***
Bagian dalam kastil memiliki dekorasi yang jauh lebih indah. Arsitekturnya berwarna-warni seperti bagian luarnya hanya saja lebih terlihat hidup. Kereta berhenti di belakang agak jauh dari kastil utama, melintasi sebuah taman yang sepertinya tengah dihiasi dengan berbagai macam patung, bunga, dan pepohonan di sepanjang jalan yang mulus. Merasa gugup saat tiba di tujuannya, Zophie dengan hati-hati turun dari kereta tersebut.
Dia menatap kastil ungu pucat yang terlihat cukup tenang. Tidak seperti kastil utama dengan corak emasnya, dia menyadari penampilan unik di sana lalu sedikit tertawa. Lucu sekali saat dia membayangkan dirinya sebagai seorang gadis dari pedesaan dalam sebuah drama lama yang baru saja pindah ke kota besar.
Kusir menyuruhnya menunggu untuk masuk ke dalam. Zophie memutuskan untuk tidak tampil terlalu buruk ketika seseorang akan membimbingnya hari ini. Gadis itu merapikan pakaiannya yang tampak kusut saat naik kereta, dan berdiri tegak seperti yang dia pelajari.
Punggungnya masih terasa sakit dan kakinya sudah terasa lemas pada saat seorang wanita paruh baya berpakaian rapi dengan gaun abu-abu akhirnya keluar dari dalam. Dia merasa terlalu ketinggalan dari standar yang ada di sana.
"Apakah kamu Zophie dari kediaman pangeran di Aalto Street?" tanyanya.
Dengan sikap yang bermartabat, Zophie segera membungkuk dengan cepat. "Iya. Namaku adalah Zophie Czechoslovakian. Senang berkenalan denganmu."
Ketika Zophie yang merupakan seorang anak selir yang belum masuk ke dalam daftar keluarga secara resmi, maka dirinya hanya bisa berkenalan dengan sopan memakai nama belakang ibunya. Dirinya bersikap seperti yang telah dia pelajari dari Kate, wanita itu pun mengangguk puas.
"Aku adalah Countess Margarette, kepala pelayan di Kastil Luna yang bekerja langsung dengan Yang Mulia Lucius. Aku hanya akan mengatakan ini dengan cepat, sebab diriku tidak punya waktu yang banyak karena Yang Mulia akan segera berangkat ke Kerajaan Artorius. Aku juga tidak mengharapkan apa pun darimu karena kau hanya berada dalam pekerjaan sementara sampai aku mendapatkan pelayan pengganti. Aku hanya berharap kau tidak berbuat ulah sehingga dipecat sampai diriku menemukan pelayan yang tepat. Apakah kamu mengerti?" ujarnya dengan tegas.
Zophie sekali lagi diberitahu untuk tidak dipecat di sini. Dia merasa entah karena orang-orang memiliki ekspektasi rendah terhadapnya atau mereka memang memiliki standar yang teramat tinggi bahkan untuk seorang pelayan sekalipun.
Dia menjawab secara sopan dengan mata tertunduk, "Aku akan melakukan yang terbaik karena aku ingin kembali ke kediaman pangeran di Aalto Street."
Countess Margarette mengangguk lagi pada jawaban pelayan dihadapannya. Awalnya dia tak ingin mengatakannya tapi, sesuatu itu seolah-olah mengganggu benaknya jadi dia memutuskan untuk mengucapkannya. "Sepertinya kamu sedikit berbeda dari deskripsi yang aku ketahui. Dirimu tidak tampak segemuk yang aku kira. Apakah berat badanmu turun begitu banyak?"
Zophie merasa tertusuk hingga ke dalam hati nuraninya atas pertanyaan itu. Dia hanya mengangguk oleh kata-kata yang ada. Sedikit merespon, "Iya. Aku pikir setidaknya aku harus menurunkan berat badan jika ingin terus bekerja sebagai pelayan Yang Mulia."
Ketika Zophie pertama kali datang bekerja di Kediaman Artorius, saat itu tengah musim dingin. Jadi, dia bisa mengenakan gaun linen dengan kapas. Tapi, itu terlalu berlebihan untuk dipakai setelah awal musim panas. Jadi, dia terpaksa membuat gaun musim panas baru untuk menjaga penyamarannya.
Dia melepas pakaian dalam yang berisi kapas di pinggang dan bokongnya. Justru sebaliknya, sekarang dia mengenakan setelan pelayan yang pinggang dan pinggulnya memiliki ukuran tiga kali lebih besar dari dirinya. Gadis itu memasangnya secara melingkar dengan kabel yang digunakan oleh wanita bangsawan saat mereka hendak mengembangkan rok agar terlihat anggun.
Kain tersebut akan menempel di badannya sehingga lekuk pinggang dan pinggul jadi tampak tidak terlihat. Dia juga menambahkan kapas ke bantalan bahu agar tubuhnya masih cukup terlihat lebih besar. Karena akan aneh jika penampilannya berubah begitu drastis sehingga dirinya dapat dicurigai.
Saat ini Zophie masih seorang pelayan jelek dengan rambut merah bata kasar seperti sapu, meskipun tidak seberat sebelumnya karena beban keseluruhan yang dipikul olehnya dengan kapas telah menghilang. Namun, tetap saja dia masih memiliki ciri khas tersendiri dalam penyamarannya.
"Tetapi kau pasti memiliki keunggulan tersendiri sehingga dirimu mendapat rekomendasi pekerjaan khusus. Pasti hal ini dipengaruhi dari kinerjamu, Baron Albert berkata agar kami jangan kaget dengan penampilanmu karena kau bisa bekerja begitu baik dan itu adalah hal yang cukup melegakan untukku. Ayo, ikuti aku," tutur Countess padanya.
Zophie menghela napas lega sejenak, merasa seperti telah melewati barisan pertama dengan selamat, dan kemudian dirinya mengikuti kemana Countess Margarette melangkah ke dalam kastil yang indah itu.
***
Setelah tiba di kantor Baron Albert, Zophie kembali diberikan arahan. Di bawah bimbingan pria itu, Zophie kembali harus mendengarkan segala hal mengenai apa yang harus dilakukan dalam pekerjaan barunya ini.
"Dengarkan aku! Kita tidak bisa pergi ke sana dalam satu kali perjalanan. Kami sudah menunggu selama ini sejak tragedi di area Carre Magique terjadi. Itu adalah satu-satunya jalan yang terhubung dengan Kerajaan Artorius. Salah satu area yang terdampak selama masa perang terjadi. Tapi, karena area itu belum pulih secara penuh, maka kita harus melalui Wilayah Warlosnse. Itu adalah sebuah area yang menjadi tempat destinasi utama saat orang-orang ke Carre Magique. Jadi, kita akan bermalam di sana lalu pergi ke Kota Phosortum, sebuah area terdekat untuk melintasi perbatasan. Dari sana kita akan naik kereta selama berhari-hari dan memasukki Wilayah Deawitlds, Ibu Kota Artorius. Karena waktu tempuh yang lama, Yang Mulia biasanya akan mudah terpancing emosinya. Jadi, berhati-hatilah terhadap semua hal selama di perjalanan. Apakah kamu mengerti?" papar Albert padanya.
"Ya tuan," kata Zophie dengan singkat.
"Apa yang akan kau lakukan saat bepergian nanti akan ditentukan oleh Joseph. Yang terpenting adalah kau mampu untuk menghidangkan teh dengan baik. Yang Mulia tidak pernah suka teh buatan Joseph. Dan tak peduli apa pun yang terjadi, Pangeran Lucius Artorius tidak akan mengonsumsi hal yang tidak dia sukai. Jadi, jika beliau ingin minum teh di tengah perjalanan, segera siapkan dengan benar," sebut Baron Albert pada Zophie.
Mendengar kata-kata kepala pelayan itu, Zophie hanya bisa tersendat. Karena gadis ini tidak pernah berkemah, dia tidak mungkin membakar dedaunan yang ada di pohon lalu mengubahnya menjadi secangkir teh.
Tentu saja, kediaman Pangeran Lucius Artorius memiliki peralatan terbaik untuk mengatasi persoalan dalam hal tersebut. Tempat itu dilengkapi dengan semua jenis peralatan canggih yang dapat memudahkan. Tapi sayangnya Zophie merasa khawatir karena peralatan itu terlalu cukup besar untuk dibawa-bawa.
**To Be Continued**