"Zoya aku mohon daftarkan Pak Ken ke acara kencan buta malam ini!" Ucap Leo sambil mengulurkan kedua tangannya untuk memegang kedua pundak Zoya dan menggoyangkannya beberapa kali.
Zoya yang baru saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh Leo, memilih diam mematung ditempatnya saat ini, karena dirinya merasa seperti nya kedua indera pendengarnya saat ini sudah salah menangkap apa yang baru saja di katakan oleh Leo.
Zoya yang merasa ragu dengan apa yang baru saja dirinya dengar dari Leo pun membuka suaranya untuk bertanya kepada sang sekretaris CEO di hadapannya saat ini, memastikan lagi jika apa yang baru saja dirinya dengar adalah salah.
"Hmm, sorry mas. Apa yang baru saja aku dengar pasti salah bukan? Kamu nyuruh aku buat daftarin pak Ken ke pertemuan kencan buta??" Tanya Zoya dengan nada dan sorot tatapan tidak percaya kepada Leo.
Leo yang mendengar pertanyaan Zoya pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan tegas, membuat Zoya membua bibirnya dan menatap kearahnya dengan sorot mata kosong.
"Apa? Tapi kenapa? Bukan kah pak Ke-
"Zoy, di panggil Bu Hesti tuh, kamu udah belum bicaranya sama mas Leo?"
Perkataan Zoya terpotong saat dirinya mendengar suara Liv memanggil namanya.
Kini Zoya menolehkan kepalanya ke asal suara dan ternyata benar, dirinya mendapati sosok Liv kini tengah berdiri di depan pintu masuk ruang Departemen keuangan dengan sorot mata yang mengarah kepada dirinya dan Leo.
"Sebentar dulu Liv, lima menit lagi aku masuk." Ujar Zoya membalas perkataan Liv dan di respon dengan anggukan kepala oleh sahabatnya itu.
Liv yang sebenarnya juga merasa tidak enak karena harus memanggil Zoya untuk masuk kedalam karena sang sahabat masih berbicara dengan Leo pun menundukan kepalanya sebentar kepada Leo.
"Maaf ya mas Leo." Ucap Liv dengan nada pelan, namun masih dapat di dengar oleh Leo dan Zoya.
Leo pun menganggukan kepalanya pelan dan membuka suaranya membalas perkataan Liv
"It's oke Liv, lagi pula juga aku yang salah sudah menganggu waktu kerja Zoya."
Liv menganggukan kepalanya sedikit ragu sebelum dirinya berpamitan untuk masuk kedalam ruangan kembali.
Setelah melihat Liv kembali masuk ke dalam ruangan departemen keuangan, kini tatapan mata Zoya kembali mengarah kepada Leo dan begitupun juga dengan Leo yang kini juga tengah menatap kearah Zoya.
"Mas, gimana pas jam makan siang kita lanjut bicarain ini? Tapi di tempat yang lebih privasi lagi. Kamu tau dimana tempat yang lebih privasi di kantor ini?" Tanya Zoya membuat Leo terdiam sesaat di tempatnya sebelum akhirnya menganggukan kepala.
"Ya, kita bisa bicarakan ini di rooftop kantor lantai tiga puluh." Jawab Leo yang di balas anggukan kepala oleh Zoya.
"Oke mas, nanti kita ketemuan di sana jam makan siang." Ucap Zoya dan kembali di balas anggukan kepala oleh Leo.
Zoya yang melihat Leo sudah menganggukan kepala pun kini berpamitan untuk masuk kedalam ruangan karena Hesti sudah menunggu dirinya.
Leo pun hanya bisa menganggukan kepala pasrah melihat Zoya yang sudah berjalan masuk kedalam ruangan departemen keuangan, laku menghela nafas panjang.
"Hah ini adalah jalan terkahir ku, karena Ken menolak semua list yang sudah ku berikan kepadanya."
Leo berharap dengan meminta bantuan kepad Zoya dirinya mendapat titik terang dan menemukan perempuan yang cocok dengan kriteria Ken.
***
"Aduh Zoy, kenapa kita ngga makan di kafeteria bawah aja? Kenapa harus ke rooftop?" Keluh Pidey yang saat ini sedang berada di dalam lift bersama dengan Zoya, Naomi, Piyu dan Liv.
Zoya menghela nafas panjang mendengar Pidey menanyakan hal yang sama sebanyak lima kali dalam kurun waktu lima belas menit ini.
Piyu yang juga sudah sedikit jengkel mendengar Pidey menanyakan hal yang sama sebanyak lima kali pun memilih membuka suaranya terlebih dulu, membuat Zoya yang tadinya ingin menjawab lagi pertanyaan itu langsung mengurungka niatnya karena sudah di wakilkan oleh Piyu.
"Aduh Pidey, please ya, ini tuh yang ke lima kalinya kamu bertanya hal yang sama sejak tadi. Kamu ngga denger apa yang di bilang Zoya tadi? Kalau siang ini ada yang mau ketemuan sama kita untuk membicarakan hal yang cukup privasi. Maka dari itu sekarang kita akan pergi menuju rooftop." Jawab Piyu menjelaskan kembali kepada Pidey apa yang tadi sudah dijelaskan oleh Zoya.
Pidey yang mendengar apa yang di katakan oleh Piyu pun menganggukan kepalanya beberapa kali sambil bergumam.
Sedangkan itu Piyu, Liv, Naomi dan Zoya memilih untuk tetap diam di tempat mereka memperhatikan Pidey.
Ting!
Tidak terasa denting pintu lift pun terdengar menandakan jika mereka saat ini sudah sampai di lantai dimana tempat tujuan mereka.
"Ayo sekarang kita keluar, kurasa dirinya sudah datang dan sedang menunggu kita." Ucap Zoya pada keempat sahabatnya sambil melangkahkahkan kakinya berjalan keluar dari dalam lift.
Piyu, Pidey, Liv dan Naomi yang mendengar perkataan Zoya pun menganggukan kepala mereka bersamaan sambil melangkahkan kaki mereka berjalan mengikuti Zoya di belakangnya.
Zoya yang saat berada di posisibpaling depan diantara keempat sahabatnya pin mengulurkan sebelah tangannya untuk menggapai kenop pintu pembatas rooftop perusahaan dan membukanya.
Ceklek..
Wusshh... Wusshh ..
Saat pintu sudah berhasil di buka oleh Zoya, hembusan angin cukup kencang pun berhembus menerpa Zoya, Liv, Piyu, Pidey dan Naomi membuat mereka secara bersamaan menyipitkan kedua mata karena tidak ingin debu yang terbawa oleh hembusan angin menempel pada kedua matanya mereka.
"Yaampun, ini kita mau makan apa mau terjun bebas? Yaampun." Keluh Pidey lagi yang hanya di respon dengan helaan nafas panjang oleh kepag sahabatnya.
Zoya kini memilih untuk melirikan kedua matanya mencari dimana keberadaan Leo, orang yang saat ini akan dirinya dan keempat sahabatnya temui.
"Zoya!"
Zoya yang merasa namanya di panggil pun menolehkan kepalanya kearah suara itu berasal, begitu juga dengan Piyu, Pidey, Liv dan Naomi yang ikut menolehkan kepala mereka keasal suara yang baru aja memanggil nama Zoya.
Seulas senyum kecil pun terulas diwajah Zoya saat melihat Leo muncul dari belakang salah satu tembok sambil melambaikan sebelah tangannya. tanpa menunggu lama Zoya melangkahkan kakinya berjalan menghampiri Leo meninggalkan keempat sahabatnya yang masih terdiam di belakangnya.
Sedangkan itu Piyu, Pidey, Liv dan Naomi bersamaan mengerutkan kedua dahi mereka saat melihat sosok Leo lah yang baru saja memanggil nama Zoya. Belum lagi saat ini Zoya melangkahkan kakinya berjalan menghampiri sang sekretaris CEO tersebut.
"Mas, maaf lama. Tadi aku beli makanan dulu di kafeteria." Ucap Zoya saat kini dirinya sudah berada di hadapan Leo.
Leo pun menganggukan kepalanya merespon apa yang dikatakan oleh Zoya.
"Nggak apa-apa, maaf ya aku mengganggu waktu jam istirahat kamu." Ujar Leo yang di balas dengan gelengan kepala oleh Zoya.
"Mas nggak perlu minta maaf. Tadi kan aku udah bilang mau bantuin mas." Sahut Zoya dengan seulas senyum tercetak diwajahnya.
Leo memilih untuk tetap diam tempatnya tidak merespon, namun kini kedua manik matanya mengarah kearah Liv, Piyu, Pidey dan Naomi yang juga tengah menatap kearah dirinya dengan tatapan heran dan penasaran.
"Hmm, Zoy. Kenapa keempat sahabat kamu juga ada disini?" Tanya Leo dengan nada berbisik kepada Zoya agar Piyu, Pidey, Liv dan Naomi tidak dapat mendengarnya.
Zoya semakin melebarkan senyuman diwajahnya mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Leo membuat Leo semakin mengerutkan dahinya heran.
Kini Zoya pun membalikan tubuhnya kearah Liv, Piyu, Pidey dan Naomi dengan seulas senyum cerah yang semakin terulas diwajah nya, membuat keempat sahabatnya itu pun semakin bertambah mengerutkan dahi heran.
"Semuanya, seperti yang aku bicarakan tadi, jika ada seseorang yang sedang membutuhkan bantuan kita. Dan orang itu adalah Mas Leo." Ucap Zoya kepada keempat sahabatnya yang membuat mereka kini sudah tidak merasa heran dan penasaran seperti tadi.
Lalu kini Zoya menolehkan kepalanya kearah Leo yang tengah menatapnya dengan kedua mata yang menyipit.
"Mas Leo, seperti apa yang mas bilang tadi pagi ke aku. Yang bisa membantu perihal itu bukan hanyaaku seorang. Melainkan keempat sahabat ku ini. Jadi mas tidak perlu khawatir, semua kerahasiaan terjamin aman sampai kapanpun." Ucap Zoya kal ini kepada Leo, membuat pria itu terdiam ditempatnya dengan tatapan tidak terbaca mengarah kepadanya.
Piyu, Pidey, Liv dan Naomi yang tadi sudah tidak merasa heran dan penasaran pun kini kembali merasa heran dan penasaran setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Zoya kepada Leo.
Zoya yang melihat Leo masih terdiam di tempatnya dengan tatapan tidak percaya mengarah kepada dirinya pun tetap mengulaskan senyuman di wajahnya, bahkan senyumannya kali ini terulas semakin lebar seolah mengatakan kepada Leo jika pria itu tidak perlu khawatir.
Leo yang mengerti dengan arti senyuman Zoya pun menghela nafas panjang sambil melayangkan tatapan matanya kearah Piyu, Pidey, Liv dan Naomi, lalu memejamkan kedua matanya sesaat sebelum akhirnya menganggukan kepala pelan.
"Baiklah aku akan percayakan kepada kalian mengenai ini." Ucap Leo yang membuat Zoya langsung menepuk sekali telapak tangannya, lalu menolehkan kepala kearah Piyu, Liv, Naomi dan Pidey.
"Guys! Kalian sudah dengar bukan apa yang di katakan oleh mas Leo tadi? Jadi sekarang saat nya kita mulai bekerja untuk mendaftarkan pak Ken ke pertemuan kencan buta!" Ucap Zoya dengan nada riang dan membuat Liv, Naomi, Pidey dan Piyu hampir saja menganggukan kepala mereka, namun setelah mereka berhasil mencerna dengan benar apa yang di katakan oleh Zoya tadi pun langsung membulatkan kedua bola mata terkejut.
"APA?!"