Tak..Tak.. Tak.. Tak..
Suara ketukan jari jemari yang menari diatas keyboar laptop pun terdengar di setiap sudut ruang apartemen milik Zoya. Dimana saat ini dirinya, Liv dan Naomi tengah sibuk mencari satu persatu perempuan dari forum kencan buta yang menurut mereka cocok dengan kriteria yang diinginkan oleh Ken.
Meski saat ini jam sudah menunjukan pukul setengah satu pagi, namun Liv, Zoya dan Naomi masih tetao bersemangat mencarikan calon kandidat untuk Ken. Tidak seperti Piyu dan Pidey yang sudah jatuh terlelap di dalam ruang kamar Zoya sejak jarum masih masih menunjukan pukul sepuluh tadi.
"Liv, kamu rencana mau cari berapa calon kandidat buat pak Ken?" Tanya Zoya sambil melepaskan kacamata khusus kerjanya lalu mengarahkan tatapan matanya kearah Liv yang masih fokus menatap layar laptop.
"Hmm, aku maunya lima puluh orang, lalu kita susutkan jadi hanya dua puluh kandidat saja yang akan kita berikan ke pak Ken. Supaya dia nggak bingung harus memilih yang mana." Jawab Liv tanpa menolehkan kepalanya kearah Zoya.
Zoya dan Naomi yang mendengar jawab Liv pun menganggukan kepala mereka mengerti secara bersamaan.
"Kalau begitu kita masih kurang berapa kandidat lagi untuk mencapai lima puluh kandidat?" Tanya Naomi yang membuat Liv terdiam sesaat lalu menolehkan kepalanya untuk menatap kearah Zoya dan Naomi bergantian.
"Aku sudah dapat dua puluh lima kandidat, kalian?" Jawab Liv yang kembali bertanya kepada Naomi dan Zoya.
Naomi dan Zoya yang di tanya oleh Liv pun kini langsung membuka suara mereka.
"Aku lima belas kandidat. kalau kamu Zoy?" Jawab Naomi bertanya kepada Zoya.
"Aku baru lima hehehe." Jawab Zoya sambil terkekeh merasa tidak bersalah.
Liv pun menghela nafas. "Nggak masalah. Berarti kita masih kurang lima kandidat lagi ya."
Zoya dan Naomi pun menganggukan kepala mereka bersamaan membenarkan apa yang di katakan oleh Liv.
Kini Liv pun menolehkan kepalanya melirik kearah jam dinding yang saat ini sudah menunjukan pukul satu pagi, lalu kembali mengalihkan tatapan matanya lagi kepada Zoya dan Naomi.
"Lima kandidat ini aku yang cari, kalian berdua tidur sana. Biar besok kita ngga kesiangan semua bangunnya. Aku ragu Piyu sama Pidey bisa bangun pagi meski mereka sudah tidur dari jam sepuluh tadi." Ucap Liv membuat Zoya dan Naomi terdiam sambil melemparkan tatapan pada satu sama lain, lalu menganggukan kepala mereka bersamaan.
"Ok, kalau gitu aku tidur duluan ya. Kamu juga jangan tidur pagi pagi Liv, nanti kamu kurang semangat loh pas di kantor." Ujar Naomi memberikan nasihat kepada Liv dan hanya di balas dengan anggukan kepala oleh sahabatnya itu.
"Tenang, aku bisa beli kopi di gedung sebelah. Udah kalian tidur sana, lima belas menit lagi aku juga udah selesai." Sahut Liv yang kembali menyuruh Naomi dan Zoya untuk beristirahat.
Naomi dan Zoya yang kembali mendengar Liv menyuruh mereka untuk segera tidur pun hanya bisa menganggukan kepala pasrah mengikuti apa yang dikatakan oleh sahabat mereka ini.
"Ok, ok, kita tidur sekarang. Semangat Liv! Demi kebaikan perusahaan dan nama baik kita." Ucap Zoya dengan kedua tangan yang terkepal di udara memberikan semangat kepada Liv, membuat kedua sahabatnya itu terkekeh sambil mendengus geli.
"Iya iya, udah sana jangan ganggu aku!" Usir Liv yang di respon dengan gelak tawa oleh Naomi dan Zoya yang kini tengah beranjak dari duduk mereka lalu pergi meninggalkan ruang tamu menuju ruang kamar, meninggalkan Liv seorang diri di ruang tamu.
Liv yang saat ini sudah hanya seorang diri diruang tamu pun menghela nafas sambil kembali mengarahkan tatapan matanya pada layar laptop melihat empat kandidat yang sudah dirinya dapatkan tadi. Karena yang dua puluh lima kandidat sudah dirinya cetak print semua untuk foto dan juga riwayat hidup nya. Hanya tersisah empat kandidat ini yang belum dirinya cetak print dan juga masih kurang satu kandidat lagi agar bisa mencapai lima pulu kandidat.
"Ekhm, siapa lagi ya." Gumam Liv menggerakkan kursor mousenya untuk melakukan scroll kebawah pada tampilan laptopnya, mencari cari siapa lagi kandidat yang menurutnya coock untuk Ken. Setidaknya dari segi latar belakang keluarga yang berada.
Pergerakan jari Liv terhenti saat dirinya melihat foto seorang perempuan berbalutkan dress floral berwarna merah tengah tersenyum cerah kearah kamera dengan memakai topi pantai.
Seulas senyum kecil tercetak jelas diwajah Liv saat sebuah ide muncul di dalam kepalanya setelah melihat foto tersebut. Meski dirinya tahu data riwayat hidup perempuan ini bukan berasal dari kalangan keluarga yang sangat berada dan juga hati kecilnya sedikit tidak setuju jika perempuan ini memiliki hubungan lebih dengan sang CEO, namun menurut Liv tidak ada salahnya bukan mencoba peruntungan, setelah beberapa kali mengalami kegagalan dalam melakukan kencan buta.
"Haaah, oke. Kandidat sudah terkumpul lima puluh." Desah Liv lega setelah dirinya menekan tombol print untuk mencetak foto dan daftar riwayat hidup kelima perempuan yang sudah dirinya dapatkan tadi.
Saat melihat foto perempuan berbalutkan dress floral berawarna merah sudah selesai di cetak, Liv pun mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil foto tersebut dengan seulas senyum tercetak diwajahnya.
"Maaf ya sayang aku masukin kamu kedalam kandidat untuk pak Ken tanpa bicara sama kamu. Habis kalau aku bicara dulu kamu pasti akan nolak mentah mentah." Gumam Liv samb menatap foto perempuan itu lalu beralih kepada printab data riwayat hidup perempuan itu yang baru saja selesai di cetak.
"Semoga ini yang terbaik buat kamu, Zoy." Gumam Liv lagi, lalu menyatuka foto perempuan tersebut denga daftar riwayat hidup nya.
Ya, foto perempuan dengan berbalutkan dress floral berwarna merah yang tadi Liv print adalah foto milik Zoya.
Liv yang sudah merasa malas untuk mencari satu orang kandidat lain pun memutuskan untuk memilih Zoya sebagai kandidat untuk Ken. Meski dirinya merasa tidak yakin dan tidak tega melihat sahabatnya harus terlibat dalam kisah keluarga orang kaya seperti di drama drama, namun dirinya sangat yakin jika Ken pasti tidak akan memilih Zoya sebagai pasangannya, maka dari itu dirinya dengan santai memasukan Zoya kedalam list kandidat perempuan yang akan di kenalkan kepada Ken untuk melakukan pertemuan kencan buta dan pernikahan.
Biarlah nanti Zoya marah kepada dirinya jika sahabatnya itu mengetahui juga ikut dimasukan kedalam list kandidat. Dirinya hanya perlu berkata jika berkas milik Zoya tidak sengaja terbawa dan sudah terlanjur di berikan kepada Ken sehingga tidak bisa untuk diambil kembali.
Setelah selesai merapihkan lima puluh data kandidat dan sudah memasukanng juga kedalam mal untuk Ken. Liv pun kini beranjak dari duduknya, melangkahkan kakinya berjalan menuju kamar Zoya dan ikut terlelap bersama keempat sahabatnya yang sudah terlebih dulu menyelam kedalam dunia mimpi.