"Siang mba Zoya." Sapa salah seorang staff dari department bisnis saat dirinya melihat Zoya yang tengah beridir di sebelah pintu masuk ruangan departemen bisnis.
Zoya yang namanya di panggil pun menganggukan kepalanya pelan dan membuka suaranya untuk membalas sapaan staff tersebut yang jika tidak salah nama staff tersebut adalah Yudi.
"Siang juga mas Yudi." Balas Zoya yang juga di balas dengan anggukan kepala dengan seulas senyum yang terulas diwajah Yudi.
"Kamu ngapain berdiri disini Zoy? Kenapa ngga langsung masuk kedalam saja?" Tanya Yudi yang kini memilih untuk beridir dihadapan Zoya yang tengah menatap kearah dirinya.
"Ah, saya lagi menunggu mas Farhan selesai meeting, mas." Jawab Zoya yang membuat Yudi terdiam sesaat di tempatnya sebelum akhirnya memilih menganggukan kepala.
"Begitu, yasudah kalau begitu tunggu di dalam saja, dari pada kamu berdiri disini seperti anak hilang. Lagi pula jika terlalu lama berdiri kaki mu akan terasa pegal Zoy."
Zoya yang mendengar apa yang di katakan oleh Yudi pun merasa ada benarnya juga, karena saat ini kedua kakinya sudah mulai merasa sediit pegal berdiri sejak tadi di depan pintu masuk ini.
"Hmm, baik mas. Kalau saya di perbolehkan untuk menunggu di dalam, maka dengan senang hati saya akan menunggu di dalam saja."
Dengan bersemangat Yudi pun menganggukan kepalanya. "Kalau begitu ayo kita masuk kedalam saja sekarang."
Zoya pun balas ikut menganggukan kepalanya dan kini dirinya jalan bersisian bersama dengan Yudi memasuki ruangan departemen bisnis.
Saat dirinya baru saja memasuki ruangan bisnis, Zoya dapat mendengar satu persatu staff departemen bisnis ini menyapa dirinya dan dirinya pun juga ikut balas menyapa dengan mengulaskan senyum kecil diwajahnya.
"Nah, Zoy. Kamu bisa menunggu Farhan disini. Kurasa meeting mereka sebentar lagi akan selesai." Ucap Yudi yang kembali di balas dengan anggukan kepala oleh Zoya.
"Baik mas, terimakasih banyak."
Yudi pun kembali ikut membalas dengan menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu a-
"Mala? Apa yang kamu lakukan disini?"
Yudi yang tadi baru saja ingin berpamitan kepada Zoya, perkataannya langsung terpotong dan terhenti saat mendengar suara yang begitu sangat dirinya kenal mengintrupsi perkataannya.
Zoya yang tadinya mengarahkan tatapan matanya tertuju kepada Yudi karena pria itu sedang berbicara kepada dirinya pun kini dengan cepat langsung menolehkan kepalanya keasal suara yang memanggil dirinya dengan panggilan paling berbeda di kantor ini, siapa lagi jika bukan Ken.
"Ah, Selamat siang pak Ken." Ucap Zoya dan kini tatapan matanya mengarah kepada Farhan yang berbidir disebelah Ken, bersama dengan beberapa orang lainnya.
"Selamat siang Pak Farhan, Pak Leo dan semuanya." Ucap Zoya lagi menyapa orang-orang yang berada dibelakang Ken sambil menundukan sedikit kepalanya dengan seulas senyum kecil tercetak diwajahnya.
Ken, Farhan, Leo dan beberapa orang staff dari departemen bisnis yang ikut dalam pertemuan meeting pun menganggukan kepala mereka dan membalas sapaan yang di berikan oleh Zoya tadi kepadanya.
Zoya yang mendengar sapaannya di balas pun hanya menganggukan kepalanya dengan seulas senyum tetap terulas diwajahnya.
Kini Ken semakin memfokuskan tatapan matanya melihat kearah Zoya yang tengah membawa sebuah map berwarna biru di sisi kanan tubuhnya.
"Ekhm, Mala, kamu belum menjawab pertanyaan saya yang bertanya mengapa kamu bisa berada disini?" Tanya Ken dengan nada tegasnya yang sontak langsung membuat mereka semua yang berada disana, terutama Zoya kini menatap kearah dirinya dan Leo yang kini tengah mengerutkan dahinya heran melihat sikap yang tengah di tunjukan oleh Ken saat ini.
"Maaf pak, saya tidak bermaksud untuk mengabaikan pertanyaan bapak tadi. Saya berada disini ingin bertemu dengan Pak Farhan untuk memberikan dokumen perjanjian terkait staff baru di departemen bisnis pak." Ucap Zoya menjawab pertanyaan Ken tadi dengan nada sama tegasnya dan seulas senyum terpatri diwajahnya saat ini.
Sebelah alis Ken kini terangkat keatas. "Apa dokumen itu sudah saya setujui? Jika belum, seharusnya kamu memberikan kepada saya terlebih dulu, Mala."
Zoya mengedipkan kedua matanya beberapa kali, mencerna apa yang di katakan oleh Ken tadi.
"Maaf pak, tapi dokumen ini sudah di tanda tangani oleh Bapak, Ibu Hesti dan juga pak Steven kepala departemen Human Resouce." Ucap Zoya dengan nada sedikit pelan, karena dirinya tidak ingin membuat Ken merasa malu.
Leo yang mendengar perkataan Zoya pun memejamkan kedua matanya erat, meringis dalam hati karena bisa-bisanya Ken melupakan dokumen yang sudah di tandatanganinya kemarin siang.
Ken terdiam sesaat di tempatnya setelah mendengar perkataan Zoya, sebelum dirinya kembali membuka suara membalas apa yang di katakan oleh staff keuangannya ini.
"Benarkah? Mungkin karena terlalu banyak dokumen yang saya tandatngani jadi saya tidak begitu mengingat mengenai dokumen ini."
Zoya pun menganggukan kepalanya pelan, menyetujui alasan yang di berikan oleh Ken saat ini, begitu juga dengan Farhan dan beberapa staff departemen bisnis lainnya. Namun tidak dengan Leo yang kini melayangkan tatapan jengkel kepada sang bos.
"Kalau begitu, mengapa kalian berdua tidak membahas perihal dokumen perjanjian ini bersama saya saja? Saya ingin mengetahui lebih banyak terkait staff baru yang akan bergabung dengan perusahaan saya."
Zoya dan Farhan sontak saling melemparkan tatapan pada satu sama lain memberikan kode untuk bagaimana cara merespon perkataan Ken tadi.
"Baik pak Ken. Jika memang itu yang bapak ingin kan. Saya dan Zoya akan membahas terlebih dulu perihal dokumen perjanjian ini bersama dengan anda." Ucap Farhan mengambil suara terlebih dulu sebagai ketua departemen bisnis.
Kini Ken menolehkan kepalanya kearah Farhan yang berada disebelahnya, lalu menganggukan kepalanya pelan.
"Baik, sekarang kita bisa langsung pergi keruangan saya." Ucap Ken yang di balas dengan anggukan kepala patuh oleh Zoya dan Farhan.
Tatapan mata Ken kini beralih untuk melihat para staff departemen bisnis lainnya yang tadi sudah ikut meeting bersama dengan dirinya.
"Terima kasih atas usaha dan kerja keras kalian semua. Dalam waktu dekat ini saya akan mengaturkan jadwal lagi untuk melakukan pertemuan dengan departemen bisnis kembali."
Farhan dan para staff departemen bisnis pun menganggukan kepala mereka bersamaan dengan patuh. "Baik Pak Ken."
Setelahnya tatapan mata Ken beralih melihat kearah Zoya yang tengah mengalihkan tatapan mata kearah lain.
"Farhan , Mala, ayo kita segera pergi menuju ruangan saya." Ucap Ken membuat Zoya dan Farhan yang namanya di panggil pun langsung mengarahkan tatapan mereka kepada sang CEO lalu menganggukan kepala secara bersamaan.
"Baik Pak Ken."
Ken pun melangkahkan kakinya terlebih dulu berjalan keluar dari ruangan departemen bisnis bersama dengan Leo yang berjalan di sebelahnya.
Sedangkan itu Farhan dan Zoya kembali melayangkan tatapan pada satu sama lain, lalu menghela nafas bersamaan.
"Zoy, maaf aku jadi ngerepotin kamu lagi." Ucap Farhan yang merasa bersalah kepada Zoya, karena seharusnya yang terlibat dengan ini adalah Hesti, bukan perempuan yang berada di hadapannya saat ini.
Zoya pun menggelengkan kepalanya dengan seulas senyum kecil tercetak diwajahnya.
"Mas ngga perlu minta maaf. Lagi pula ini sudah tugas aku untuk membackup pekerjaan bu Hesti juga."
Farhan pun kembali menghela nafas. "Tapi tetap saja. Yasudah ayo sekarang kita ikuti pak Ken terlebih dulu untuk membahas dokumen perjanjian ini."
Zoya menganggukan kepalanya pelan. "Baik mas."
Setelah itu Zoya dan Farhan pun melangkahkan kaki mereka berjalan keluar dari ruangan departemen bisnis, menyusul Ken dan Leo yang saat ini sudah berada didalam lift. Dengan Ken yang tengah melayangkan tatapan mata kearah mereka dengan sorot mata yang tidak dapat terbaca sama sekali.