Tak.. Tak.. Tak..
Suara ketukan jari jemari yang tengah menari diatas keyboard laptop pun mengudara memenuhi setiap sudut ruangan khusus manager dan asisten manager keuangan, dimana Zoya dan Hesti lah yang saat ini tengah fokus menatap layar laptop untuk mengerjakan pembukuan harian mereka seperti biasa.
Tring.. Tring.. Tring.. Tring..
Namun aktivitas mereka harus terintrupsi saat dering telepon kantor yang berada tepat di meja Zoya berdering cukup nyaring.membuat perhatian mereka berdua kini teralihkan dari layar laptop kearah telepon kantor yang masih berdering.
Zoya yang melihat deretan nomor ekstention tertera di layar telepon kantor pun, menaikan sebelah alisnya heran mengetahui jika yang menghubunginya saat ini berasal dari ekstension milik Ken.
Dengan masih merasa heran, Zoya pun mengulurkan sebelah tangannya untuk mengangkat gagang telepon, menjawab panggilan tersebut, dengan kedua tatapan matanya mengarah kepada Hesti yangvjuga tengah mengatah kepadanya dengan tatapan bertanya.
Zoya menggerakan bibirnya tanpa suara memberitahukan pada Hesti siapa yang saat ini tengah menghubungi dirinya adalah Ken.
Hesti mengerutkan dahinya heran, namun dirinya menganggukan kepala merespon apa yang baru saja di katakan oleh Zoya.
"Hallo, dengan Zoya dari departemen keuangan, ada yang bisa dibantu?" Ucap Zoya saat dirinya sudah meletakan gagang telepon pada telinganya, menunggu respon yang akan diberikan oleh Ken dari seberang sana.
Beberapa saat Zoya tidak mendengar suara respon apapun dari seberang sana, membuat dirinya kembali mengerutkan dahinya heran dan menduga jika mungkin saja Ken salah menekan nomor ekstension dan tidak sengaja justru malah menghubungi nomor ekstension miliknya.
Zoya yang merasa heran dan penasaran pun kembali membuka suaranya, membuat Hesti yang tadi sudah kembali terfokus dengan pekerjaannya kini kembali mengadakan tatapan matanya kearah Zoya.
"Halo, selamat siang pak Ken. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Zoya kembali bertanya kepada Ken diseberang sana namun lagi tidak mendengar ada respon dari seberang sana, membuat Zoya sedikit jengkel.
Zoya yang baru saja ingin kembali membuka suara untuk bertanya kepada Ken diseberang sana pun mengurungkan niatnya saat tiba tiba saja dirinya mendengar suara bass milik Ken dari seberang sana.
'Malla, keruangan saya sekarang. Ada yang ingin saya sampaikan ke kamu.' Ucap Ken langsung pada intinya di seberang sana membuat Zoya mengerutkan keningnya sesaat lalu segera membuka suaranya untuk merespon apa yang baru saja di katakan oleh Ken.
"Ah baik pak, saya akan segera keruangan bapak." Balas Zoya yang dirinya dengar hanya di balas dengan gumaman pelan saja dari Ken diseberang sana sebelum sambungan telepon terputus secara sepihak dari Ken.
Sambil mendengus pelan, Zoya meletakan kembali gagang telepon pada tempatnya dan kedua manik matanya bersitatap dengan kedua manik mata Hesti yang sedang melihat kearah dirinya saat ini.
"Kenapa Zoy?" Tanya Hesti yang di balas Zoya dengan mengangkat kedua bahunya pasrah.
"Entahlah Bu, pak Ken suruh saya keruangan nya." Jawab Zoya kembali membuat Hesti mengerutkan dahinya heran.
"Ada apa ya. Setahu saya ngga ada pekerjaan yang harus di bicarakan dengan departemen keuangan."
Zoya menggelengkan kepalanya pelan dan kembali membuka suaranya merespon perkataan Hesti.
"Kalau begitu saya keruangan pak Ken dulu ya Bu. Nanti kalau ada apa-apa saya kasih informasi ke ibu."
Hesti menganggukan kepalanya pelan merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Zoya.
"Yasudah, cepat sana kamu keruangan pak Ken, sebelum dia telepon lagi."
Zoya menganggukan kepalanya sebelum dirinya berjalan keluar ruangan manajer keuangan setelah membawa sebuah buka note terlebih dulu.
Saat baru saja dirinya keluar dari ruangan, Zoya tidak sengaja berpapasan dengan Liv yang sedang membawa botol minum di sebelah tangannya.
"Eh Zoy. Mau kemana kamu?" Tanya Liv saat dirinya melihat Zoya membawa sebuah buku notes kecil di tangannya.
"Pak Ken manggil aku keruangannya, nih, Nggak tau mau disuruh apa." Jawab Zoya yang membuat Liv terdiam di tempatnya sesaat, sebelum membuka suaranya menanggapi apa yang di katakan oleh Zoya.
"Ohh begitu. Yaudah kalau gitu cepatan sana keruangannya, sebelum nanti pak Leo datang kesini jemput kamu loh hahahaha."
Zota yang mendengar perkataan Liv pun mendengus sebal. "Nggak mungkin mas Leo dateng kesini jemput aku."
Liv mengangkat kedua bahunya acuh. "Siapa yang tahu kan. Yasudah cepat sana."
Kali ini Liv berkata sambil mengulurkan sebelah tangannya untuk mendorong punggung Zoya berjalan menuju pintu utama departamen keuangan.
Zoya yang punggungnya di dorong oleh Liv pun kembali mendengus. Karena saat ini mereka berdua sudah menjadi pusat perhatian para rekan kerja mereka di departemen keuangan.
"Aku bisa jalan sendiri kali Liv. Kamu nggak perlu dorong aku segala."
Liv tergelak geli mendengar gerutuan Zoya.
"Biar kamu jalannya lebih cepat." Sahut Liv saat kini dirinya dan Zoya sudah berada di depan pintu departemen keuangan.
Zoya memutar kedua bola matanya malas mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Liv. Liv yang melihat Zoya memutar kedua bolamatanya malas pun kembali tergelak.
"Yaudah cepat sana ke ruangan pak Ken. Semangat!" Ucap Liv dengan mengepalkan sebelah telapak tangannya memberikan semangat kepada Zoya.
Zoya hanya menganggukan kepalanya pelan.
"Iya ya aku keruangannya sekarang. Sana kamu kerja lagi. Dimarahin bu Hesti baru tau rasa loh."
Liv kembali tergelak. "Bu Hesti ngga akan marahin staff teladan kayak aku."
Zoya hanya berdeham pelan sebelum kembali membuka suaranya merespon apa yang di katakan oleh Liv.
"Iyain aja dulu. Yaudah aku keatas dulu, byee."
Liv menganggukan kepalanya merespon perkataan Zoya dan mengarahkan tatapan matanya memperhatikan Zoya yang saat ini sedang berjalan menuju lift yang pintunya sudah terbuka.
Liv yang melihat Zoya sudah masuk kedalam lift dengan pintu yang kembali tertutup pun bergumam pelan.
"Hmmm, apa pak Ken sudah buka map list para perempuan yang kita cariin ya? Terus dia sadar ada foto dan list data diri Zoya disana." Gumam Liv memikirkan kemungkinan yang terjadi dibalik alasan mengapa Zoya di panggil keruangan bos mereka itu.
"Tapi meskipun dia buka dan liat ada Zoya disana, kalau dia ngga tertarik pasti ngga akan manggil Zoya keruangannya kan?" Gumam Liv lagi kali ini dengan kerutan yang terlihat jelas di keningnya. Namun tiba tiba seulas seringai kecil terulas diwajah Liv saat sebuah kemungkinan terlintas di kepalanya.
"Hmm, sepertinya akan sangat menarik kalau pak Ken tertarik sama Zoya." Gumam Liv lagi kali ini dengan senyuman geli terulas diwajahnya.
"Aaahh, aku ngga sabar tanya ke Zoya menganai hal kenapa dia di panggil keruangan pak Ken sekarang ini. Semoga ada kabar baik hehehehe."
Kekehan seperti orang jahat pun keluar dari bibir Liv sambil dirinya kini berjalan kembali masuk kedalam ruangan departemen keuangan menuju meja kerjanya.