Chereads / Should I Marry Our CEO?? / Chapter 3 - Chapter -002-

Chapter 3 - Chapter -002-

Zoya yang baru saja benar-benar mendengar jelas apa yang di katakan oleh Mike langsung terdiam mematung sesaat di tempatnya tanpa satu ekspresipun yang tercetak diwajahnya.

Lagi, dirinya merasa seperti dejavu, mendengar perkataan yang sama entah untuk keberapa kalinya yang di tujukan kepada dirinya.

Helaan nafas panjang pun Zoya hembuskan sebelum dirinya membuka suara untuk bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi sehingga Mike bisa mengatakan hal seperti ini kepada dirinya.

"Bisa kah kau mengatakan alasan mengapa kau ingin kita mengakhiri hubungan hanya sampai disini saja Mike?" Tanya Zoya mencoba untuk tetap tenang.

Mike yang mendengar pertanyaan Zoya pun balas menghela nafas panjang sebelum membuka suara menjawab apa yang di tanyakan oleh sang kekasih. Eh salah, atau lebih tepatnya sang mantan kekasih, karena baru saja dirinya mengatakan meminta berpisah dari perempuan di hadapannya ini.

"Kau tahu bukan beberapa hari ini kita sedang sama sama sibuk. Aku yang sedang sibuk melakukan audit eksternal di perusahaan lain dan kau yang sedang sibuk dengan pengauditan dari audit eksternal lain."

Zoya yang mendengar perkataan Mike memilih untuk tetap diam di tempatnya menunggu perkataan selanjutnya yang akan di katakan oleh pria itu kepada dirinya.

Tunggu, pria itu? Baru saja beberapa saat lalu dirinya masih mengklaim jika pria yang di hadapannya ini adalah Pacar super sibuknya, namun sekarang dirinya harus menyebut pria di hadapannya ini sebagai pria itu?

Sedangkan itu Mike yang melihat Zoya masih belum bereaksi sama sekali pun memilih untuk melanjutkan perkataannya kembali.

"Kau tahu bukan hubungan yang mulai berjalan tidak sehat seperti ini harus di sudahi secepatnya? Maka dari itu sebelum kita terlambat dan tetap menjalani hubungan yang seperti ini lebih jauh, lebih baik kita segera akhiri ini sekarang."

Zoya merasakan sebuah perempatan kecil muncul di keningnya setelah mendengar perkataan selanjutnya yang keluar dari bibir Mike.

Bodoh sekalinya dirinya selama hampir enam bulan ini menganggap jika Mike sama sekali berbeda dengan para pira yang sudah dirinya cari dan kencani selama empaat tahun ini. Namun ternyata Mike sama saja seperti mereka.

Helaan nafas panjang pun Zoya hembuskan sambil sebelah tangannya terlur untuk menyisir rambut bagian depannya kebelakang lalu kini melayangkan tatapan mata tajam kepada Mike.

"Lalu? Bukankah hal yang seperti itu masih bisa di bicarakan dengan baik-baik? Jika di bicarakan secara baik-baik kita masih memiliki peluang untuk tetap menjalin hubungan ini bukan?" Ucap Zoya yang masih mencoba untuk tetap terlihat tenang di hadapan Mike.

Namun melihat reaksi apa yang di berikan oleh Mike saat ini membuat Zoya ingin sakali menarik rambut pria di hadapannya ini hingga begitu kuat.

"Tidak bisa, hubungan seperti ini tidak bisa dilanjutkan lagi. Jika masing-masing dari kita mulai sibuk seperti ini sampai sampai tidak bisa saling memberikan kabar sama sekali, ini benar-benar tidak dapat dilanjuti lagi Ana. Kumohon mengerti lah dengan keputusan yang ku ambil saat ini. Demi kebaikan kita berdua kedepannya."

Zoya berdecak kesal dalam hati. 'Demi kebaikan kita berdua, bapakmu!'

Zoya memilih untuk menggigit bibir bagian bawahnya sesaat, lalu kembali membuka suaranya.

"Lalu menurutmu berpisah adalah pilihan yang terbaik untu kita?" Tanya Zoya yang dengan cepat langsung dijawab dengan anggukan innocent oleh Mike.

Zoya mengepalkan erat sebelah telapak tangannya mencoba untuk meredam emosinya saat ini. Karena ini bukanlah pertama, kedua atau ketiga kalinya dirinya mendapati berada di posisi seperti ini dengan pria yang berbeda beda.

"Bukankah jika kau mau kita bisa break sesaat untuk menata hati kita satu sama lain? Baru setelah fikiran kita sama-sama sudah dingin kita bisa mengambil keputusan untuk tetap melanjuti hubungan ini dan atau yang terburuknya kita benar-benar harus berpisah?"

Zoya kali ini dapat melihat Mike lah yang tengah menghela nafas panjang sambil memejamkan kedua mata, sebelum pria itu kini mengulurkan kedua tangan untuk berada di atas kedua pundaknya.

"Dengarkan aku baik-baik Ana. Saat ini aku berbicara seperti ini dengan pikiran ku yang benar-benar sudah dingin. Jika pikiran ku tidak dalam keadaan dingin aku sama sekali tidak akan berbicara dengan santai dan sabar seperti ini kepada dirimu."

Heum?!

Zoya mencoba untuk tidka menaikan sebelah bibirnya dan melayangkan tatapan sinis kepada Mike.

Drrtt.. Drrtt.. Drrt..

Zoya yang baru saja ingin kembali membuka suaranya langsung mengurungkan niat saat mendengar suara getaran ponsel yang berasal dari Mike.

"Ah ya, ponsel mu bergetar. Ku rasa kau harus mengangkatnya terlebih dulu, karena siapa tahu saja itu panggilan penting untuk mu." Ucap Zoya yang mengingat sejak dirinya bertemu dengan Mike hari ini, pria itu selalu sibuk dengan ponselnya.

Mike yang mendengar perkataan Zoya pun sedikit tersentak, dan ekspresi apa yang di tunjukan oleh pria itu tadi benar-benar terlihat jelas dimata Zoya.

Oke, cukup. Zoya benar-benar merasa dejavu dengan adegan seperti ini. Dan juga dirinya sudah mulai merasa bosan sudah berada di posisi seperti ini entah untuk yang keberapa kalinya dalam empat tahun ini.

Dengan sambil menghela nafas panjang, Zoya pun mengulurkan sebelah tangannya untuk menyingkarkan kedua tangan Mike yang tadi berada diatas pundaknya.

"Baiklah Mike, jika memang seperti itu keputusan akhirnya. Ayo kita berpisah, aku tidak bisa melanjuti hubungan yang tidak sehat seperti ini diantara kita berdua." Ucap Zoya dengan nada tegas, enak saja dirinya yang selalu berada di pihak yang di putuskan! Kali ini dirinya ingin berada di pihak yang memutuskan.

Mike yang mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Zoya langsung mengedipkan kedua matanya beberapa kali.

"Apa? Kenapa kau jadi pihak yang mengambil keputusan?" Tanya Mike dengan nada bingung.

Zoya pun menghela nafas panjang sambil mengarahkan matanya kearah saku kemeja Mike, dimana ponsel milik pria itu berada dan dalam keadaan bergetar kembali saat ini.

"Tentu saja aku berhak! Karena kekasih ku saat ini sedang mendekati perempuan lain tanpa sepengetahuan ku, tentu saja hubungan ini sudah tidak sehat lagi bukan? Maka dari itu aku ingin kita berdua berpisah. Kau lanjutkan saja hubungan mu dengan perempuan itu dan aku akan mencari pria lain untuk menganggantikan posisi mu saat ini, Mike." Ucap Zoya dengan sebelah tangannya yang kini sudah berada diatas pundak Mike sambil menepuknya pelan.

"Semoga hubungan kalian berdua berjalan dengan baik dalam waktu yang lama. Kalau begitu aku pergi lebih dulu saat ini!" Ucap Zoya dengan seulas senyum kecil tercetak diwajahnya sebelum dirinya berjalan pergi begitu saja meninggalkan Mike yang masih terdiam di dalam ruangan dengan ekspresi terkejut bercampur bingung.

Cekelk..

Zoya yang sudah berada di luar ruangan pun langsung menghela nafas kasar sambil kembali menyisir rambut bagian depannya kebelakang.

Saat ini dirinya harus mencoba untuk menenangkan diri terlebih dulu. Ini bukan yang pertama, kedua atau ketiga kalinya dia berada di posisi seperti ini.

Helaan nafas panjang dan berat Zoya hembuskan sambil memejamkan kedua matanya sesaat.

Ya sesaat, karena tidak lama kemudian Zoya mendengar suara pria yang amat sangat tidak asing memanggil namanya dengan panggilan sama seperti yang dilakukan oleh mendiang sang ayah kepada dirinya sejak kecil dan paling berbeda dari orang-orang lain disekitarnya.

"Mala? Apa yang kau lakukan disini?"

Kedua bola mata Zoya langsung membulat terkejut saat dirinya melihat sosok pria bertubuh tegap tinggi yang sama sekali tidak asing baginya kini sudah berdiri tepat di hadapannya dengan ekspresi wajah datar seperti biasanya.

"B-bapak CEO?!" Ucap Zoya dengan suara terbata dan nada terkejut melihat pria dihadapannya saat ini adalah sang CEO di tempatnya bekerja selama delapan tahun ini.

Zoya benar-benar tidak menyangka jika dirinya akan dan harus bertemu dengan pria itu disini dan dalam keadaan seperti ini.

Kurang sial apa lagi dirinya hari ini, setelah hubungannya berakhir secara sepihak dari mantan kekasih, sekarang dirinya harus bertemu dengan CEO di tempat kerjanya.