"Pfffttt hahahahahah! Aduh aduh perut aku sakit Naomi! Hahahaha" Ujar Pidey sambil tergelak geli setelah mendengar apa yang diceritakan oleh Naomi, membuat mereka berlim yang saat ini sedang berada dikafeteria menjadi pusat perhatian.
"Hahahaa yaampun, kurang beruntung banget sih kamu Nao, Nao." Sahut Piyu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sedangkan itu Liv dan Zoya berusaha mati-matian menahan ymgelak tawa mereka, karena tidak ingin melihat Naomi terlihat semakin memajukan bibirnya kesal.
"Udahlah, kalian berdua kalau mau ketawa seperti Pidey dan Piyu tertawa saja! Nggak perlu di tahan tahan! Bikin aku semakin kesal!" Ujar Naomi ketus sambil melayangkan tatapan mata sinis pada Zoya dan Liv yang kini tengah balas menatap kearah dirinya.
Zoya dan Liv yang mendengar perkataan Naomi pun terdiam saling menatap satu sama lain, sebelum akhirnya gelak tawa mereka pecah seperti apa yang dilakukan oleh Piyu dan Pidey tadi, karena mereka sudah mendapat izin untuk tertawa dari Naomi.
"Hahaha, aku udah bisa bayangin gimana suasana canggung kalian berdua di dalam lift tadi!" Ujar Liv setelah puas tertawa lepas.
Zoya pun menganggukan kepalanya setuju mendengar apa yang dikatakan oleh Liv tadi.
"Lagian semalem kamu ngapain aja setelah kita pulang dari kafe? Kenapa bisa terlambat?" Tanya Zoya yang membuat Naomi berdengus sebal sebelum menjawab pertanyaan sang sahabat.
"Huftt, semalem adik bungsunya Fahri ngehubungin aku. Di curhat kalau hari Minggu kemarin pacarnya si Niko ngelamar dia secara pribadi dulu. Tapi dia belum kasih jawaban karena bingung." Jawab Naomi langsung membuat Liv, Piyu, Pidey dan Zoya membulatkan kedua bola mata mereka terkejut bukan main.
"Maksud kamu si Cindy yang tahun ini baru mau masuk kuliah itu???" Tanya Piyu dengan nada terkejut bukan main saat dirinya mengingat salah satu cerita Naomi yang menjelaskan struktur keluarga dari sang kekasih.
Dengan santai Naomi pun menganggukan kepalanya membuat Keempat sahabatnya kompak berdecak pelan.
"Yaampun, aku kalah dong sama anak kuliahan." Ujar Piyu dengan memasang ekspresi wajah penuh dengan dramatis, membuat Naomi, Liv, Zoya dan Pidey memutar kedua bola mata mereka malas.
"Kamu bukannya malas, bukannya kamu sendiri yang waktu itu menolak di ajak bertunagan sama Reza? Y aitu salah kamu sendiri sih kenapa menyia-nyiakan kesempatan berharga itu." Sahut Liv dengan nada sinis membuat Piyu berdengus sebal.
"Bukannya aku menolak, lagi pula waktu itu Reza ngajak aku tunangan waktu umur aku masih labil-labil nya. Aku kan jadi ada rasa sedikit takut dan ngga mau." Ujar Piyu mencoba membela dirinya sendiri.
Naomi yang tidak ingin perkara ini semakin melebar pun membuka suaranya untuk menengahi agar Piyu ataupun Liv tidak ada yang menyahuti lagi pembicaraan ini.
"Sudah sudah, ini kenapa jadi kalian berdua yang berdebat hum? Udah intinya aku datang terlambat karena itu. Jadi udah stop jangan ada yang menyahut lagi oke?" Ucap Naomi dengan melayangkan tatapan pada satu persatu keempat sahabatnya.
Liv. Piyu, Pidey dan Zoya yang sedari tadi sedang asik menikmati menu makan siangnya pun hanya menganggukan kepalanya.
"Ok ok, kita ngga akan bahas itu lagi sekarang." Ujar Liv dan kembali di setujui oleh yang lainnya.
"Lalu gimana sekarang? Apa ada suatu hal menarik terjadi sama kalian beberapa hari ini?" Tanya Pidey pada keempat sahabatnya yang kini justru melayangkan tatapan heran kepada dirinya.
"Aku dan Zoya sudah menceritakan hal menarik yang terjadi kepada kami. Sekarang tersisah kalian bertiga yang belum menceritakan apapun di minggu ini mengenai kejadian yang sudah terjadi dengan kalian di minggu lalu." Ujar Naomi menjawab pertanyaan Pidey dan di balas dengan anggukan kepala oleh Zoya.
Kini gantian Pidey, Liv dan Piyu yang saling melemparkan tatapan mata pada satu sama lain sebelum akhirnya satu persatu dari mereka membuka suara.
"Ah, kalau aku tidak ada suatu hal menarik yang terjadi belakangan hari ini. Karena kehidupan ku hanya seperti itu saja, Pegi ke kantor, pulang ke apartemen lalu berbincang seperti biasa dengan Farel." Ucap Pidey yang membuat Naomi, Zoya, Liv dan Piyu menyipitkan kedua mata mereka menatap tidak percaya kearah dirinya.
"Apa kamu yakin? Kamu ngga ada marah-marahan sama Farel? Lempeng lempeng banget hubungan kalian berdua." Sahut Liv dengan nada tidak percaya kepada Pidey.
Pidey yang mendengar perkataan Liv langsung membulatkan kedua bola matanya.
"Hey, hey, hey, jadi kalian berharap jika hubungan aku dengan Farel tidak baik-baik saja begitu?" Tanya Pidey dengan sedikit meninggikan nada suaranya membuat Naomi, Liv, Zoya dan Piyu terdiam sesaat di tempat mereka, sebelum akhirnya dengan bersamaan mereka berempat pun menganggukan kepalanya sambil memasang ekspresi wajah pura-pura polos, membuat Pidey melayangkan tatapan tidak percaya pada keempat sahabatnya.
"Tsk! Kalian ini benar-benar ya! Harusnya kalian merasa senang dan bersyukur karena hubungan sahabat kalian dengan kekasihnya berjalan dengan lancar tanpa masalah sama sekali." Decak Pidey sambil melipat kedua tangannya di depan dada, menatap keempat sahabatnya dengan tatapan sinis.
Piyu yang melihat Pidey tengah kesal kepada mereka pun memilih membuka suaranya.
"Bukan begitu Pidey. Lagi pula jika suatu hubungan yang selalu berjalan lancar-lancar saja akan sangat membosankan? Kalian jadi sama sekali tidak memiliki rasa gairah untuk melangkah ketahap selanjutnya."
Pidey yang mendengar apa yang di katakan oleh Piyu pun kembali berdecak dan kini tatapan sinisnya mengarah kepada Piyu.
"Lihat, siapa yang baru saja berbicara seolah-olah menggurui diriku? Padahal dirinya sendiri diajak untuk bertunangan malah menolaknya."
Piyu merasakan sebuah perempatan kecil muncul di keningnya saat ini saat mendengar Pidey tengah menyindir dirinya.
Naomi, Liv dan Zoya yang melihat jika Piyu dan Pidey akan terlibat dalam perdebatan panjang pun dengan sigap salah satu dari mereka mengambil andil untuk mengalihkan topik pembicaraan kali ini.
"Hey hey sudahlah, dari pada kalian berdua bertengkar. Kenapa kita tidak bahas tentang calon pegawai baru di departemen bisnis project saja?" Ujar Naomi mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan saat ini.
Pidey dan Piyu yang tadinya akan mulai berdebat pun kini perhatian mereka terpusat kearah Naomi, membuat Naomi, Liv dan juga Zoya langsung menghela nafas lega karena pengalihan topik yang dilakukan oleh Naomi sangat berguna sekali.
"Apa rumor itu benar? Ku kira itu hanya kabar angin saja." Tanya Pidey pada Naomi yang di balas dengan anggukan kepala setuju oleh Piyu.
Naomi pun menganggukan kepalanya dengan pasti dan mengulaskan seringai kecil di wajahnya. Menatap Piyu dan Pidey dengan kedua matanya yang menyipit meremehkan.
"Kalian meremehkan sumber informan terpercaya ku di bagian Human Resource huh? Kalian benar-benar membuat diriku kecewa." Ujar Naomi dengan memasang ekspresi wajah pura pura terluka atas pertanyaan yang diberikan oleh Pidey tadi,
Pidey dan Piyu yang melihat ekspesi wajah terluka Naomi pun langsung membulatkan kedua bola mata mereka terkejut dan terburu untuk menenangkan Naomi dengan mulai bertanya-tanya hal yang berkaitan dengan calon pegawai baru itu.
Sedangkan itu Liv dan Zoya yang melihat kelakuan ketiga sahabat mereka hanya bisa mengulaskan senyum kecil di wajah sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap Ajaib ketiga sahabat mereka ini.