"Ish! Bisa bisanya kamu bangun kesiangan Nao!" Decak Naomi pada dirinya sendiri yang saat ini tengah melangkahkan kaki dengan kecepatan penuh memasuki pintu utama loby perusahaan.
Naomi melirikan matanya melihat kearah jam dinding besar yang terpajang di loby perusahaan dan saat ini sudah menunjukan pukul sembilan.
Decakan kembali keluar dari bibir Naomi lagi, seharusnya dirinya tidak melirikan mata kearah jam karena yang ada dirinya akan merasa sangat kesal menyadari jika kini dirinya benar benar sudah datang terlambat.
Naomi semakin mempercepat langkah kakinya saat melihat pintu lift yang tadi terbuka kini perlahan akan menutup.
"Tunggu! Tolong siapa saja tahan pintu lift nya!!" Seru Naomi dengan nada histeris. Dirinya sudah tidak perduli lagi dengan reaksi orang orang yang berda di loby perusahaan saat ini, yang terpenting bagi dirinya saat ini adalah ada orang baik yang menahan pintu lift agar tidak tertutup sampai dirinya dapat masuk kedalamnya.
Tap!
Naomi menghela nafas lega saat sebelah tangannya berhasil menahan pintu lift agar tidak tertutup. Dirinya pun juga dapat melihat jika di bagian bawah ada sebuah sepatu hitam berkilau yang tengah menahan pintu lift agar tidak segera tertutup.
Naomi pun mengulurkan sebelah tangannya untuk menekan tombol membuka pintu lift agar dirinya dapat masuk kedalam. Setelah dirinya berhasil masuk kedalam, tanpa menunggu lama kembali mengulurkan sebelah tangannya untuk menekan tombol lantai dimana ruangannya berada.
Ting!
Setelah pintu lift benar benar tertutup Naomi kembali menghela nafas lega lagi, lalu menolehkan kepalanya kearah orang yang berada di dalam lift bersama dirinya saat ini.
Naomi yang baru saja ingin membuka suara untuk berterimakasih kepada orang tersebut, tiba tiba saja merasakan perkataannya hanya tersangkut di pangkal kerongkongan saat mengetahui siapa orang yang berada di dalam lift bersama dengan dirinya saat ini.
Dehaman pelan keluar dar bibir Naomi sebelum dirinya kembali mengatakan apa yang ingin dirinya katakan tadi.
"Ekhm! Selamat pagi pak Ken. Terimakasih pak sudah membantu saya menahan pintu lift tadi." Ucap Naomi dengan selembut dan sesopan mungkin kepada Ken yang kini tengah berdiri menatap kearahnya. Tidak lupa juga Naomi menundukkan sedikit kepalanya memberikan hormat kepada Ken.
Ken yang menndengar perkataan Naomi pun berdeham pelan sambil menganggukan kepalanya merespon apa yang di katakan oleh satu karyawan di perusaanya ini.
"Ekhm. Ya pagi."
Naomi yang perkataannya sudah di balas oleh Ken pun menganggukan kepalanya pelan dan dengan sedikit gugup langsung membalikan tubuhnya menghadap pintu lift. Kini posisinya tengah memunggungi Ken yang berdiri di belakangnya.
Dalam hati Naomi kembali menggerutu kesal kenapa disaat dirinya sedang datang terlambat seperti ini harus bertemu dan berada di dalam satu lift yang sama dengan Ken. Apakah tidak ada kebetulan atau kesialan yang lebih parah dibandingkan dengan kau datang terlambat ke kantor dan di ketahui secara langsung oleh CEO perusahaan mu.
"Ekhm.."
Naomi sedikit tersentak saat mendengar suara dehaman yang berasal dari belakang dirinya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah berasal dari Ken.
"Naomi." Panggil Ken dengan suara bass khas miliknya membuat Naomi tersentak bukan main sudah seperti mendengar suara petir di siang hari yang cerah.
Dengan cepat Naomi pun langsung membalikan tubuhnya untuk menghadap kearah Ken.
"Ya, pak? Apa ada yang bisa saya kerjakan?" Tanya Naomi dengan spontan membuat Ken sedikit mengerutkan keningnya sebelum menjawab pertanyaan yang di berikan oleh salah satu staff nya ini.
"Tidak, ini bukan tentang pekerjaan." Jawab Ken yang membuat Naomi langsung membulatkan kedua bolamatanya merasa jika dirinya tadi telah salah bertanya.
"Maaf pak, kalau begitu apa ada yang bisa saya bantu?" Ucap Naomi bertanya lagi kepada Ken dengan rasa sedikit bersalah.
Ken pun yang mendengar Naomi bertanya lagi kepada dirinya terdiam sedikit ragu di tempatnya, namun saat dirinya baru saja ingin menjawab apa yang di tanyakan oleh Naomi, dentingan bel lift terdengar membuat dirinya dan Naomi terintrupso lalu menolehkan kepala mereka untuk melihat kearah pintu lift.
Ah, rupanya lift sudah sampai di lantai tempat departemen keuangan berada.
Ken yang melihat kesempatannya untuk bertanya kepada Naomi terlewatkan pun menghela nafas pelan, lalu kini tatapan matanya beralih kembali kepada Naomi.
"Saya rasa mungkin lain kali saja saya bertanya kepada kamu. Sekarang kamu boleh pergi masuk keruangan departemen keuangan." Ucap Ken yang membuat Naomi sedikit menghela nafas lega karena dirinya tidak perlu berlama-lama lagi berada di dalam lift yang sama dengan sang CEO.
"Baik pak, kalau begitu saya akan segera masuk kedalam ruangan. Permisi pak." Ucap Naomi sambil menundukkan kepalanya sebentar memberi salam dan Ken pun menganggukan kepalanya pelan.
Setelah itu Naomi segera membalikan tubuhnya untuk berjalan keluar dari lift. Namun saat dirinya baru saja berhasil keluar dari lift, suara berat Ken yang memanggil namanya, membuat dirinya langsung menghentikan langkah kaki dan kembali membalikan tubuhnya menghadap kearah Ken yang masih berada di dalam lift.
"Naomi." Panggil Ken membuat Naomi kini membalikan tubuh menatap kearah dirinya.
"Ya pak?" Balas Naomi dengan seulas senyum canggung tercetak di wajahnya saat ini.
Ken terdiam sesaat di tempatnya lalu membuka suaranya mengatakan hal lain yang tadi ingin dirinya katakan kepada Naomi. Membuat Naomi terdiam mematung di tempatnya.
"Usahakan untuk seterusnya kamu datang tiga puluh menit sebelum jam masuk kerja. Terimakasih."
Krekk..
Naomi yang mendengar perkataan Ken tiba-tiba saja langsung mematung di tempatnya.
Naomi yang baru saja ingin membalas perkataan Ken, mengurungkan niatnya saat pintu lift sudah kembali tertutup sepenuhnya. Dan kini dirinya hanya bisa mematung di tempat degan belah tangannya yang terulur untuk menggapai pintu lift yang sudah tertutup.
"Gaaaaah! Kesal kesal kesal! Padahal aku baru terlambat satu kali di tahun ini! Tapi kenapa waktu sangat tidak tepat dan harus tertangkap oleh CEO langsung!!!" Pekik Naomi kesal pada dirinya sendiri sambil membentur benturkan kepalanya pelan pada sisi dinding pintu lift persis seperti apa yang dilakukan oleh Zoya sebelumnya.
Mungkin dinding sisi pintu lift lantai departemen keuangan akan selalu menjadi saksi bisu melihat ekspresi kesal dan malu yang pernah di alami oleh para karyawan staff keuangan.
Naomi yang sudah merasa sedikit tenang pun menarik nafas dalam dalam dan sedikit merapihkan penampilannya, sebelum dirinya berjalan masuk kedalam ruangan departemen keuangan. Dirinya tidak boleh terlihat kacau di mata keempat sahabatnya dan juga para staff departemen keuangan yang lainnya, karena jika dirinya terlihat kacau maka itu akan membuat dirinya menjadi bahan utama pergosipan hari ini.
Maka dari itu Naomi kini melangkahkan kakinya berjalan masuk kedalam ruangan departemen keuangan dengan seulas senyum terulas diwajahnya, meski dirinya sangat menyadari dirinya sudah melanggar peraturan ketepatan waktu di perusahaan ini.