Chereads / Aku Dijadikan Alat Membayar Hutang Oleh Ayahku / Chapter 6 - Hinaan Orang Tua Dan Pacar Suami

Chapter 6 - Hinaan Orang Tua Dan Pacar Suami

Karena lelah aku tidur dengan cepat semalam,pagi ini aku dibangunkan oleh adzan subuh,semenjak tinggal disini aku tidak melaksanakan kewajibanku karena tidak ada mukenah untuk aku beribadah.

Aku bergegas membersihkan diri setelah membersihkan diri aku bersiap dan turun ke dapur sebelum mas Malik marah padaku lagi,

"Selamat pagi nyonya" ucap Antoni

"Pagi" ucapku

"Bagaimana keadaanmu nyonya." tanya Antoni

"Seperti yang kamu lihat", jawabku dengan tersenyum,

"Baiklah,jika kamu membutuhkan bantuan katakan saja" ucap Antoni

Aku meresponnya dengan senyuman,

"Oh jadi kamu bukannya membuatkan sarapan untukku malah berpacaran dengan koki ini!!!" ucap mas Malik emosi menunjuk Antoni

"Tidak mas,kami hanya mengobrol biasa" ucapku

"Alasan,cepat buatkan sarapan untukku" ucap mas Malik

"Baik mas" jawabku

Aku pun memasak sarapan untuk mas Malik,namun belum saat aku menyalakan kompor tiba-tiba ada serbet yang terbakar,

"Antoni tolong aku" ucapku berteriak

Antoni pun langsung mengambil kain basah dan menutup apinya,akhirnya api itu padam,

"Kamu tidak apa-apa..?" tanya Antoni khawatir

"Aku tidak apa-apa" jawabku

"Apa-apaan ini,kamu sengaja ingin membakar rumahku hah..????!!!" mas Malik emosi dan menarik daguku dengan kencang,

"Tidak mas,aku tidak sengaja" ucapku

"Tidak sengaja..?kamu bilang tidak sengaja.." ucap mas Malik,

Mas Malik menarik aku dan melempar aku kelantai,dia melepas ikat pinggang miliknya dan memukulkannya pada badanku,

"Mas sakit" ucapku saat menerima cambukan dari mas Malik,

Mas Malik tidak memperdulikan ucapan aku dia terus memecut aku,

"Bagus,wanita itu pantas dipukul" ucap seseorang dari arah pintu,

"Mamah" ucap mas Malik dengan senyumnya,

"Sayang kasihan nanti dia luka" ucap pacar mas Malik dengan tersenyum mengejek,

"Biarkan sayang,biar dia menikmati" ucap mas Malik

Mas Malik kembali memukulku dengan ikat pinggangnya,badanku sudah tak berdaya lemas menahan sakit aku pun tak sadarkan diri.

Saat aku terbangun aku sudah ada didalam kamarku,dan aku lihat Gadis sedang menungguiku,

"Gadis" ucapku pelan,

"Nyonya kau sudah sadar..?" tanya Gadis mendekatiku

"Aku haus" ucapku

"Ini nyonya" ucap Gadis memberikan air,

"Tinggalkan kami" ucap seseorang dari pintu

"Baik nyonya" ucap Gadis dan meninggalkanku

Mamah mendekatiku bersama dengan pacar mas Malik,

"Heh wanita miskin,jangan berharap kamu akan diperlakukan seperti ratu disini,karena jangankan aku anakku saja tidak sudi menikahi kamu" ucap mamah

"Mah,apa kesalahanku,aku pun tidak menginginkan pernikahan ini tapi mas Malik yang memaksaku" ucapku

"Malik memaksamu karena orang tuamu berhutang banyak pada kami" ucap mamah

"Lagian kamu itu enggak selevel sama Malik,Malik itu hanya milikku jadi jangan berharap lebih,wanita sepertimu hanya pantas bersanding dengan laki-laki dari pinggir jalan" ucap pacar mas Malik,

"Iya dong jika dibandingkan denganmu iya jauh beda sayang" ucap mamah memuji pacar mas Malik

"Dengar jika kamu macam-macam pada Malik atau memanfaatkan Malik aku tidak segan-segan membuat wajahmu ini hancur" ucap mamah dengan menghempas wajahku lalu mereka meninggalkan aku.

"Ya allah,apa salahku..?sampai aku harus mendapat perlakuan seperti ini sampai aku harus menjalani kehidupan yang seperti ini" batinku berucap dengan air mata yang terus mengalir.

"Heh bangun kamu!!!!! tak usah berpura-pura seperti itu,aku tau kamu berpura-pura pingsan hanya agar aku kasihan padamu" ucap mas Malik yang tiba-tiba datang

"Mas badanku lemas" ucapku

"Enggak usah banyak alasan!!!! bangun sekarang atau kau ku seret" ucap mas Malik dengan emosi,

Aku pun berusaha bangun dari tempat tidur,

"Sekarang,kamu pergi bersihkan kamar mandi!!!!" perintah mas Malik

"Tapi mas" ucapku

"Tapi apa..??alasan apalagi hah..?" teriak mas Malik

"Aku lemas belum makan" ucapku

"Oh jadi kamu mau makan..?ikut denganku" ucap mas Malik menarik tanganku keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju dapur,setelah sampai didapur mas Malik memasukan banyak nasi kedalam mulutku tanpa henti,

"Mas sakit" ucapku menangis,

"Kamu mau makan kan..?ini makan,makan semuanya" ucap mas Malik dengan terus memasukan nasi kedalam mulutku,

"Wuek.." aku muntah dan tebatuk-batuk

"Kenapa kamu keluarkan..?tak bisa kau menghargai makanan..?" tanya mas Malik dengan emosi

"Kau fikir gampang cari makan hah..???" bentak mas Malik lagi,

"Mas cukup mas,aku tidak tau kesalahanku apa kepadamu,kamu tega memperlakukan aku seperti ini" ucapku dengan uraian air mata,

"Kamu mau tau salahmu..?salahmu memilik orang tua yang punya banyak hutang padaku dan dia kemarin berani meminta uang lagi kepadaku!!!!" bentak mas Malik

"Tapi mas aku benar-benar tidak tau kalau ayahku datang kemari untuk meminta uang padamu" ucapku

"Tidak tau..?itu hanya drama kalian,aku tau kalian sengaja memeras aku dan mengambil hartaku" ucap mas Malik

"Tidak mas,jika kamu tidak menginginkan aku kamu bisa menceraikan aku,karena aku juga tidak mengharapkan pernikahan ini" ucapku akhirnya mengeluarkan semua unek-unek,

"Menceraikan..?lalu bagaimana hutang-hutang ayahmu itu apa kalian bisa membayarnya" ucapnya dengan senyum meremehkan,

"Aku tidak tahu urusanmu dengan ayahku" ucapku

"Aku tidak peduli apakah kamu tau urusanku dengan ayahmu atau tidak yang aku tahu kamu itu jaminan untuk melunasi hutang-hutang ayahmu" ucap mas Malik.

Mas Malik kembali menarik tanganku dan menuju Antoni yang sedang memasak,aku tak tau apalagi yang akan dia lakukan padaku,

"Antoni apakah sup ini sudah panas..?" tanya mas Malik

"Sudah tuan" jawab Antoni

Mas Malik mengambil sendok dan membuka tutup panci sup tersebut,

"Buka mulutmu!!!!" ucap mas Malik

"Mas,aku enggak mau mas itu panas" ucapku menolak dan mencoba melepaskan diri,

"Tuan itu sangat panas tuan,bahaya jika nyonya memakannya" ucap Antoni

"Siapa yang memintamu ikut campur..?pergi kamu dari sini!!!!" bentak mas Malik pada Antoni

"Buka mulutmu!!!" mas Malik menarik rahang ku dan membuka paksa mulutku dia memasukan kuah sup panas kedalam mulutku,dan menutup rapat mulutku.

Panas,perih,sakit yang aku rasakan di mulutku membuat air mataku mengalir dengan deras,harus berapa penyiksaan lagi yang aku terima dalam hubungan ini.

"Tuan kasihan nyonya tuan" ucap Antoni yang mencoba menolongku,

"Apa urusanmu..?kamu menyukainya..?" tanya mas Malik

"Ti..tidak tuan tapi rasa manusiawi,kasihan nyonya diperlakukan seperti itu" ucap Antoni

"Brengsek" mas Malik menarik baju Antoni dan memukulnya,

Bugh...bugh..pukulan bertubi-tubi mas Malik layangkan di wajah Antoni,

"Mas jangan sakiti dia" ucapku

"Oh jadi kamu pun membelanya..?sebenarnya ada hubungan apa kalian berdua..?" tanya mas Malik dengan mata penuh selidik,

"Dia hanya menolongku karena merasa kasihan terhadapku,tapi kamu malah memukulinya" ucapku

"Oh jadi kamu tidak menerima..?hah..?" mas Malik menarik tanganku dan menyeret tubuhku membawaku naik keatas dan masuk ke kamar,mas Malik mengunciku didalam kamar.

Lagi-lagi aku hanya bisa menangis meratapi kehidupanku,aku membuka mulutku yang kondisinya melepuh semua,aku masuk ke kamar mandi,aku mengobati luka melepuh di mulutku dengan pasta gigi,

"Semoga sembuh" batinku berucap,aku mengoles mulutku dengan meneteskan air mata karena rasa sakit dan perih yang aku rasakan saat mengobatinya.