya teman tidak lebih" Ucap Arin,
"Sudahlah aku tidak ingin membahasnya lagi,tapi satu pemintaan aku,tolong kamu jangan bersikap seperti tadi pagi,itu membuatku sakit" Ucap Malik pada Arin,
"Aku janji mas,maafkan aku" Ucap Arin pada Malik,
"Sudahlah,cuci wajahmu dan ayo kita keruang rapat sekarang,karena hari ini ada rapat dengan tuan Faris" Ucap Malik pada Arin,Arin pun berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya,setelah membasuh wajah Arin kembali menancap wajahnya dengan make up,
"Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi,tapi firasat hatiku tak pernah salah,semoga saja kamu tidak membohongiku Arin" Batin Malik berucap,
Setelah selesai merias wajahnya,Malik dan Arin pun berjalan menuju ruang rapat.