Chereads / Bukan Jodoh Impian / Chapter 2 - Menikah Dengan Ervan

Chapter 2 - Menikah Dengan Ervan

Prisa masih berlinang air mata, rasanya ia ingin membatalkan saja rangkaian acara pada hari ini. Ia sudah tak sanggup lagi, menahan kesedihan karena ditinggal pergi selama-lamanya oleh Ervin.

"Gimana, Prisa?" Mama Kania bertanya lagi.

"Karena kalian sudah saling mengenal sejak kecil, Mama yakin kalian bisa bersatu." Lanjut Mama Kania.

Prisa berbicara pada Mama Mitha tentang dirinya yang ingin dinikahkan oleh Ervan untuk menggantikan saudara kembarnya yang telah tiada.

"Mama merestui kamu. Mungkin Ervan bisa menghilangkan sedihmu karena kamu sudah kehilangan Ervin. Tapi semua Mama kembalikan lagi pada kamu."

Setelah sempat berpikir, akhirnya Prisa mau menikah dengan Ervan yang menggantikan saudara kembarnya yang sudah meninggal.

Prisa pun menyampaikan persetujuannya untuk menikah secara agama dengan Ervan, lalu akad nikah akan segera dimulai, dengan dihadiri para saksi dan Papa Deni sebagai walinya.

Ervan duduk di tempat yang telah disediakan, lalu Prisa pun duduk di samping calon suaminya itu.

"Saya terima nikahnya Prisa Hanasta binti Deni Irawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

"Bagaimana saksi?"

"Sah!"

"Alhamdulillah."

Ervan kini sudah sah secara agama menjadi suami dari Prisa, tapi pandangan mata Ervan tidak sedikitpun tertuju ke arah wanita yang kini sudah menjadi istrinya. Setelah akad nikah selesai, tak ada acara lain, kedua mempelai itu tidak mengadakan resepsi, karena keluarga dan warga sekitar harus mengurusi jenazah Ervin. Jenazah Ervin pun di mandikan, lalu disholatkan di masjid tersebut. Setelah selesai di sholatkan, jenazah Ervin akan segera di makamkan di tempat pemakaman umum.

Prisa sudah berganti pakaian, ia sudah melepas pakaian pengantin dan semua atributnya, karena ia akan ikut ke pemakaman laki-laki yang dicintainya itu.

Jenazah Ervin sudah dibawa menggunakan mobil ambulance, sedangkan Prisa dan Ervan naik di mobil bersama keluarga mereka.

Tibalah di tempat pemakaman, jenazah Ervin digotong menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya. Isak tangis kembali menyelimuti saat proses pemakaman Ervin, saudara kembarnya pun turut mengeluarkan air mata. Karena dari kecil, mereka selalu bersama. Walau Ervan mengakui, dirinya tidak sebaik Ervin. Prestasinya saat masih sekolah pun lebih baik Ervin, tapi Allah memberikan penyakit yang mengharuskan Ervin selalu dekat dengan rumah sakit. Sampai akhirnya, ajal menjemputnya. Kini Ervanlah yang menjadi pewaris tunggal keluarga Byantara. Ervan, satu-satunya anak yang membantu sang papa mengurus perusahaannya.

Jenazah Ervin sudah dikebumikan, Prisa masih berada di area pemakaman sambil membacakan doa, lalu ia pun kembali mengeluarkan air mata.

"Yuk pulang!" Ajak Mama Kania sambil memegangi sang putri untuk berdiri, ia takut Prisa jatuh pingsan.

Prisa menaiki mobil milik keluarga Byantara, ia duduk bersebelahan dengan suaminya yang masih tak mau melirik sedikitpun ke arahnya. Prisa akan langsung tinggal bersama keluarga barunya di istana yang megah. Ia sudah membawa pakaiannya sebelum acara pernikahan berlangsung.

Prisa menoleh laki-laki yang berada di sebelahnya itu, ia tampak sibuk mengetik pesan pada layar ponselnya. Wajah Ervan sangat mirip dengan Ervin, jika baru pertama bertemu akan sulit membedakan yang mana Ervan dan yang mana Ervin. Bedanya hanya sikapnya saja, Ervan lebih dingin dan terkesan sombong sedangkan Ervin lebih ramah dan humoris. Di sepanjang jalan, tak ada obrolan apapun diantara Prisa dan Ervan.

Sampailah Prisa di istana yang megah milik keluarga Byantara, rumah keluarga Byantara itu tampak ramai oleh keluarga dan kerabat yang berdatangan, mereka juga turut berduka cita atas meninggalnya Ervin Putra Byantara.

Prisa turun dari mobil, lalu ia beranjak ke belakang, ia turut membantu menyediakan minuman untuk para tamu yang hadir. Sedangkan Ervan, ia langsung masuk ke dalam kamarnya. Ervan duduk di ranjangnya masih sambil mengeluarkan air mata. Ia tak percaya kalau Ervin sudah tidak ada.

"Prisa, kamu kalau mau istirahat, silahkan istirahat di kamar!" Ucap Mama Kania.

"Nggak Ma, aku mau disini aja."

Prisa masih ingin berada dikeramaian untuk sedikit menghilangkan sedihnya, karena kalau sedang sendiri ia pasti sangat merasa kehilangan.

Prisa duduk sambil memandangi foto Ervin yang terpajang di dinding rumahnya, lalu air matanya kembali menetes membasahi kedua pipinya. Ia merasa tak sanggup jika harus menjalani hari tanpa laki-laki yang dicintainya itu.

"Ibu Prisa, kalau mau istirahat, biar saja antar ke kamar." Ucap Mbak Darti.

Prisa mengernyitkan keningnya. "Ibu?"

"Iya."

Prisa lupa kalau ia sudah menikah dengan Ervan dan ia sudah menjadi bagian dari keluarga ini.

"Iya, Mbak."

Mbak Darti mengantar Prisa ke kamar Ervin yang sudah di hias seperti kamar pengantin. Prisa memasuki kamar yang luas itu, ia melihat setiap dekorasi yang sudah sangat bagus untuk pengantin yang akan menghabiskan malamnya pertamanya.

"Saya tinggal ya Bu." Ucap Mbak Darti, lalu ia keluar kamar.

Prisa duduk di atas ranjang pengantin yang empuk, air matanya kembali menetes, seakan ia tak sanggup untuk berada di dalam kamar ini. Kesedihannya yang begitu dalam masih menyelimuti dirinya. Prisa membuka tas miliknya yang berisi pakaian dan juga terdapat boneka pemberian Ervin.

Prisa teringat peristiwa lima belas tahun yang lalu.

"Ini boneka untuk kamu!" Ucap Ervin sambil memberikan boneka teddy bear berwarna cokelat muda.

"Makasih ya."

"Iya. Kamu simpan bonekanya baik-baik ya, jangan sampai hilang."

"Iya."

"Semoga nanti kita bisa bertemu lagi."

"Iya."

Prisa senang sekali diberikan boneka oleh Ervin, ia langsung memeluk boneka tersebut. Tak lama kemudian, Ervin berpamitan pada Prisa, karena seluruh barang-barangnya sudah di angkut menggunakan mobil, ia dan keluarganya akan pindah ke rumah barunya. Sejak saat itu, Mama Mitha berhenti bekerja di rumah keluarga Byantara, karena lokasi rumah barunya dan sekolah Prisa jauh, jadi tak mungkin bagi Mama Mitha untuk tetap bekerja disana. Setelah kepindahan Ervin, Prisa sudah tak pernah lagi bertemu dengannya, Ervin pun tidak berkunjung ke rumah Prisa. Prisa memeluk kerinduan terhadap Ervin, hingga ia dewasa.

Air mata Prisa masih mengalir deras, hari ini ia harus kehilangan Ervin untuk selamanya, ia harus memeluk kerinduan yang tak mungkin bisa ia obati, karena yang dirindukannnya itu telah tidak ada di dunia. Prisa memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Di dalam lemari tersebut banyak pakaian milik Ervin. Kini Prisa hanya bisa memeluk pakaiannya untuk merasakan keberadaan Ervin di dekatnya.

Tamu masih saja berdatangan, semua tak menyangka dengan kepergian Ervin saat dirinya ingin dinikahkan. Sama seperti kisah dalam novel ataupun dalam sinetron.

Sudah malam hari, Prisa tertidur di kamar pengantin. Mama Kania membuka pintunya, lalu mendekati menantunya yang sedang tertidur itu.

"Prisa!" Mama Kania membangunkan menantunya itu. Prisa pun membuka matanya, lalu melihat Mama Kania yang duduk di sampingnya.

"Kamu makan dulu yuk!" Ajak sang mama mertua.