Ting!
Suara dentingan pintu lift yang terbuka pun terdengar. Zoya yang saat ini sedang berada di dalam lift dan menyadari jika sudah berada tepat di lantai dimana ruangan Ken berada pun segera melangkahkan kakinya berjalan keluar dari dalam lift.
Saat sudah berada di luar lift, pemandangan yang pertama kali Zoya lihat adalah sosok Leo yang tengah berdiri di depan pintu ruangan Ken dengan membawa sebuah nampan berisikan dua buah cangkir dan juga sepiring kecil berisikan wafer.
Leo yang mendengar suara dentingan pintu lift pun menolehkan kepalanya kearah lift dan dirinya langsung melihat sosok Zoya yang baru saja keluar dari dalam lift dengan seulas senyum terulas diwajahnya.
"Mas Leo!" Sapa Zoya saat kedua manik matanya kini bersitatap dengan kedua manik mata milik Leo.
Leo yang di sapa oleh Zoya pun menganggukan kepalanya pelan.
"Ya Zoy, kamu ada apa kesini? Apa Pak Ken manggil kamu?" Tanya Leo yang sedkit merasa penasara dengan kedatangan Zoya.
Zoya yang mendengar apa yang ditanyakan oleh Leo pun menganggukan kepalanya dengan lesuh.
"Iya nih mas, tadi Pak Ken ngehubungin aku suruh dateng keruangannya." Jawab Zoya, membuat Leo terdiam sesaat di tempatnya karena Ken sama sekal tidak mengatakan kepada dirinya jika bosnya itu akan memanggil Zoya untuk datang keruangannya.
"Ah begitu rupanya. Yasudah kalau begitu ayo kita masuk bersama saja." Sahut Leo dan di balas dengan anggukan kepala oleh Zoya. Kini mereka berdua pun melangkahkan kaki bersama berjalan mendekat kearah pintu ruang kerja Ken dengan Leo yang mengulurkan sebelah tangannya untuk mengetuk pintu ruang kerja tersebut tigakali sampai ada suara balasan Ken dari dalam sana yang menyuruh mereka berdua untuk masuk kedalam.
Tanpa menunggu lama lagi Leo pun langsung membuka pintu ruang kerja Ken dan mempersilahkan Zoya untuk masuk kedalam.
Sedangkan itu Ken yang tadi mendengar suara ketukan pada pintu ruangan kerjanya yang di lakukan oleh Leo pun sudah menduga jika Zoya juga sudah tiba di depan ruangannya langsung membuka suara memanggil nama karyawannya tersebut.
"Mala, berdiri di depan meja kerja saya sekarang." Ucap Ken yang membuat Zoya sedikit tersentak kaget karena dirinya baru saja menggerakan satu langkah kaknya namun Ken sudah memanggilnya dengan nada tegas.
"Ah baik pak." Balas Zoya dan dengan sedikit ragu melangkahkan kakinya berjalan menghampiri meja kerja milik Ken dan berdiri sesuai dengan intruksi yang di berikan oleh pria itu.
Dalam hati Zoya merasa sedikit waspada. Mengingat ngingat apakah dirinya sudah membuat kesalahan tanpa dirinya sengaja atau tidak, sampai sampai Ken memanggil dirinya untuk datang keruangan pria di hadapannya ini.
Sedangkan itu Leo yang tadi membawa sebuah nampan berisikan dua buah cangkir kopi dan teh hangat beserta dengan sepiring wafer pun meletakannya diatas meja kerja milik Ken. Sekarang dirinya sudah mengetahui untuk siapakah cangkir teh yang tadi di pesan oleh Ken.
Ken yang melihat Leo sudah meletakan apa yang dirinya pesan tadi pun kini berdeham pelan dengan kedua manik matanya yang kini menatap kearah Leo dan Zoya bergantian.
"Ekhmm. Leo, kamu berdiri di sebelah Mala juga." Ucap Ken membuat Leo menaikan sebelah alisnya heran, begitu juga dengan Zoya yang menaikan sebelah alisnya heran mendengar Ken yang memanggil nama Leo untuk berdiri tepat di sebelah dirinya, karena sedari tadi dirinya terus memikirkan kesalahan apa yang sudah dirinya buat sehingga Ken memanggil dirinya.
Leo yang namanya tiba tiba di panggil oleh Ken pun sedikit merasa terkejut, namu dirinya tetap mengikuti apa yang dikatakan oleh Ken.
Ken yang melihat Leo dan Zoya sudah berdiri di seberang meja kerjanya pun menganggukan kepala pelan sebelum membuka suaranya.
"Baiklah, karena kalian sudah berada disini, ada hal yang ingin saya tanyakan kepada kalian berdua." Ucap Ken menatap Leo dan Zoya secara bergantian dan di balas dengan anggukan kepala oleh keduanya.
"Leo, dari mana kamu mendapatkan data list para perempuan yang saya suruh kamu carikan sendiri?" Tanya Ken dengan kedua sorot mata tajam mengarah kepada Leo, membuat Leo menegup salivanya susah payah.
Zoya ang mendengar apa yang dikatakan oleh Ken pun sepertinya mulai mengetahui apa yang akan di bahas oleh Ken saat ini kepada dirinya dan Leo.
"Ah, saya mencarinya di sebuah komunitas kencan buta pak." Jawab Leo membuat Zoya menghela nafas lega dalam hatinya.
Namun tidak dengan Ken yang merasa kurang puas dengan jawaban yang di berikan oleh Leo.
"Lalu apa kau dengan sadar sudah memeriksa satu persatu setiap nama yang tertera dalam list yang kamu berikan kepada saya ini?"
Sebuah kerutan kecil tercetak di kening Leo dan Zoya saat ini, merasa heran mengapa Ken bertanya seperti itu.
"Tentu saja dengan sadar saya memeriksa satu persatu setiap nama yang tertera di dalam list tersebut pak." Jawab Leo yang membuat Ken menyipitkan kedua matanya menatap tajam kearahnya.
Leo yang di tatap tajam oleh Ken pun mengerutkan dahinya heran.
"Memang ada apa ya pak? Apa saya sudah membuat kesalahan dalam membuat list nama itu?" Tanya Leo yang merasa penasaran dengan kesalahan apa yang sudah dirinya lakukan.
Helaan nafas panjang pun Ken hembuskan dan kini tatapan matanya beralih kearah Zoya yang juga sedang menatap kearah dirinya.
Zoya yang sama sekali tidak menduga jika tatapa kedua matanya akan bersitatap dengan Ken pun sedikit tersentak kaget saat tatapan mereka saling bersitatap dan langsung merasa sedikit canggung.
"Lalu jika kau dengan sadar memeriksa list yang kau berikan kepada ku, kau pasti menyadari bukan jika terdapat nama Mala di dalam list tersebut?"
Secara bersamaan Leo dan Zoya pun langsung membulatkan kedua bola mata mereka terkejut mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Ken.
"Apa pak? Itu tidak mungkin ada nama Zoya disana." Ucap Leo dengan nada sedikt panik, karena sebenarnya dirinya memang tidak memeriksa lagi list yang diberikan oleh Liv kepada dirinya.
Begitu juga dengan Zoya yang menganggukan kepalanya membenarkan apa yang di katakan oleh Leo, membuat Ken yang melihat itu pun menaikan sebelah alisnya heran.
"Mala, kenapa kamu menganggukan kepala? Saya tidak sedang berbicara dengan mu saat ini." Tanya Ken, membuat Zoya diam mematung di tempatnya.
"Ah saya hanya membenarkan apa yang dikatakan oleh pak Leo pak. Karena sedari tadi yang saya dengar pembicaraan antara bapak dengan pak Leo mengenai komunitas kencan buta, saya tidak merasa pernah bergabung dengan komunitas itu." Jawab Zoya memberikan alasan yang logis agar Ken tidak merasa curiga mendengar jawabannya.
Ken tetap menyipitka kedua matanya menatap dengan penuh selidik kearah Zoya dan Leo secara bergantian, lalu helaan nafas panjang pun pria itu hembuskan sambil mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil dokumen yang sudah dirinya pisahkan tadi.
"Mala, jika apa yang kau katakan tadi benar, lalu mengapa bisa terdapat data diri milikmu di dalam list dokumen yang saya minta buatkan oleh Leo?" Ucap Ken sambil menunjukan dokumen yang tadi dirinya ambil dan ternyata merupakan data diri mengenai Zoya, membuat Zoya dan Leo sontak langsung membulatkan kedua bola mata mereka terkejut.
Zoya lah yang paling terkejut bukan main saat mendapati foto dan data dirinya berada di tangan Ken saat ini. Karena seingat dirinya saat sebelum dirinya pergi tertidur, dirinya memastikan di list tidak terdapat nama dirinya sama sekali di sana. Namun kenapa saat ini data dirinya bisa berada disana??
Zoya pun terdiam di tempatnya mengingat kembali apa yang terjadi saat sebelum dirinya pergi tidur dan seketika kedua bola mata Zoya pun langsung membulat terkejut bukan main, saat mengingat yang terkahir kali merapihkan list itu adalah Liv, tanpa dirinya periksa lagi untuk lebih memastikan.
Kedua bola mata Zoya pun memejam erat, dirinya tahu Liv pasti melakukan ini dengan unsur kesengajaan mengingat jika dirinya pernah berbicara ingin menikah saja dengan Ken beberapa saat lalu.
Helaan nafas panjang pun Zoya hembuskan sambil membuka kedua matanya dan melayangkan tatapan mata kearah Ken.
"Pak Ken, bisakah saya mengambil data diri milik saya tersebut? Karena saya rasa ini sebuah kesalahan minor, saya tidak ingin dan tidak akan terlibat dengan urusan bapak." Ucap Zoya yang membuat Ken menaikan sebelah alis sambil menatap kearah dirinya, begitu juga dengan Leo yang kini menolehkan kepalanya kearah Zoya.
"Tidak bisa!" Ujar Ken tegas membuat Zoya dan Leo sedikit terkejut mendengarnya.
Ken yang melihat jika Zoya dan Leo terkejut di tempat mereka pun kembali membuka suara lagi.
"Apa yang sudah berada di tangan saya tidak dapat di kembalikan lagi." Ujar Ken lagi membuat Zoya dan Leo terdiam di tempat masing-masing..
"Lagi pula secara sadar saya sudah memisahkan data milik mu kedalam list pilihan yang saya inginkan." Lanjut Ken dengan nada tegas dan raut wajah datar tercetak di wajahnya, menghiraukan Zoya dan Leo yang saat ini sudah membulatkan kedua bola mata terkejut.
"Apa?!"