Chereads / Takdir Untuk Terlahir Kembali / Chapter 28 - Mencari Cara

Chapter 28 - Mencari Cara

Untuk urusan tempat tidur dan pakaian yang dikenakan oleh sang pangeran ada pelayan khusus terpisah yang mengurus bagian hal tersebut. Namun, tetap saja Zophie yang harus mengontrol dan mengarahkan mereka.

Dengan kata lain, jika terjadi sesuatu pada barang-barang pangeran, maka Zophie yang memiliki tanggung jawab akan hal itu dan dirinya bisa mendapatkan hukuman. Gadis itu jelas tahu konsekuensi dan resiko dari pekerjaannya.

"Apakah kamu mendapat izin untuk datang kemari?" Zophie mengacungkan pertanyaan.

"Hei, belum lama ini, aku melakukan apa yang kamu lakukan sekarang. Dan jika kau berbicara tentang izin, itu konyol. Aku tidak masuk saat tidak ada orang lain di sini, tapi aku masuk seperti ini saat ada kamu di sini," Anne menjawab dengan rengekan.

Anne dengan cepat melihat ke seluruh ruangan, bertanya-tanya apakah ada cara untuk mengusir pelayan yang ada di hadapannya itu. Zophie merespon, seolah-olah dia telah memahami pikiran Anne, "Jika ada yang salah dengan ruangan Yang Mulia hari ini, ingatlah Anne bahwa dirimu yang harus disalahkan."

Mendengar hal itu membuat Anne harus tunduk sebelum ancaman Zophie menjadi kenyataan karena pelayan sepertinya bisa melakukan apa pun. Dia merasakannya sendiri terakhir kali. Tidak seperti penampilannya yang tampak membosankan, Zophie benar-benar seorang gadis yang cerdik.

"Aku akan pergi sekarang. Diriku hanya ingin melihat ruangan ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama," tutur Anne.

Wanita itu keluar dengan cepat dari kamar, seperti seorang gadis yang telah melakukan kejahatan, menyiratkan sesuatu seolah dia telah membuat satu insiden. Keluar dari kamar tidur pangeran, Anne mengambil kain pel dari lorong dan turun ke lantai pertama bahkan tanpa melihat ke jendela yang telah dia bersihkan.

Anne yang mencoba mencari cara untuk menghukum Zophie lalu melihat Maya yang masuk sendirian. Setelah melihat Maya datang lebih awal dari yang biasanya, Anne melempar kain pel yang dia pegang ke sudut ruangan dan berlari secepat mungkin untuk datang menyambutnya.

"Aku sudah lama tidak melihat dirimu, nyonya. Bagaimana kabarmu?" tegur Anne.

Maya mengangguk dengan datar pada sapaan pelayan yang belum pernah dia lihat sejak wanita itu dimarahi oleh sang pangeran beberapa bulan yang lalu.

"Ya, sudah lama sekali. Aku pikir kau telah diusir dari kediaman ini, tapi sepertinya hal itu tidak terjadi," balas Lady Maya.

Saat Maya mencari kepala pelayan yang seharusnya menunggunya, Anne mengambil payung dan topinya seraya berkata, "Aku akan memberitahu kepala pelayan bahwa nyonya telah berada di sini. Aku pikir dia memiliki sesuatu yang mendesak untuk dilakukan."

Di Rumah Lucius Artorius, di saat tidak ada kepala penanggung jawab rumah tangga maka kepala pelayan yang akan mengambil alih tugas-tugas yang ada.

"Rasakan ini Zophie," pikiran liciknya

"Oh, Kebetulan Zophie yang menyuruhku untuk melayanimu hari ini. Aku harap kau tidak masalah," jawab Anne, yang menyerahkan topi dan payung kepada pelayan pribadi Maya, sambil memimpin menuju kamar tempat dimana Lady Maya yang akan menginap.

Anne memutuskan untuk mengusir Zophie hari ini. Jika dia bisa mengusir Maya bersamanya, maka dia mungkin memiliki kesempatan untuk melayani sang pangeran malam ini. Maya menggigit bibirnya dan langsung mengangguk-angguk tanpa mengetahui apa yang Anne telah pikirkan.

Empat bulan telah berlalu saat dia menjadi kekasih pangeran. Di klub rahasia pria yang berdarah aristokrat, rumor mengatakan bahwa taruhan sedang berlangsung saat Maya yang akan ditinggalkan olehnya.

Selama lebih dari lima belas hari tidak bersama pangeran, dia hampir tidak bisa tidur karena merasa cemas dan merasa gugup. Saat undangan ke Kediaman Lucius Artorius datang tadi malam, dia hampir tidak bisa tidur karena perasaan yang lega berhasil menenangkannya.

Maya yang bangun pagi-pagi, memutuskan untuk menjalani pijat wangi sepanjang hari untuk menenangkan kegugupannya. Dia berencana untuk tidak terlihat buruk di mata sang pangeran saat dia tiba di Kediaman Lucius Artorius.

Dirinya dengan gugup memegang tangannya saat dia berjalan melalui koridor yang tampak familier. Ia berpikir, "Berapa lama aku bisa datang dan pergi di rumah yang besar ini?"

Maya tidak berpikir untuk datang lebih awal dari yang biasanya, dan sekarang merasa tidak nyaman karena tidak ada yang keluar untuk menyambutnya. "Apakah Zophie tahu akan sesuatu dan menolak untuk melayaniku? Apa dia berpikir bahwa diriku akan pergi dari sini?"

Memasuki ruangan yang telah ditentukan, Maya melepas pakaiannya di bawah asuhan Anne dan pelayan pribadinya. Maya masuk ke dalam bak mandi wangi tanpa memperhatikan Anne yang sedang melihat tubuh polosnya dengan mata sedikit terbuka, menatap kosong saat pelayan pribadinya memandikannya.

"Anne, kenapa Zophie memintamu untuk menemaniku?" tanya Lady Maya.

Saat memasuki kamar mandi, Maya melontarkan pertanyaanya. Anne menjawab dengan sopan, menyembunyikan senyum yang teduh, "Aku tidak tahu."

Berusaha menyusun kalimatnya, Anne kembali berkata, "Sekarang diriku tidak punya pilihan selain melakukan apa yang dia katakan karena Zophie berada di posisi yang lebih tinggi dariku. Tetapi ketika aku bertanya, 'Bagaimana aku bisa melayani wanita bangsawan di saat yang sama aku adalah pelayan kebersihan,' dia berkata, 'Aku tidak peduli entah bagaimana karena yang jelas kekasih pangeran itu tidak akan bertahan lama.'"

"Apa?" kata Lady Maya secara spontan.

Jawaban yang dikatakan oleh Anne sepertinya merupakan kenyataan yang selama ini dia khawatirkan. Lady Maya merasa bahwa Zophie mengehatui sesuatu sebab dirinya adalah pelayan kamar pangeran.

Dia merasa harus menggali informasi yang lebih dari Anne. Lady Maya ingin tahu bagaimana statusnya sekarang.

"Mengapa Zophie mengatakan hal itu? Dari tampangnya dia bukan tipe orang yang akan mengatakan hal seperti itu tanpa berpikir. Apakah Pangeran Lucius Artorius mengatakan sesuatu padanya?" tanya Lady Maya.

Mendengar bibir Maya yang bergetar, Anne mendekat seolah ingin memberitahunya. Sesuatu terlintas dibenaknya sehingga dia mengurungkan niatnya lalu berpura-pura bersikap polos lagi sembari melambaikan tangannya di udara.

Wanita itu menjawab pelan, "Dia pasti tidak mengatakan apa pun. Yang Mulia bukanlah orang yang akan mengatakan itu pada seorang pelayan. Aku tahu hal ini secara pasti karena diriku sempat melayani beliau dan pengalamanku lebih lama dari Zophie. Selain itu, setidaknya sudah tiga kali dia melihat pangeran seorang diri."

"Lalu kenapa dia mengatakan hal itu?" Tanya Maya yang masih tampak kebingungan.

"Zophie telah banyak berubah sejak dia menjadi pelayan kamar pangeran. Nyonya mungkin melewatkan perubahan karena telah mengenalnya dahulu, tetapi kita semua di sini sudah tahu sifat aslinya. Aku tidak enak mengatakan ini tapi, Zophie sering mengumpat namamu," jawab Anne.

"Dia bersumpah serapa menggunakan namaku?" ucap Lady Maya yang semakin terkejut.

**To Be Continued**