"Pak? Gimana sih kok bisa nabrak? Bapak tidak lihat kalau di depan ada mobil?" tegur Alden kepada sopir ojek online yang mengantar dirinya.
"Maaf mas, tadi saya melamun sedikit, saya benar-benar minta maaf," sesalnya membuat Alden menghela nafas beratnya, apalagi setelah melihat mobil yang ditabrak dari belakang terlihat seperti mobil mewah.
Pemilik dari mobil tersebut, keluar dari kendaraannya kemudian menghampiri si pemotor yang menabrak mobilnya.
"Wahh gimana sih pak kalau bawa motor, masa bisa sampai nabrak? Padahal mobil saya sudah di pinggir jalan loh," tegur seorang laki-laki yang mengenakan pakaian serba hitam.
"Maaf pak, tadi saya tidak sengaja menabraknya saya benar-benar minta maaf," ucap si tukang ojek online.
"Terus gimana ini urusannya? Bapak tidak lihat itu mobil bos saya lecet? Tidak mungkin kalau saya membiarkan bapak lolos begitu saja, bisa saya nanti kena marah sama bos saya. Pokoknya bapak harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah bapak lakukan!" ujarnya membuat dari si pemilik asli mobil tersebut ikut turun dari kendaraannya.
"Ada apa ini?" tanya seorang wanita cantik yang mengenakan kacamata hitam, dengan rambut panjang yang terurai indah.
"Nyonya, tukang ojek ini yang tadi menabrak mobil kita dari belakang. Saya sudah menyuruhnya untuk bertanggung jawab namun dia diam saja," lapor sang supir.
"Jadi tukang ojek ini tidak mau bertanggung jawab?" tunjuknya.
Angel melihat ke arah penumpang yang dibawa oleh si tukang ojek, karena menurutnya setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan entah itu besar atau kecil suatu kesalahan.
"Hey, kamu? Turun dari motor dan ikut dengan saya," tunjuk Angel membuat Alden mengerutkan keningnya.
"Kenapa jadi saya harus ikut dengan kamu? Kan yang nabrak bukan saya, lagian si tukang ojeknya juga sudah minta maaf kenapa masih diperpanjang?" protes Alden.
"Iya, yang nabrak memang bukan kamu, tapi karena si tukang ojek ini tidak mau bertanggung jawab, jadi kamu harus bertanggung jawab. Kamu harus cepat ikut dengan saya, kalau kamu tidak mau bertanggung jawab saya akan memperpanjang masalah ini sampai ke ranah hukum. Mobil yang saya miliki ini adalah mobil keluaran terbaru dan tidak mungkin orang seperti kamu bisa mengganti bagian yang rusak di mobil saya, jadi pilihan kamu hanya dua ikut dengan saya atau kita ke kantor polisi sekarang juga," ancam Angel membuat Alden menghela nafas beratnya.
Alden sedikit kesal karena si tukang ojek memilih untuk berdiam diri dan tidak berusaha untuk bertanggung jawab, terpaksa daripada permasalahan jadi panjang ia ikuti dulu apa kemauan dari si wanita pemilik mobil mewah tersebut.
Untuk pertama kalinya Angel mengizinkan orang asing untuk ikut naik ke dalam mobilnya, di mana harusnya mobil tersebut adalah mobil privasi, bahkan asistennya sendiri sangat jarang diizinkan untuk ikut ke naik mobilnya yang satu ini.
"Ngapain kamu duduk di belakang?" ketus Angel karena si pria asing malah mengambil duduk di sampingnya.
"Lah katanya disuruh ikut?" bingung Alden.
"Iya, tapi enggak harus di samping aku juga. Sana ke depan sama supir," suruh Angel membuat Alden mendengus.
Sang sopir melajukan mobilnya menuju ke kediaman pribadi milik bosnya tersebut, sepanjang perjalanan tidak ada percakapan sama sekali di dalam mobil, karena pemiliknya juga lebih fokus kepada ponselnya. Begitu mereka sudah sampai di pekarangan rumahnya Angel, si pemilik mobil turun lebih dulu dan langsung berjalan memasuki rumahnya.
"Pak, tolong itu mobil dibawa ke bengkel langganan kita. Pastikan semuanya mulus seperti sebelumnya dan saya tidak mau ada lecet sedikitpun pada mobil baru saya," suruh Angel yang langsung dikerjakan oleh sopir pribadinya tersebut.
Sedangkan Alden tetap berdiri di tempatnya dan tidak tahu harus ke mana, karena dirinya juga tidak diajak masuk ataupun dipersilakan duduk. Karena merasa tidak dianggap keberadaannya ia memilih untuk pergi dari sana.
"Heh! Kamu mau ke mana?" teriak Angel yang melihat si tersangka hendak melarikan diri.
"Aku mau pulang," ucap Alden dengan entengnya.
"Seenak jidat kamu bilang mau pulang? Cepat masuk dan kamu harus menjalankan hukuman atas perbuatan yang sudah kamu lakukan," suruh Angel.
"Ish memangnya aku melakukan apa? Aku tidak melakukan apapun," Alden berusaha membela diri namun wanita di hadapannya seakan semena-mena terhadapnya.
"Sudahlah, jangan banyak bicara dan cepat lakukan atau aku akan semakin menambah hukuman, sehingga kamu tidak bisa pulang hari ini," ancam Angel membuat Alden melangkahkan kakinya dengan menggerutu kesal.
Sesaat Alden dibuat takjub dengan kemegahan rumah milik si wanita diktator tersebut, baru memasukinya beberapa langkah saja mulutnya tidak berhenti menganga akan keindahan yang tercipta di depan matanya.
"Kamu punya sopan santun atau tidak? Kalau masuk rumah orang itu buka sepatu terlebih dahulu dan taruh di depan pintu, bukan malah terus memakainya sampai ke dalam rumah," omel Angel sembari bersidekap di depan dada.
"Ya maaf, tadi kan kamu enggak bilang kalau aku harus lepas sepatu terlebih dahulu," elak Alden kemudian melepaskan satu persatu sepatunya dan langsung menaruhnya di depan pintu sesuai dengan perintah si pemilik rumah.
"Ish tanpa aku bilang pun harusnya kamu sudah tahu, ini bukan rumah kamu jadi kamu tidak bisa seenaknya berlaku di rumah ini," kesal Angel.
"Ya udah sih jangan marah-marah terus, ini aku di sini disuruh ngapain? Kenapa kamu ngajak ke sini?" tanya Alden.
Angel duduk di ruang tamu sembari meletakkan tas mewah miliknya di sampingnya, kemudian memanggil salah satu pekerjanya di rumah ini.
"Ada yang bisa saya bantu, Non?"
"Bi? Apa kolam renang hari ini sudah dibersihkan? Selepas ini saya mau berenang?" tanya Angel.
"Maaf non, tapi saya belum sempat membersihkannya karena saya sedang beberes rumput di halaman belakang. Mau dibersihkan kolam renangnya sekarang, Non?" tanya sang asisten rumah tangga.
"Tidak, kamu tetap melanjutkan pekerjaan kamu membersihkan rumput. Biarkan tugas membersihkan kolam renang kamu berikan kepada laki-laki itu," tunjuk Angel kepada Alden.
"Lho, aku? Kenapa jadi aku yang disuruh membersihkan kolam renang? Aku kan bukan pembantu kamu?" protes Alden.
"Kalau kamu tidak mau membersihkan kolam renang di rumahku, ya sudah sini berikan aku uang 50 juta untuk ganti rugi atas kerusakan mobil karena kejadian tadi," pinta Angel sembari menengadahkan tangannya.
"What? 50 juta? Yang bener aja kamu jangan coba-coba untuk memerasku?" protes Alden.
"Kalau kamu tidak bisa memberikan 50 juta, ya sudah kamu ikuti apa kemauan aku," kekeuh Angel.
"Tapi masa iya cuma lecet gitu doang harus 50 juta? Itu mah cuma beberapa ratus ribu saja itu sudah benar," protes Alden membuat Angel naik pitam.
"Buka masker kamu?" suruh Angel kepada laki-laki di hadapannya.
JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.