Chapter 3 - Dipaksa Menikah

Aku dibangunkan oleh suara adzan subuh,aku segera membersihkan diri dan membangunkan kedua adikku,

"Dek bangun,sudah siang" ucapku

"Masih ngantuk kak" jawab Dea adik bungsuku,

"Hey enggak boleh malas-malasan,ayo bangun" ucapku menarik tubuh Dea agar terduduk,

"Mas Dito mandi duluan iya,biar Dea nanti mandi setelah mas Dito" ucapku pada adik keduaku

"Iya kak" jawabnya bergegas bangun dan menuju kamar mandi,

"Ayo sayang bangun" aku membangunkan tubuh Dea,

Setelah Dea mau bangun aku keluar menuju dapur,disana ternyata ada ibu yang sedang melamun,

"Bu,pagi-pagi melamun" sapaku padanya

"Arin,dirumah tidak ada apapun,bagaimana adik-adikmu sarapan,apa mereka harus berangkat dengan perut lapar" ucap ibu meneteskan air matanya,

"Ibu tenang iyah,Arin akan coba ngutang di warung depan nanti Arin gajian dibayar" ucapku

"Kamu sudah kerja nak..?" tanya ibu

"Iya bu,alkhamdulilah Arin sudah mendapat pekerjaan dan hari ini Arin sudah mulai bekerja" ucapku

"Alkhamdulilah" ucap ibu bahagia dan memelukku,

"Ibu jangan sedih lagi iya,Arin akan membantu ibu" ucapku

"Iya nak" jawabnya dengan menyeka air matanya,

BRUK...

"Arin..Arin" ayah yang kembali pulang dengan kondisi berantakan aku sudah menebak pasti ayah kalah judi lagi,

"Iya ayah" aku menghampiri ayah

"Ikut aku" ayah menarik tanganku tanpa meminta persetujuanku,

"Mau kemana ayah..?Arin harus bekerja,lepaskan Arin" ucapku mencoba melepaskan diri

"Untuk apa kamu bekerja,gaji kamu tidak akan cukup untuk memberi aku uang" ucap ayah emosi

"Mas..lepaskan Arin,mau kamu bawa kemana dia" tanya ibu

"Aku akan menikahkan dia dengan laki-laki kaya raya" ucap ayah

"Apa..?ayah,Arin mohon ayah..Arin belum mau menikah" ucapku

"Dengan kamu menikah kamu akan mendapatkan uang banyak dan aku pun akan mendapatkan banyak uang" ucap ayah

"Stop mas!!!!!! hentikan kegilaan kamu,tidak cukupkah kamu dengan mengorbankan kehidupan kita..?kamu sekarang ingin mengorbankan kehidupan anakmu juga...?" ibu berbicara dengan penuh emosi kepada ayah

"Diam kamu,enggak perlu banyak bicara!!!" ayah pun tak kalah emosi dari ibu

"Bu tolong Arin bu...Arin enggak mau menikah sekarang bu" ucapku dengan air mata yang mengalir deras

"Mas lepaskan dia!!!!!" bentak ibu dan menarik tanganku,tapi ayah malah mendorong ibu sampai terjatuh,

"Ibu" teriakku melihat ibu yang terjatuh,

Namun saat aku akan menolong ibu justru tanganku semakin ditarik paksa oleh ayah dan mengikuti langkahnya,aku masuk kedalam mobil dan ternyata didalam mobil itu sudah ada orang yang menunggu aku dan ayah,setelah aku masuk kedalam mobil ayah menerima uang dari salah satu orang itu,

"Terimakasih bos,jadi hutang saya sudah lunas bukan..?" tanya ayah

"Iya" ucap laki-laki yang duduk di bangku depan,

"Ayah,Arin mau pulang yah,Arin enggak mau" ucapku,

Namun pintu mobil itu ditutup oleh seseorang yang duduk disamping aku dan ayah berlalu pergi meninggalkanku,

"Tolong lepaskan aku" pintaku memelas pada orang-orang di mobil itu,

"Kamu sudah ditukar dengan hutang-hutang ayahmu,jadi kamu harus menjadi istriku" ucap laki-laki itu

"Tolong lepaskan aku!!!" teriakku pada laki-laki itu,

Namun tiba-tiba orang di sampingku menutup mulut dan hidungku dengan sapu tangan dan setelah itu aku tidak sadarkan diri.

Aku terbangun dan kaget melihat sekelilingku,aku berada disebuah kamar besar namun tak aku kenali ini kamar siapa,

"Akhirnya anda bangun nona" ucap seorang wanita

"Aku dimana..?" tanyaku

"Anda sekarang ada di MALIK HOUSE" ucap wanita itu

"MALIK HOUSE..?" tanyaku bingung,

"Iya nona,sekarang silahkan anda membersihkan diri karena perias akan segera datang" ucap wanita itu

"Perias..??" tanyaku bingung

"Iya nona,nona ini bagaimana masa tidak tau apapun,nona kan akan menikah dengan tuan Malik" ucap wanita itu

Aku mengingat semua kejadian sebelum aku pingsan,

"Mbak..tolong bantu aku keluar dari sini mbak" aku memohon padanya,

"Maaf nona,sekarang lebih baik nona mandi sebelum perias datang,kalau tidak nona bisa habis sama tuan Malik" ucap wanita itu,

Aku pun berjalan menuju kamar mandi dengan kondisi pasrah dan air mata yang tak kunjung berhenti,begitu sakit rasanya jika semua mimpiku harus terhenti disini,

"Nona apakah sudah selesai..?" tanya wanita itu dari balik pintu

Aku pun melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi,aku dipakaikan gaun berwarna putih yang indah,tapi itu jika aku menikah dengan laki-laki idamanku bukan dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku ketahui,perias pun merias wajahku,aku hanya bisa diam dan pasrah,

"Apakah sudah selesai..?" seorang wanita masuk dan bertanya pada perias,

"Sudah nyonya" ucap perias

"Okeh,kalau sudah bawa dia turun bos sudah menunggu" ucap wanita itu,

Aku pun dibawa turun oleh perias,aku menuruni tangga dengan perlahan,dibawah ternyata sudah ramai orang aku hanya mampu tertunduk lesu karena rasa sedih yang tak dapat aku ungkapkan,aku ingin memberontak berlari tapi aku tidak memiliki kekuatan,

"Baik sudah siap semua" ucap pak penghulu yang akan menikahkan aku

"Sudah pak" jawab laki-laki disamping aku,

"Baik kita mulai" ucap pak penghulu

"Saudara Malik Ibrahim saya nikahkan dan kawinkan anda dengan saudari Arin Anastasya dengan mas kawin 100 gram emas dibayar tunai" ucap pak penghulu lantang,

"Saya terima nikah dan kawinnya Arin Anastasya dengan mas kawin tersebut,tunai" jawab laki-laki yang sekarang menjadi suamiku itu,

"Bagaimana saksi..?" tanya penghulu

"SAH.." ucap semua tamu,

"Silahkan pak Malik memakaikan cincin pada bu Arin,dan bu Arin silahkan mencium tangan suami anda" ucap pak penghulu

Laki-laki yang sudah bergelar suamiku itu memakaikan cincin di jariku dan aku pun mencium tangannya.

Setelah semua acara selesai aku pun masuk kembali ke kamar,menghapus riasan make up ku,aku ingin berganti pakaian tapi aku lupa kalau aku tidak membawa pakaian satupun hanya yang tadi aku kenakan saja,

Ceklek...suara pintu terbuka,rasanya aku benar-benar takut,aku tidak berani menatap laki-laki yang sekarang menjadi suamiku,aku duduk dipinggir ranjang dengan wajah tertunduk,

"Apa kau akan tidur dengan pakaian itu..?" tanyanya padaku

"Aku tidak membawa pakaian satupun" ucapku

"Di lemari sudah aku siapkan beberapa pakaian untukmu" ucap laki-laki itu

Aku pun berjalan menuju lemari dan mengambil baju untuk aku kenakan,setelah mendapat satu setel baju aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri,setelah membersihkan diri aku kembali duduk diatas ranjang,

"Tidurlah,tak usah khawatir aku akan menyentuhmu karena aku tak menginginkan kamu sama sekali" ucap laki-laki itu padaku,

Aku pun menidurkan tubuhku diatas ranjang disampingnya,aku tak berani menghadap kearahnya,aku pun terlelap menuju ke alam mimpi.