"Haahh.."
Helaan nafas panjang Zoya hembuskan saat dirinya baru saja keluar dari dalam taxi online yang sudah mengantar dirinya tepat sampai di depan gedung perusahaannya bekerja.
"Ughh, terlalu seru membaca Manhwa aku sampai lupa waktu untuk tidur." Keluh Zoya sambil menguap kecil karena saat ini dirinya benar-benar merasa begitu sangat mengantuk karena baru tertidur saat tengah malam, beruntung saja dirinya tidak bangun kesiangan pagi ini, jadi dirinya masih memiliki waktu untuk menghilangkan sedikit rasa kantuk yang tengah menyerangnya saat ini.
"Heem, kurasa satu satu nya cara yang dapat mengurangi rasa kantuk ku saat ini hanyalah kafein dan gula dengan kadar tinggi." Gumam Zoya sambil mengarahkan tatapan matanya kearah kafe kopi yang berada tepat disebelah gedung perusahaan tempatnya bekerja.
"Ya, aku rasa singgah sesaat untuk membeli kopi tidak akan membuat diriku terlambat untuk taping absensi kehadiran." Gumam Zoya lagi yang kini dengan begitu percaya diri mengarahkan langkah kakinya berjalan menuju kafe kopi langganan dirinya dan keempat sahabatnya.
Saat dirinya sudah berhasil menginjakan kaki di dalam kafe, Zoya sama sekali tidak menyangka jika suasana didalam kafe akan seramai ini, karena seingat dirinya jika di pagi hari sebagian besar para staff hanya akan menikmati menu kopi gratis yang di sedikan di cafeteria perusahaan. Namun pagi ini sepertinya cafeteria sudah berhenti menyediakan kopi gratis untuk para staff perusahaan, karena buktinya saat ini kafe yang berada disebelah bangunan perusahaan terlihat begitu padat sekali.
"Ah, kalau begini aku tidak bisa mendapatkan asupan kafein dan gula untuk penyemangat hari ini." Keluh Zoya sambil menghela nafas panjang.
"Baiklah baiklah, kurasa kopi kaleng dari mesin minuman dingin tidak masalah untuk menggantikan kadar kafein dan gula dari kafe ini." Gumam Zoya pada dirinya sendiri lalu kini melangkahkan kakinya berjalan keluar dari dalam kafe yang terlihat begitu sangat ramai sekali.
Selama perjalanannya menuju gedung perusahaan, Zoya mengambil ponselnya untuk melihat apakah ada pesan masuk untuk nya atau tidak. Dan ternyata dirinya mendapatkan pesan masuk dari grup chatting dirinya bersama dengan Liv, Piyu, Naomi dan Pidey.
Piyu : Guys, ada apa dengan kafe langganan kita di sebelah gedung perusahaan? Kenapa pagi ini begitu sangat ramai oleh para staff dari perusahaan kita??
Liv : Benarkah itu? Bukan kah setahu ku sebagian besar staff perusahaan kita hanya akan menikmati kopi pagi gratis di kafetria?
Piyu : Entahlah, aku memerlukan waktu setengah jam lebih untuk mengantri kopi disana pagi ini, biasanya hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja ☹
-Piyu has send picture-
Naomi : Waaahh, kamu membelikan kopi untuk kami juga Piyu??
Piyu : Tentu saja! Karena aku tahu kalian akan datang mendekati jam masuk, maka aku lebih dulu memesankan kalian kopi yang biasa kita pesan.
Pidey : Piyu terbaik, aaaa~
Piyu : @Zooyaa, ku harap kamu sudag melihat pesan ini terlebih dulu, sebelum sudah terlanjut mengantri kopi di kafe kita.
Naomi : Benar, hanya tinggal Zoya yang belum membaca pesan kita.
Pidey : Tsk tsk tsk, ada apa ini? Ku harap dia belum terlanjur mengantri di kafe
Liv : Zoyy, cepat segera baca pesan ini, sebelum kau terlanjut menyusahkan diri sendiri ☹
Kekehan pelan keluar dari bibir Zoya membaca pesan yang di kirimkan oleh keempat sahabatnya, lalu dengan santai dirinya menggerakan jari jemarinya untuk mengetikan pesan balasan di grup tersebut.
Zooy : Tenang kawan, aku belum sempat mengantri dan juga belum sempat membeli kopi kalengan di mesin minuman pendingin, jadi sisahkan untuk diriku satu gelas kopi!!
Setelah selesai mengirimkan pesan balasan, Zoya kembali memasukan ponselnya kedalam saku blezernya, lalu mengambil kartu identitas karyawan untuk dirinya melakukan absensi kehadiran.
Tap
'Thank you'
Saat sudah melihat dirinya berhasil melakukan absensi, Zoya kini melangkahkan kakinya berjalan menuju lift yang terlihat cukup sepi, tidak seperti biasanya. Mungkin karena sebagian para staff perusahaan masuk mengantri di kafe sebelah, jadi suasana di lobby masih belum terlalu ramai.
Ting!
Mendengar denting pintu lift yang terbuka, Zoya pun langsung melangkahkan kakinya berjalan memasuki lift tersebut dan menekan tombolo mor dimana lantai departemen keuangan berada.
Saat pintu lift akan benar-benar tertutup sepenuhnya, Zoya dapat mendengar suara seorang pria berseru untuk menahan pintu lift . Dengan refleks yang cukup bagus, Zoya pun mengulurkan sebelah tangannya untuk menahan pintu lift dan sebelah tangannya yang lain untuk menekan tombol untuk membuka pintu lift.
Tap.. Tap.. Tap..
Dregh..
"Ah! Terima kasih anda sudah menahan pintu liftnya untuk saya." Ucap seorang pria dengan aksen Bahasa Indonesia yang berbeda, membuat Zoya langsung mengarahkan tatapan matanya untuk melihat kearah orang yang baru saja masuk kedalam lift bersama dengan dirinya.
Kedua bola mata Zoya langsung membulat terkejut saat dirinya sudah melihat paras wajah dari pria tersebut yang telihat tidak asing di matanya.
"Bukan apa-apa, saya sudah terbiasa melakukan hal tadi jika ada staff yang hampir saja datang terlambat." Ujar Zoya menyahuti apa yang dikatakan oleh pria tadi.
Pria itu pun mengulaskan senyum kecil diwajahnya, membuat Zoya langsung teringat pernah melihat wajah pria di hadapannya ini dimana.
"Hm, maaf, jika boleh bertanya, apakah anda Pak William, Staff baru di departemen bisnis?" Ucap Zoya bertanya kepada pria tersebut.
Pria yang berada di hadapan Zoya pun langsung membulatkan kedua bola matanya terkejut, lalu menganggukan kepalanya pelan.
"Ya benar, saya William, staff baru untuk departemen bisnis. Apakah anda staff dari departemen bisnis juga?" Jawab pria tersebut yang bernama William, bertanya kembali pada Zoya yang kini menggelengkan kepalanya pelan.
"Bukan, saya staff dari departemen keuangan. Kebetulan saya ikut mempersiapkan beberapa dokumen milik anda yang akan bergabung dengan perusahaan kami." Ujar Zoya menjawab pertanyaan yang di berikan oleh William.
William yang mendengar perkataan Zoya pun balas menganggukan kepalanya dengan seulas senyum terulas diwajahnya.
"Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu biar sekalian saja saya akan memperkenalkan diri saya secara langsung pada anda." Ucap William yang kini sudah mengulurkan sebelah tangannya di hadapan Zoya, membuat Zoya memilih untuk tetap terdiam di tempatnya sesaat.
"Perkenalkan nama Saya William Alexander. Staff baru di departemen bisnis." Ucap William memperkenalkan dirinya kepada Zoya.
Zoya yang sudah mendengar William memperkenalkan diri kepada dirinya pun kini mengulurkan sebelah tangannya untuk membalas uluran tangan milik William.
"Senang bertemu dengan anda Pak William. Pekenalkan nama saya Alana Zoya, anda bisa memanggil Zoya." Ujar Zoya balas mengenalkan dirinya.
William yang sudah mendengar Zoya balas memperkenalkan dirinya pun mengulaskan senyum cerah diwajahnya membuat Zoya yang melihatnya sedikit silau karena saat melihat William tersenyum cerah seperti ini, Zoya dapat melihat sinar cahaya kuning menyoroti penuh diri William dengan latar belakang kilauan kilauan bintang.
"Senang berkenalan dengan anda Zoya, saya harap kita bisa menjadi rekan kerja yang baik untuk kedepannya."
Zoya menganggukan kepalanya dengan seulas senyum kecil tercetak diwajah untuk merespon perkataan William tadi, sambil bergumam dalam hati.
'Sepertinya departemen bisnis akan menjadi ladang bunga para pria pria tampan di perusahaan.'