Sraashh.. Sraasshh.. Sraassh..
Kriet..
"Hah.." Helaan nafas panjang Zoya hembuskan saat dirinya baru saja selesai membasuh wajah nya dengan air untuk mendinginkan serta menjernihkan fikirannya saat ini.
"Gimana sih kamu Zoy Zoy, bisa bisanya kamu setengah hari ini ngga fokus kerja, sampai bikin Bu Hesti menghela nafas panjang terus dari pagi." Gerutu Zoya memarahi dirinya sendiri karena bisa bisa nya tidak profesional dalam bekerja hari ini.
"Hah, setelah ini aku harus fokus semuanya. Harus profesional! Harus bisa bedain urusan pribadi dan pekerjaan! Jangan permalukan pengalaman kerja sepuluh tahun kamu Zoy!" Ucap Zoya memotivasi dirinya untuk tetap dapat terus bekerja dengan professional meski bagaimana pun keadaan di dunia realnya.
Setelah merasa dirinya sudah sedikit tenang dan pikirannya sudah dingin, Zoya pun melangkahkan kakinya berjalan keluar dari toilet. Saat baru saja keluar dari toilet Zoya sudah di kejutkan dengan kehadiran Piyu, Naomi, Pidey dan Liv yang kini sudah berdiri tepat di depan pintu toilet sambil melipat kedua tangan mereka di depan dada.
Zoya yang merasa heran dengan kedatangan keempat sahabatnya pun menaikan sebelah alisnya heran lalu membuka suaranya untuk bertanya kepada mereka.
"Hey, ada apa kalian berdiri di depan pintu seperti ini? Ku kira kalian sudah lebih dulu pergi ke cafeteria." Tanya Zoya yang langsung membuat Pidey, Piyu, Naomi dan Liv menyipitkan kedua mata mereka menatap Zoya penuh dengan intimidasi.
"Heum? Kamu kira kita siapa pergi begitu saja ke cafeteria tanpa personel lengkap?" Ujar Naomi menatap Zoya masih dengan tatapan mengintimidasinya dan juga kali ini dengan nada sedikit kesal terselip di dalamnya, lalu di setujui oleh Pidey, Liv dan Piyu.
Zoya yang mendengar perkataan Naomi dan juga melihat Pidey, Liv dan Piyu yang menganggukan kepala menyetujui apa yang di katakan oleh Naomi pun terkekeh pelan.
"Baiklah, baiklah. Kalau begitu ayo sekarang kita pergi ke cafeteria. Jam makan siang tersisah tiga puluh menit lagi." Ucap Zoya mengajak keempat sahabatnya untuk segera pergi ke cafeteria. Zoya yang baru saja ingin melangkahkan kakinya berjalan lebih dulu langsung mengurungkan niatnya saat Piyu, Liv, Pidey dan Naomi yang menutup akses jalannya.
Zoya yang merasa heran dengan apa yang di lakukan oleh keempat sahabatnya pun kini mengerutkan dahinya heran dan kembali membuka suara lagi.
"Hey, kalian kenapa? Waktu jam makan siang kita sebentar lagi selesai loh. Kalian mau siang ini ngga makan siang?" Tanya Zoya yang dengan kompak langsung di jawab dengan gelengan kepala oleh Pidey, Liv, Piyu dan Naomi.
Zoya yang melihat keempat sahabatnya menggelengkan kepala merespon pertanyaannya pun, menghela nafas panjang lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Yasudah, Jika kalian memang tidak ingin melewatkan jam makan siang, ayo sekarang kita pergi ke cafeteria. Dan jika ada yang ingin kalian bicarakan ke aku, kita bisa mengundurnya setelah jam pulang kerja bukan? Karena setelah jam makan siang nanti aku sama bu Hesti harus ngerjain laporan yang di minta sama pak Ken buat bahan meeting."
Naomi, Pidey, Piyu dan Liv yang mendengar perkataan Zoya terdiam sesaat di tempat mereka dengan saling melemparkan tatapan pada satu sama lain, sebelum dengan sangat berat hati mereka menganggukan kepala menyetujui apa yang di katakan oleh Zoya.
"Hah baiklah, kalau begitu kita akan mengikuti perkataan kamu Zoy. Tap awas ya, kamu jangan kabur duluan jam pulang nanti." Ucap Naomi mewakili Piyu, Pidey dan Liv dengan nada memperingati kepada Zoya.
Zoya yang sudah terbiasa dengan nada dan gaya bicara keempat sahabatnya pun hanya menganggukan kepala mengiyakan apa yang di katakan oleh Naomi.
"Iya, aku ngga akan kabur. Yasudah ayo sekarang kita ke cafeteria." Ajak Zoya lagi yang kali ini berjalan lebih dulu di depan Naomi, Liv, Piyu dan Pidey.
Didalam hatinya Zoya menghela nafas lega melihat keempat sahabatnya mengikuti apa yang dirinya sarankan tadi dan akhirnya dirinya tidak perlu menceritakan terlebih dulu apa yang sudah terjadi kepada dirinya sejak hari sabtu hingga minggu kemarin.
Zoya menggerutu sebal dalam hati saat lagi dirinya harus kembali mengingat apa yang terjadi dua hari kemarin. Dirinya harus kembali mengalihkan lagi pikirannya saat ini, karena kalau tidak, dirinya tidak ingin selama satu hari ini melakukan kesalahan lebih dalam bekerja hanya karena permasalahan yang sepele bagi kebanyakan orang.
***
Ting.. Ting. Ting.. Ting..
Zoya yang saat ini sedang sedikit merapihkan file yang akan dirinya kirimkan kepada Ken melirikan matanya kearah notifikasi yang baru saja masuk di sudut bawah layar laptopnya.
Rupanya notifikasi dari pesan grup yang hanya berisikan dirinya Naomi, Pidey, Piyu dan Liv, dimana keempat sahabatnya itu tengah mengirimkan pesan yang memperingati dirinya untuk tidak langsung pulang setelah jam kantor selesai.
Seulas senyum terulas diwajah Zoya melihat percakapan yang ada di dalam grup pesan tersebut.
Zoya yang baru saja ingin mengetikan pesan balasan kepada mereka, langsung mengurungkan niatnya saat tiba -tiba saja Hesti memanggil namanya.
"Zoya, ayo kita pergi keruangan pak Ken dulu. Kita kasih laporan ini, sekalian kasih penjelasan di beberapa point yang tadi di soft file-nya kamu kasih insert comment."
Zoya pun menganggukan kepalanya merespon perkataan Hesti.
"Baik bu, kapan kita keruangan pak Ken nya?" Tanya Zoya yang membuat Hesti langsung berdecak gemas.
"Besok, ya sekarang dong Zoy, pak Ken kan butuh datanya buat hari ini." Jawab Hesti yang di balas dengan kekehan tidak bersalah oleh Zoya.
"Hehehe, oke deh bu, ayo kita kesana." Ucap Zoya sambil beranjak dari duduknya, begitu juga dengan Hesti yang ikut beranjak dari duduknya dan berjalan bersisian dengan Zoya keluar dari ruang kerja mereka menuju ruanganan Ken yang berada di lantai dua puluh bagunan gedung ini.
Sedangkan itu di tempat lain, lebih tepatnya di tempat Naomi, Liv, Piyu dan Pidey, kedua pasang mata mereka dengan tajam mengawasi pergerakan Zoya dan Hesti yang sedang berjalan menuju lift.
Kedua tangan Naomi, Liv, Piyu dan Pidey sudah siap diatas keybord laptop mereka masing-masing untuk membicarakan tentang Zoya di grup khusus mereka berlima.
"Bisa-bisanya dia hanya baca chating kita doang!" Ucap Liv mengetikan kata-kata tersebut di dalam grup mereka.
"Iya, aku kira dia bakalan bales chat kita, ternyata hanya di lihat saja, tsk tsk tsk." Sahut Pidey melanjutkan perkaatn Liv.
Sedangkan itu Naomi dan Piyu masih sedang bingung ingin mengetikan apa pada room chating mereka.
"Sudahlah, mungkin urusan Zoya dengan Ibu Hesti lebih penting, jadi dia hanya baru bisa membaca pesan kita saja." Ucap Naomi mencoba menengahi Liv dan Pidey.
"Benar, bukankah tadi Zoya bilang jika dirinya sedang mengerjakan laporan untuk pak Ken? Mungkin saja saat ini dia dan Bu Hesti sedang terburu untuk pergi keruangan Pak Ken." Ucap Piyu menyahuti yang berada di pihak Naomi untuk meredamkan suasana grup.
Sedangkan itu di dalam lift.
"Hattcchii!"
Hesti yang mendengar Zoya bersin pun langsung menolehkan kepala kearah sang asisten.
"Zoya? Apa kamu sedang kurang enak badan?" Tanya Hesti dengan kedua manik matanya yang focus menatap kearah Zoya.
Zoya yang sedang mengusap-ngusap hidungnya pun menolehkan kepalanya kearah Hesti yang tengah menatap kearah dirinya.
"Tidak bu, hanya saja saya nerasa hidung saya sedikit gatal." Jawab Zoya yang di balas dengan anggukan kepala oleh Hesti.
Lalu didalam hatinya Hesti berucap.
'Apa yang menyebabkan Zoya tidak konsentrasi hari ini karena dirinya sedang kurang enak badan? Sebaiknya aku harus membicarakan perihal ini dengan pak Ken, agar Zoya dapat di berikan waktu untuk beristirahat tiga hari dirumah.'