Zoya dapat mendengar pria bertubuh tegap di hadapannya kini tengah menghela nafas setelah dirinya tadi memanggil pria itu dengan panggilan 'Bapak CEO'.
Ya mau bagaimana lagi bukan? Karena pria bertubuh tegap yang saat ini sedang berdiri tepat di hadapannya saat ini memang berstatus sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja selama delapan tahun ini. Tidak mungkin bukan dirinya memanggil pria di hadapannya ini dengan panggilan nama biasa saja? Hohoho Zoya tidak seberani dan belum siap sama sekali untuk kehilangan pekerjaannya saat ini.
"Mala, bukankah saya sudah pernah bilang untuk tidak memanggil saya dengan panggilan itu jika sedang berada di luar kantor? Lagi pula saat ini juga bukan hari kerja."
Zoya yang mendengar perkataan pria di hadapannya pun menaikan sebelah alisnya dengan memasang ekspresi wajah tidak bersalah sama sekali.
"Ehm, ya? Maaf pak, tapi bukankah bapak memang bapak bos saya? Tidak sopan rasanya jika memanggil bapak tidak dengan panggilan seperti itu."
Lagi, Zoya dapat mendengar jika pria yang berada di hadapannya saat ini kembali menghela nafas panjang.
Dan terlebih lagi, Zoya benar-benar amat sangat menyayangkan tingkat keberuntungannya saat ini. Kenapa bisa-bisanya harus bertemu dengan sang bos di saat dirinya baru saja mengalami putus cinta?
Tsk, tsk, tsk, tidak adakah yang lebih baik lagi dari pada adegan ini? Zoya sama sekali tidak ingin bos nya ini tahu jika baru saja dirinya mengalami putus cinta.
"Lupakan. Lagi pula apa yang sedang kau lakukan malam malam begini di sini Mala? Bukan kah seharusnya kau berada dirumah untuk beristirahat?"
Zoya menginggit bibir bagian dalamnya pelan saat mendengar pertanyaan beruntun yang di berikan oleh pria di hadapannya saat ini. Zoya merasa heran, mengapa bos nya ini jadi lebih cerewet dari pada saat berada di kantor yang selalu hanya berbicara sepatah dua patah saja dengan ekspresi wajah datar dan sorot mata begitu dingin.
"Ah, saya baru saja selesai bertemu dengan teman-teman saya untuk menghabiskan waktu bersama pak." Jawab Zoya lugas yang hampir saja lupa jika dirinya tidak mengajukan pertanyaan lagi kepada sang bos, maka dengan senang hati bosnya ini akan bertanya lebih dari apa yang sudah dirinya katakan tadi.
"Lalu apa yang sedang bapak lakukan disini? Bukankah seharusnya bapak juga beristirahat dirumah menikmati weekend yang hanya ada dalam dua hari ini saja?" Tanya Zoya yang mulai menjalankan jurus mengalihkan pembicaraan dari topik tentang dirinya menjadi topik tentang bos nya ini.
Oh iya, Zoya sampai hampir lupa untuk memperkenalkan siapa nama dari bosnya yang memiliki postur tubuh tegap dan tinggi yang kini berdiri tepat di hadapannya.
Perkenalkan nama pria dengan postur tubuh tinggi tegap di hadapannya saat ini bernama Keanu Alfahrizi Dimitri, atau biasa dipanggil Ken dan mendapatkan julukan Bapak CEO di kantor.
Selain itu Ken juga mendapatkan julukan si pangeran es, pria dingin berwajah talenan, bapak CEO kulkas, bapak CEO bermata pisau, bapak CEO si tiang bendera dan masih banyak lagi julukan yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang di berikan oleh para karyawan yang cukup kesal dengan sifat dictator, perfectionis dan tidak sabaran yang dimiliki oleh pria di hadapannya ini.
Zoya yang sudah bekerja selama delapan tahun di perusahaan Ken adalah salah ketiga trackrecord terbaru bagi perusahaan, karena biasanya para karyawan baru yang bekerja di perusahaan paling lama sekali bertahan hanya lima tahun saja.
Mengapa Zoya mengatakan jika dirinya merupakan salah ketiga trackrecord terbaru bagi perusahaan? Karena yang menempati posisi pertama adalah atasannya sang manajer keuangan yang sudah bekerja selama hampir dua puluh tahun di perusahaan, lalu posisi kedua di tempati oleh sang manajer pemasaran yang sudah bekerja lima belas tahun di perusahan dan yang di posisi ketiga tentu saja adalah dirinya yang bekerja di posisi sebegai asisten manajer keuangan selama delapan tahun.
Zoya rasa cukup hanya sampai disini saja dirinya menjelaskan mengenai Ken dan posisinya di perusahaan, lalu sekarang saatnya kembali lagi menuju dunia nyata dimana saat ini dirinya masih berdiri berhadapan dengan Ken yang akan menjawab pertanyaannya.
"Saya sedang menghadiri acara keluarga, jadi bukankah itu menjelaskan mengapa saya sedang berada disini dan tidak sedang berada dirumah?" Jawab Ken yang langsung membuat Zoya membulatkan kedua bola matanya terkejut.
"Apa?? Itu berarti ibu bos dan bapak bos juga sedang berada disini?" Tanya Zoya yang membuat Ken sedikit mengerutkan dahinya heran.
"Mala, apa yang sedang coba kau bicarakan saat ini? Apa maksud dari panggilan ibu bos dan bapak bos yang kamu katakan tadi?"
Zoya terdiam sesaat di tempatnya sebelum membuka suara untuk menjawab pertanyaan yang kembali di berikan oleh Ken.
"Ah itu maksud saya, berarti kedua orang tua bapak juga sedang berada disini?" Jawab Zoya mencoba menjelaskan kepada Ken mengenai sebutan yang dirinya gunakan tadi.
Ken yang sudah mengerti dengan panggilan yang di katakan oleh Zoya tadi pun menganggukan kepalanya pelan.
"Tentu saja, bahkan kedua adik ku juga ikut berada di restoran ini."
Zoya yang mendengar penjelasan dari Ken pun hanya ber'oh' ria saja sambil kini dirinya melirikan mata kearah jam tangan yang melikar di pergelangan tangannya saat ini.
"Pak maaf, saya rasa saya harus segera pergi sekarang. Senang bisa bertemu bapak disini dan juga saya titip salam untuk kedua orangtua bapak dan kedua adik bapak, mohon untuk di sampaikan ya pak." Ucap Zoya dengan mengulaskan senyum profesional diwajahnya.
Ken pun menganggukan kepala singkat. "Baiklah akan saya sampaikan. Kalau begitu kau berhati-hatilah dalam perjalanan pulang."
Zoya menganggukan kepalanya untuk merespon apa yang di katakan oleh Ken, meski dirinya merasa sedikit kecewa karena Ken hanya berbicara seperti itu saja, dirinya kira Ken akan dengan senang memesankan taxi online untuk dirinya pulang kembali ke apartemen.
"Baik pak, kalau begitu saya pergi dulu, selamat malam." Ucap Zoya berpamitan pada Ken dan menunggu balasan yang akan diberikan oleh CEO nya itu.
Ken yang melihat Zoya dengan begitu cepat pergi meninggalkan dirinya begitu saja tanpa menunggu balasan dari dirinya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Lalu kembali melangkahkan kakinya pergi menuju toilet tempat yang ingin dirinya tuju tadi sebelum memilih berhenti karena bertemu dengan Zoya.
Setelah selesai dari toilet Ken pun melangkahkan kakinya berjalan kembali menuju ruangan dimana anggota keluarganya berada, namun saat dirinya baru saja akan melewati ruangan yang tadi dirinya melihat Zoya keluar, Ken melihat seorang pria yang tidak terlalu asing dimatanya baru aja keluar dari dalam ruangan yang sama dengan Zoya tadi. Ken melihat pria itu sedang menghubungi seseorang melalui ponselnya.
"Ya kau tenang aja sayang. Aku baru saja mengakhiri hubungan ku dengan perempuan itu. Jadi saat ini sudah tidak akan ada lagi yang mengganggu hubungan kita berdua."
Ken yang dengan menjelas mendengar perkataan yang di ucapkan oleh pria tersebut kepada lawan bicaranya seberang sana pun langsung menghentikan langkah kakinya dan membalikan tubuhnya untuk menatap punggung pria tersebut yang berada tidak jauh dari dirinya.
Dengan seksama Ken menatap punggung pria itu dari belakang dan dirinya merasa semakin tidak asing dengan postur tubuh bagian belakang pria itu. Postur tubuh bagian belakang yang selalu dirinya lihat beberapa Minggu lalu setiap jam pulang kerja di depan bangunan perusahaannya.
Mendengar apa yang dikatakan oleh pria itu tadi membuat Ken kini melangkah kakinya berjalan menghampiri pria tersebut yang masih sedang asik berbicara melalui sambungan telepon.
Puk..
Saat sudah berada tepat di belakang tubuh pria itu, Ken pun langsung mengulurkan sebelah tangannya untuk menepuk pundak sebelah kanan pria tersebut hingga kini menolehkan kepala kearah dirinya dengan sorot mata heran.
"Siapa kau?" Tanya pria tersebut dengan nada heran bercampur sinis.
Ken yang mendengar nada bicara pria itu pun mengulaskan senyum teramat kecil di wajahnya.
"Bisa kah kita berbicara sebentar? Kau akan segera mengetahuinya setelah kita selesai berbicara."