Chapter 21 - Rumit

Sudah satu minggu Angel enggan untuk berbicara dengan Arin,jangankan bicara bahkan bertatapan dengannya saja Angel tidak mau,semakin lama rasanya semakin rumit,entah apa yang harus Arin lakukan agar Angel bisa mempercayainya.

Seperti biasa Arin pagi-pagi sudah berada didapur dan menyiapkan sarapan untuk suami dan kedua adik iparnya,

"Pagi sayang" Sapa Malik,

"Pagi" Jawab Arin,

"Sayang,aku mau kopi tapi airnya jangan banyak" Ucap Malik,

"Tumben" Ucap Arin karena Malik biasanya selalu minta kopi dengan air yang banyak,

"Aku sedang ingin menikmati kopi pait dan kental" Ucap Malik,

"Baiklah" Ucap Arin,

"Pagi kak,kak Arin aku dibuatkan apa pagi ini?" Antoni yang sudah berada dimeja makan disamping Malik,

"Pagi,aku sudah membuatkan segelas susu untukmu dan Angel" Ucap Arin,

"Sayang,maafkan adikku" Ucap Malik pada Arin,

"Kenapa kamu minta maaf?" Tanya Arin

"Karena adikku tidak menghargai keberadaan kamu bahkan ucapannya menyakiti kamu" Ucap Malik,

"Mas,aku paham apa yang dirasakan Angel,aku mengerti itu sebabnya aku tak menyalahkan Angel apalagi membencinya,Angel masih remaja sama sepertiku dia masih sering tergoncang rasa percayanya" Ucap Arin pada Malik,

"Tau apa kamu tentangku?" Angel tiba-tiba datang dan duduk didekat Malik,

"Angel!!!" Teriak Malik,

"Apalagi kak?Aku sedang berurusan dengan wanita ini bukan denganmu" Ucap Angel,

"Jaga bicaramu Angel,dia kakakmu" Ucap Malik,

"Kakak,kakak,dan kakak,aku tidak tau apa yang dilakukan wanita ini,kenapa orang-orang sampai terus membelanya,kamu mendapatkan dukun dari mana?" Tanya Angel,

PLAK...Satu tamparan mendarat di pipi Angel,siapa lagi kalau bukan Malik,

"Angel,aku tidak pernah mengajarimu untuk mencaci orang seperti itu apalagi sampai merendahkannya" Ucap Malik,

"Kakak lupa?Bagaimana kakak merendahkan Kevin?Bagaimana kakak menyakiti hati Kevin dan sekarang saat Kevin sudah mau dekat denganku lagi kakak justru membela wanita ini" Ucap Angel dengan berteriak,

"Berhenti Angel,atau aku akan menamparmu lagi!!!!" Ucap Malik,

"Tampar kak,kalau itu yang bisa membuatmu senang!!!" Ucap Angel,

"Kau berani mengancam aku Angel,kamu lupa siapa kakakmu ini?" Tanya Malik berdiri dan mendekati Angel,

Angel yang sudah paham bagaimana kakaknya pun terlihat pucat dan ketakutan,

"Bangun kamu!!!!" Teriak Malik,namun Angel tetap duduk,

"Bangun aku bilang!!!!" Ucap Malik,

"Kak sudah kak,berhenti" Ucap Antoni yang melerai mereka,

"Apa mau kamu sekarang Angel?" Tanya Antoni,

"Kau tak perlu ikut campur!!!!" Teriak Angel pada Antoni,

"Sudah cukup Angel,aku sudah cukup sabar denganmu" Ucap Malik

"Mas berhenti" Ucap Arin,

"Tidak Arin,aku harus mendidik adikku agar dia tau gunanya mulut yang sebenarnya,agar dia tau bagaimana sra berbicara dengan orang yang lebih tua" Ucap Malik,

"Mas semua tidak harus pakai kekerasan!!!" Teriak Arin,

"Kamu diam Arin,aku sedang mengajari dan mendidik adikku" Ucap Malik,

"Mas" Arin menarik Malik,namun Malik tetep kekeh ingin memukul Angel,

PLAK...Satu tamparan mendarat tapi bukan di pipi Angel melainkan di pipi Malik,membuat semua orang kaget dan semakin tegang,

"Arin" Ucap Malik lirih,

"Maafkan aku mas" Ucap Arin menundukkan wajahnya,

"Kenapa kamu menamparku?Aku ingin mengajari adikku" Ucap Malik,

"Mas,mengajari itu tidak harus dengan kekerasan,Angel adik wanita kamu,aku tau dan paham bagaimana di posisinya" Ucap Arin,

"Tapi tidak seharusnya dia seperti itu Arin,dia tak sopan padamu" Ucap Malik,

"Mas,aku tau bagaimana rasanya jadi Angel" Ucap Arin,

"Tapi aku lebih tau bagaimana mendidiknya!!!" Ucap Malik emosi,

"Berhenti mas,ini urusanku dan Angel walaupun kamu kakak kandung Angel dan kamu suamiku tapi masalahku dan Angel sama sekali bukan masalahmu" Ucap Arin,

"Sudah cukup,hentikan sandiwara kamu wanita tak tau diri,berhenti menyebarkan racun" Ucap Angel,

Kali ini Malik benar-benar mengikuti keinginan Arin dia tidak menjawab atau membela Arin lagi,

"Angel,aku terima jika kamu belum mempercayaiku,tapi aku tak ingin kamu membenci kakakmu apalagi sampai bertengkar dengan kakakmu" Ucap Arin,

"Terserah kamu mau berkata apa,aku malas terus berbicara denganmu" Ucap Angel dan berlalu meninggalkan Arin,

Setelah kepergian Angel tak ada obrolan apapun diantara ketiga orang yang ada di meja makan,Antoni pergi tanpa pamit begitu pun Malik,setelah kepergian semua orang Arin terduduk lemah,dia menangis sejadi-jadinya,dia berfikir semua yang dilakukan itu mungkin salah,tapi dia harus melakukan itu semua agar tak ada lagi pertengkaran antara adik dan kakak.

~~~~~~~~~

Malam pun tiba semua orang sudah kembali kerumah,Arin memasak makan malam untuk semua orang,setelah semua siap Arin memanggil Malik,

"Mas,makan malam sudah siap" Ucap Arin menghampiri Malik di kamar,

"Aku tidak lapar!!!!" Ucap Malik pada Arin,

"Tapi kamu harus makan mas" Ucap Arin,

"Kalo aku bilang tidak lapar iya tidak lapar,urus saja urusanmu sendiri begitupun denganku aku akan mengurus urusanku sendiri!!!" Bentak Malik dan berlalu pergi

Arin kembali menumpahkan air matanya,awalnya dia yang hanya harus menghadapi adik iparnya sekarang dia juga harus menghadapi suaminya,dia menguatkan diri kemudian kembali keluar dan turun kebawah,

"Antoni" Ucap Arin,

"Iya kak" Jawab Antoni,

"Maaf kamu harus makan sendirian" Ucap Arin

"Enggak apa-apa kak" Ucap Antoni,

"Makanlah,kalau sudah selesai panggil aku,aku di taman belakang" Ucap Arin,

"Iya kak" Jawab Antoni melanjutkan makannya,

Arin berjalan menuju ayunan yang berada di taman,dia mengingat kembali awal dia bertemu dengan Angel,awal dia masuk kedalam rumah ini,dan awal mendapat perlakuan baik dari suaminya.

"Bu,Arin memang awalnya tak mencintai mas Malik,tapi semakin hari bersamanya Arin mulai mencintainya tapi kenapa keadaannya sekarang justru seperti ini,apakah Arin masih sanggup dan kuat untuk menjalani kehidupan rumah tangga Arin,Arin ingin pulang bu" Ucap Arin dalam tangis dan kesendiriannya.

~~~~~~~~~~~

Pagi tiba Arin kembali menjalani harinya,makanan semalam hanya Antoni yang memakan dan masih tersisa sangat banyak,Arin menangis membuang semua masakan yang sudah basi,dia kembali memasak untuk sarapan semua orang walaupun dia tau akhirnya mungkin tak akan ada yang memakannya lagi.

Setelah semua siap Arin memanggil Malik namun Malik tak menjawab satu katapun ucapan Arin,Malik kembali meninggalkannya dan benar saja saat di dapur makanannya bahkan saat ini utuh tak disentuh sama sekali.

Arin ingin pulang kerumah orang tuanya tapi dia tak ingin membuat orang tuanya memikirkan nasibnya,akhirnya dia memutuskan untuk pergi jauh dari semua orang,dia sudah tak ingin lagi berada ditempat dimana dirinya tidak dihargai,Arin mengemas semua pakaiannya kemudian Arin menuliskan sebuah pesan untuk Malik,setelah selesai mengemas semua pakaiannya Arin berjalan menuruni tangga dengan air mata yang mengalir,dia berusaha kuat dengan menghapus air matanya dan berjalan dengan kaki yang rasanya sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya.

"Terimakasih mas kamu telah menerimaku dirumah ini,semoga kamu bahagia tanpa aku" Ucap Arin dan melangkah keluar dari rumah.