Chereads / Aku Dijadikan Alat Membayar Hutang Oleh Ayahku / Chapter 2 - Awal Dari Semuanya

Chapter 2 - Awal Dari Semuanya

#FLASHBACK 3 tahun lalu

Aku dan kedua adikku baru saja pulang dari sekolah namun kami terkejut melihat ibu yang sedang mengemasi semua barang-barang dan Ayah yang hanya duduk termenung,

"Ibu,ada apa ini..?kenapa Ibu mengemas semua barang-barang ibu..?" tanyaku pada ibu

"Nak,kita harus segera pindah dari sini karena rumah ini sudah bukan milik kita" ucap ibu

"Maksud ibu..?" tanyaku

"Ayahmu menjadikan rumah dan perusahaan sebagai alat untuk jaminan judinya" ucap ibu dengan emosi dan menatap ayah

"Ayah apa maksud semua ini,kenapa ayah belum juga berubah..?kenapa ayah melakukan hal seperti ini pada ibu,aku dan adik-adik,apakah ayah tak memikirkan kami sebelumnya..?" tanyaku

"Tau apa kamu,anak kecil enggak usah ikut cmpur urusan orang tua,diam dan bereskan semua barang kalian" ucap ayah pada kami

Aku membawa dua adikku keluar dari kamar ibu dan mengajak mereka untuk membereskan barang-barang milik mereka juga,

"Kak,kita mau pindah kemana..?" ucap Dea adik perempuanku dengan wajah sedihnya

"Dea,dengarkan kakak...kemana pun kita akan pergi dimana pun kita akan tinggal,jangan pernah merasa sedih selama kita masih sama-sama" ucapku tersenyum

"Benar kata kak Arin yang penting kita sama-sama terus" ucap Dito adik keduaku,

Aku dan kedua adikku pun membereskan semua barang-barang kami,setelah selesai aku dan kedua adikku turun kebawah menemui ayah dan ibu yang sudah berada diruang tamu,

"Kalian sudah siap..?" tanya ibu

"Sudah bu" ucap kami serempak

"Bu kita mau kemana..?" tanya Dea lagi-lagi yang mungkin bingung akan pergi kemana

"Sayang,kita akan kerumah nenek yang dikampung" ucap ibu

"Tapi kan nenek sudah tidak ada bu" ucap Dea dengan polos

"Iya nak,dan kita akan menempati rumah nenek,kamu mau kan..?" tanya ibu pada Dea

"Iya bu Dea mau" ucap Dea dengan tersenyum

Kami pun melangkah keluar dari rumah diluar sudah ada mobil bak yang akan mengantar kami menuju kampung nenekku,aku masih sulit untuk menerima kenyataan rumah yang aku tinggalkan penuh kenangan,dimana aku dan kedua adikku tertawa dan bermain bersama,namun karena kegilaan ayahku akan judi membuat semuanya harus hilang dari kami,membuat kami harus melepas semua milik kami.

#FLASHBACK OFF

Namaku Arin Anastasya aku biasa dipanggil Arin,aku anak pertama dari 3 bersaudara,aku memiliki 2 adik yang satu masih menduduki bangku SMP dan yang satu masih menduduki bangku SD,aku sendiri pun masih menduduki bangku SMA,namun aku harus menghentikan impianku untuk bisa berkuliah dan mengejar gelar sarjana karena kondisi ekonomi kami,ayah yang sekarang semakin hobi bermain judi tanpa mau bekerja sedangkan ibu yang berusaha keras bekerja serabutan untuk menyekolahkan aku dan kedua adikku,untung sekarang aku sudah lulus dari sekolahku sehingga aku bisa membantu ibu untuk mencari uang.

"Dek bangun sudah siang,nanti kalian telat pergi sekolah" ucapku membangunkan kedua adikku,

"Kak Dito tidak ingin sekolah,Dito mau membantu kakak dan ibu saja" ucap Dito

"Enggak boleh,kamu dan Dea harus tetap sekolah biar kakak yang bantu ibu,kalian harus jadi sarjana dan membanggakan keluarga" ucapku

"Kak Dea tidak mau sekolah" ucap Dea

"Kenapa sayang..?" tanyaku

"Dea malu kak selalu diejek teman-teman Dea,kata mereka Dea sekarang miskin tidak boleh ditemani" ucap Dea dengan polos dan air mata yang menetes

"Dea,jangan sedih iyah,Dea harus buktikan kalau Dea itu bisa walaupun Dea miskin" ucapku menyemangati Dea

"Tapi Dea tidak punya teman kak" ucap Dea yang menangis

"Kita tidak perlu punya banyak teman,Dea ubah pemikiran Dea,Dea harus berfikir Dea sekolah mencari ilmu biar jadi orang sukses,biar bisa buat keluarga bangga" ucapku

"Iya kak,Dea janji bakal masuk sekolah terus" ucapnya menyapu air matanya

"Bagus,sekarang kalian mandi terus kita sarapan bareng" ucapku

"Ibu kemana kak..?" tanya Dito

"Ibu lagi ambil cucian punya tetangga" ucapku

"Oh" ucap Dito lalu bergegas mandi,

Aku pun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka,aku sendiri bingung apa yang akan aku masak karena bahan masakan dirumah kita sudah habis beras hanya ada sedikit,aku pun memutuskan untuk membuat bubur untuk mereka sarapan,bubur yang hanya di suguhkan dengan kecap saja aku yang membuatnya meneteskan air mata karena harus melihat adikku hanya sarapan dengan ini,

BRAK....pintu depan dibuka dengan kasar aku yang sedang menyiapkan sarapan kaget dan kedua adikku berlari memelukku karena takut,

"Sial...kalah lagi..hah" ucap Ayah yang datang

Sudah pasti Ayah kalah lagi dalam bermain judi,keseharian ayah hanya seperti itu berjudi terus menerus,

"Assalamu'alaikum.wr.wb" ibu masuk dengan membawa pakaian kotor milik tetangga yang akan dicuci

"Wa'alaikumussalam.wr.wb" jawab kami

"Eh Maya berikan aku uang" ucap Ayah menahan Ibu

"Tidak ada mas,pakaian saja baru saya ambil" ucap Ibu

"Halah enggak usah boong kamu" ayah mengambil paksa uang yang ada disaku ibu

"Mas jangan,itu uang untuk beli lauk anak-anak" ucap ibu yang mencoba mempertahankan uang itu.

Namun tenaga ibu hanya tenaga seorang wanita lemah,tak mampu untuk melawan ayah,uang itu berhasil ayah pegang dan ayah pergi lagi dari rumah ibu hanya terduduk dan menangis,

"Ibu" ucapku menghampiri ibu dan memeluknya

"Maafkan ibu nak,kalian jadi tidak makan gara-gara ibu" ucap ibu

"Tidak ibu,ibu jangan sedih nanti siang Arin akan mencoba mencari pekerjaan untuk membantu ibu" ucapku menenangkan ibu dan kedua adikku yang juga ikut menangis.

Setelah semua tenang aku pun mengajak kedua adikku untuk sarapan agar mereka segera berangkat ke sekolah karena waktu sudah siang,sementara ibu mencuci pakaian kotor yang dibawanya tadi pagi,

"Bu,Arin pamit cari kerjaan dulu" ucapku pada ibu yang sedang mencuci

"Adik-adikmu sudah berangkat Rin..?" tanya ibu

"Sudah bu,Arin pamit assalamu'alaikum" aku mencium tangan ibu dan berjalan keluar

"Wa'alaikumussalam.wr.wb" suara ibu menjawab salamku

Aku berjalan menyusuri jalan besar yang jaraknya sekitar 10KM dari rumah,aku melangkahkan kaki masuk dari toko ke toko untuk menawarkan diri bekerja namun belum ada toko yang mau menerimaku,

"Semangat Arin enggak boleh putus asa" ucapku menyemangati diri sendiri

Akhirnya aku menemukan satu kedai yang ada tulisan buka lowongan,aku melangkahkan kaki masuk ke kedai tersebut dengan penuh semangat,

"Permisi mbak,apa benar disini sedang membuka lowongan..?" tanyaku pada kasir yang bekerja disitu

"Iya mbak benar,apa mbak mau melamar..?" tanya kasir tersebut

"Iya mbak,tapi saya hanya lulusan SMA" jawabku

"Iya mbak tidak apa-apa,yang penting mbak bisa melayani pengunjung dengan tersenyum ramah" ucap kasir tersebut

"Iya mbak saya pasti akan usahakan" ucapku dengan girang

"Iya sudah mbak,mari saya antar ketemu bos" ajak mbak kasir itu

Aku mengangguk dan mengikuti mbak kasir itu langkah kami terhenti didepan sebuah ruangan,mungkin ini ruangan bosnya,

"Mari mbak masuk" ucap mbak itu,aku pun mengikutinya masuk kedalam ruangan itu,

"Bos ini ada yang mau mendaftar" ucap wanita itu

"Silahkan keluar,dan kamu silahkan duduk" ucap laki-laki itu

"Baik bos" wanita itu pun keluar dan aku mendudukkan diriku di bangku didepan bos,

"Siapa namamu..?" tanya laki-laki itu

"Arin pak" jawabku

"Jangan panggil saya pak,saya tidak setua itu" ucapnya

"Maaf pak eh maksud saya maaf bos" ucapku

"Dari CV mu kamu mahir mengoprasikan komputer bahkan nilai ujian komputer kamu bagus,kenapa kamu memilih untuk menjadi pelayan..?" tanyanya

"Saya sudah berusaha melamar kesana kemari tapi tidak ada yang menerima,yang terpenting buat saya uang yang saya hasilkan halal" ucapku

"Baiklah,kamu diterima bekerja disini dan mulai besok kamu bisa datang kesini sebelum jam kedai dibuka karena kamu harus membersihkan kedai dulu dan pulang sesuai jam" ucap bos itu

"Baik bos terimakasih,saya permisi" ucapku

"Silahkan"

Aku pun melangkah meninggalkan ruangan dan berjalan untuk pulang dengan segudang rasa bahagia akhirnya aku mendapat pekerjaan,

"Awal yang baik,mudah-mudahan lancar aamiin" ucapku dalam hati.