Chapter 5 - Penolakan Mertua

Aku terus menangis didalam gudang sampai aku terlelap,namun tiba-tiba,

"Nyonya bangun" seseorang membangunkan aku,

"Iya" aku pun terbangun,dia membantuku berdiri kepalaku yang terasa sakit membuatku sulit untuk melihat,

"Gadis" ucapku

"Iya nyonya,tuan Malik menyuruhku untuk memanggil nyonya dan mendandani nyonya karena tuan Abraham dan nyonya Agnes akan datang" ucap Gadis

Gadis menuntunku ke kamar,aku masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri setelah merasa bersih aku pun keluar dan mempersiapkan diri,Gadis membantuku untuk bersiap,

"Nyonya,orang tua tuan Malik sudah datang dan ingin bertemu nyonya" ucap seseorang yang menemui aku,

"Iya" jawabku

Setelah siap aku dan Gadis berjalan turun kebawah dimana sudah ada mertuaku yang menungguku,saat aku sudah dibawah aku menyalami mereka,

"Pak" aku menyalami bapak mertuaku,

"Bu" aku menyalami ibu mertuaku namun tanganku ditangkis olehnya,

"Jadi ini wanita yang kamu nikahi Malik..??wanita dari kalangan kelas bawah..?mau ditaruh dimana muka mamah dan papah!!" ucap ibu tuan Malik emosi

"Mah,papah yang menginginkan semua ini" ucap mas Malik

"Pah,papah liat sekarang apakah wanita seperti ini pantas untuk anak kita Malik.??" tanya ibu mas Malik

"Pantas" ucap bapak mas Malik

"Apa-apaan ini,mah Malik enggak mau" ucap mas Malik

"Kalau kalian tidak menerima silahkan kalian pergi dari rumah dan jangan harap mendapat sepeserpun hartaku" ucap pak Abraham

Baik mas Malik atau pun ibunya tidak berani mengatakan apapun setelah bapak mas Malik berbicara,

"Nak kesini" panggil bapak mas Malik,

Aku pun dengan ragu-ragu melangkah menghampiri bapak mas Malik,

"Iya pak" jawabku

"Tidak usah seperti itu,kamu menantuku panggil aku papah" ucapnya

"I..iya pah" jawabku

"Ada apa dengan wajahmu..?" tanya papah,aku pun melirik mas Malik namun dia memberiku kode untuk tidak mengadukan apapun kepada papah,

"Tidak apa-apa pah,aku tadi makan sup yang masih panas" jawabku bohong

"Norak,udah tau sup panas dilahap" ucap mamah

"Mah" ucap papah,

"Selamat datang di keluarga kami nak,kalau kamu butuh apapun ngomong aja sama Malik atau sama papah" ucap papah

"I..iya pah" jawabku

"Ini kartu kredit kamu pegang,kalau kamu butuh apa-apa pakai saja" ucap papah menyerahkan kartu kredit padaku,

"Papah ini apa-apan,untuk apa papah memberinya kartu kredit..?yang ada nanti dia cuman ngabisin duit kita" ucap mamah

"Berhenti menilai jelek menantuku,kamu tau siapa yang hanya menginginkan harta kita..?si Vita itu" jawab papah

"Cukup iya pah,mamah itu tau Vita dia tidak seperti itu" ucap mamah

"Pah,Arin tidak pantas diberi ini,Arin tidak mengerti" ucapku

"Tak apa nak,nanti kalau kamu habis belanja kamu kasihkan saja ini" ucap papah

"Tapi pah,sebaiknya Arin tak memegang ini" ucapku mencoba menyerahkan kartu kredit papah,

"Pegang lah nak,anggap saja ini hadiah pernikahan untuk kamu" jawab papah,

"Terimakasih pah" jawabku

"Wanita seperti itu dikasih kartu kredit,boros buat belanjakan keluarganya yang enggak mampu itu" ucap mamah

"Sudahlah mah" jawab papah,

"Sudahlah,ayo kita pulang" ucap mamah

"Kami pulang dulu iya Rin" ucap papah

"Iya pah" jawabku

Setelah kepulangan mertuaku,mas Malik pergi menuju kamarnya,aku pun berjalan menuju dapur namun baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba ada yang memanggilku,

"Arin" ucap seseorang dari luar,aku membalikkan badanku dan melihat siapa yang datang,

"Ibu" ucapku dan berlari menghampiri ibu,

"Bagaimana kabarmu sayang..?kamu baik-baik saja kan..?" tanya ibu

"Iya ibu Arin baik-baik saja" ucapku menutupi semua rasa sakit,

"Dimana suamimu..?" tanya ayah

"Di atas yah,di kamarnya" ucapku

Tanpa bertanya padaku ayah berjalan naik keatas,

"Ibu ayah mau kemana bu..?" tanyaku pada ibu

"Mas...kamu mau kemana mas..?jangan berbuat seenak kamu ini rumah tuan Malik" ucap ibu

"Malik itu siapa..?Malik itu menantuku jadi aku berhak dirumah ini" ucap ayah

"Ayah berhenti ayah" ucapku

Namun ayah tak memperdulikan aku,ayah terus melangkah menuju kamar mas Malik,aku dan ibu mengejar ayah namun ternyata ayah sudah berhadapan dengan mas Malik,

"Untuk apa ayahmu datang kesini..?" tanya mas Malik padaku

"Sebagai seorang mertua aku berhak meminta uang kepada anak dan menantuku" ucap ayah

"Apa kurang uang yang sudah aku berikan padamu..?" tanya mas Malik,

"Jelas kurang dan selalu kurang" ucap ayah dengan tertawa

"Dasar gila harta" ucap mas Malik dan berlalu masuk ke kamarnya,

"Ayah,apa yang ayah lakukan..?kenapa ayah meminta uang lagi pada mas Malik..?" tanyaku

"Sudahlah kamu diam saja tidak perlu ikut campur urusanku!!!!?" ayah berbicara dengan nada menekan

Mas Malik pun kembali keluar dari kamarnya membawa beberapa lembar uang,

"Ini yang kalian mau..? ambil dan pergi,dasar pengemis" ucap mas Malik melemparkan uang dan menutup pintu kamarnya,ayah pun memungut uang yang dilempar mas Malik dan berlalu pergi,

"Ibu apa yang ayah lakukan bu" ucapku

"Maafkan ayahmu nak,ibu sudah berkali-kali mengingatkan ayahmu tapi ayahmu tak mau mendengarkan ibu" ucap ibu

"Lastri ayo kita pulang" ajak ayah kepada ibu

"Nak ibu pulang dulu iya,kamu jaga diri baik-baik" ucap ibu dan memelukku,

"Iya bu,ibu hati-hati" ucapku melepas pelukan ibu.

Aku mengantarkan ibu sampai didepan pintu setelah ibu dan ayah sudah tak lagi terlihat,aku kembali untuk ke dapur tapi tiba-tiba mas Malik menarik rambutku,

"Allah..sakit mas" ucapku menahan tarikan tangan mas Malik

"Dasar keluarga pengemis,kalian sengaja menguras hartaku..!!!" ucap mas Malik dengan emosi

"Enggak mas,aku enggak tahu kalau ayah dan ibu akan datang kesini" ucapku menahan tangis,

"Pembohong" mas Malik semakin menarik kencang rambutku masuk ke kamar mandi,mas Malik menceburkan kepalaku di bak mandi,aku hampir kehabisan nafas,

"Mas.." kepalaku kembali di tenggelamkan,aku menangis merasakan bagaimana perlakuan mas Malik padaku,

"Ini baru permulaan,kamu fikir orang tuamu datang kemari bisa dengan mudah meminta uangku...!!!!jika orang tuamu meminta uangku maka kamu yang harus menerima akibatnya!!!!!" ucap mas Malik mendorongku dan meninggalkanku,

"Ibu,Arin sudah enggak kuat" ucapku lemah terduduk dilantai kamar mandi,

"Nyonya...nyonya tidak apa-apa..?" tanya Gadis,

"Aku lemas Gadis" ucapku

"Ayo nyonya saya antar ke kamar" ucap Gadis

"Iya Gadis,terimakasih" ucapku

Gadis menuntunku ke kamar dengan perlahan,aku menaiki tangga perlahan karena rasa lemas yang aku rasakan,sesampainya diatas aku mengganti pakaianku dan tiduran diatas kasur,

"Siapa yang menyuruhmu masuk ke kamar..?" tanya mas Malik

"Lalu aku harus kemana mas..?" tanyaku

"Pindah ke kamar sebelah,karena aku tak menginginkan kamu ada disini" ucap mas Malik tanpa menatapku,

Aku mengemas semua pakaianku dan meninggalkan kamar mas Malik.