Chereads / Takdir Untuk Terlahir Kembali / Chapter 31 - Pekerjaan Tambahan

Chapter 31 - Pekerjaan Tambahan

Sejak awal datang, dirinya sudah menampar wajah Zophie beberapa kali dan sering berteriak, "Jika aku menjadi selir pangeran, aku tidak akan membiarkanmu pergi." tapi sayangnya wanita itu telah diusir hanya setelah dirinya mendapat kesempatan untuk mengunjungi kediaman itu sebanyak dua kali.

Sejak itu, tidak ada wanita pangeran yang mengunjungi Kediaman Lucius Artorius selama beberapa minggu. Zophie menjalani kehidupan yang cukup santai setelah seminggu berlibur di teater lalu dia kembali ke Kediaman Lucius Artorius.

Dia telah diajari sopan santun dan keterampilan dasar, seperti yang seharusnya diketahui oleh seorang pelayan yang melayani pangeran. Dirinya diajari langsung oleh Kate setiap pagi hari, dan menghabiskan sore hari dengan membaca berbagai buku di perpustakaan rumah atau melakukan apa yang diperintahkan padanya. Itu adalah kehidupan yang damai untuknya sehingga dia berpikir tidak masalah jika ia harus tetap menyamar selama sisa hidupnya.

Hari ini Zophie akan turun ke ruang bawah tanah untuk melakukan apa yang diperintahkan Kate. "Zophie keluarlah." Gadis yang sedang memeriksa bahan-bahan untuk pesanan baru di gudang makanan lantas berhenti melakukan aksinya. Mendengar suara pelayan, dia segera kembali ke atas. "Kepala pelayan sedang mencarimu. Pergilah ke kantor."

Atas kata-kata pelayan itu, Zophie yang tadinya membersihkan seragam pelayannya segera beranjak pergi ke kantor Kate dengan kepala terangkat dan punggung tegak seperti yang telah dia pelajari selama di kediaman tersebut.

"Ayo, Zophie. Cepat kemasi barang-barangmu," perintahnya.

Gadis itu memandang Kate, bertanya-tanya apa yang dia bicarakan. Kate mengulurkan surat yang dia pegang. Namun, Zophie masih saja kebingungan.

"Pembantu yang telah melayani Yang Mulia dipecat sejak kemarin, Tidak ada pelayan pengganti yang pantas di sana ataupun di sini. Aku sedang dalam masalah besar. Ini adalah surat dari Baron Albert untuk mengirimmu dengan segera mungkin karena Yang Mulia akan berangkat hari ini ke Kerajaan Artorius, tetapi dia tidak punya waktu untuk mencari orang lain," tutur sang kepala pelayan.

"Apa situasi ini seperti melempar batu ke danau dengan tenang?" pikir gadis itu.

Zophie segera memperbaiki ekspresinya yang bengkok. Dia pikir dirinya akan merasa nyaman di sana. Pikirannya bertanya-tanya apakah ini mungkin konspirasi dari anjing dimensional yang tidak bisa melihatnya merasa nyaman. Tetapi, dia sendiri tidak bisa mengatakan tidak. Jadi, dia menjawab dengan sopan lalu pergi ke kamarnya untuk berkemas.

Gadis itu tetap saja dengan kasar mengumpat pada anjing dimensional yang bernama Maker hari ini saat dia memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya, menerima nasibnya dengan baik.

Zophie lantas begumam, "Ya, anggap saja ini perjalanan kecil. Aku akan meninggalkan rumah ini dan melihat-lihat tempat lain di luar sana. Ini tidak akan lama karena hanya sampai mereka mendapatkan pembantu pengganti. Aku satu-satunya yang akan kehilangan semuanya jika diriku bersikap gila, jadi mari pikirkan semuanya secara baik-baik."

Beberapa saat kemudian, Zophie turun ke lantai pertama dengan sekantong pakaian ekstra. Hanya terdapat tiga gaun di sana, beberapa pakaian dalam dan sisa uang tunai setelah membayar utangnya, dan tas untuk kosmetik penyamarannya.

"Aku akan pergi dan segera kembali," pikirnya.

"Oke, aku yakin kau akan berperilaku baik, seperti yang telah kau pelajari. Jika dirimu mengganggu Yang Mulia, kau tidak akan melihatnya lagi. Jadi, dirimu harus mencurahkan perhatian pada tugas yang ada. Apakah kamu mengerti?" tutur Kate.

"Baiklah," respon Zophie.

Kate tidak bisa berhenti mengkhawatirkan dan meminta begitu banyak hal. Zophie merespon dengan santai dan mengangguk pada sisa kalimatnya, seolah-olah dia tidak akan pernah melihatnya lagi jika dia dipecat.

Karena raut wajah Kate masih kurang yakin, Zophie mengangguk dan berkata, "Ya, aku akan lebih berhati-hati, dan kembali setelah aku menyelesaikan pekerjaanku dengan aman sesuai dengan yang kau katakan. Sampai jumpa."

Pelayan lain yang berbisik di sudut sepertinya takkan mengucapkan selamat tinggal padanya. Jadi, Zophie hanya berpamitan kepada kepala pelayan, lalu naik ke kereta kecil tanpa glasir yang menunggu di depan kediaman.

Kereta itu membawa dirinya meninggalkan Aalto Street dan melewati Abercorn Street, lalu memasuki arah Azteca Street di mana rumah bangsawan mengepung Kastil Kekaisaran. Distrik para bangsawan ini dinamai Kekaisaran Castus.

Sebuah tempat yang tentu saja tidak mudah untuk dimasuki bahkan jika seseorang punya uang dan kehormatan. Itu adalah jalan impian bagi bangsawan lama atau pun bangsawan yang baru sebab hanya mereka yang mendapat promosi tertentu ke jabatan pemerintah pusat yang bisa ada di sana. Karena keluarga bersejarah dengan status dan sumber daya tertentu yang menempati area tersebut dalam urutan gelar bangsawan yang berpusat di sekitar Istana Kekaisaran.

Ada barisan rumah-rumah mewah di sepanjang jalan yang bercabang. Dan di wilayah itu terdapat istana kerajaan di tengahnya. Secara khusus, area rumah besar yang terletak paling dekat di sekitar Kastil Kekaisaran adalah rumah dari lima Burung Merak, julukan para bangsawan tertinggi di Kawasan Castus. Keluarga besar yang menempati lingkungan itu adalah Keluarga Alastair dan Keluarga Amaryllis. Mereka berdua tinggal saling berdampingan di sepanjang jalan.

Mencoba mengingat peta yang telah dia pelajari sebelumnya, Zophie sekarang melewati Azteca Street yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Di sana terdapat sebuah lambang keluarga yang sering dia lihat di suatu tempat yang terpampang jelas di dalam pikirannya.

Itu adalah lambang yang tersisa dalam ingatan dirinya semasa kecil. Lambang itu ada di kereta Marquis Armand, tempat dimana pria yang dulunya dia kenal sebagai sosok ayah yang sering datang untuk menemui dirinya dan ibunya. Tak tahu mengapa kini jantungnya berdegup dengan begitu aneh.

Gadis itu bergumam, menggosok dadanya yang saat ini berdebar-debar, "Tenanglah Zophie, dirinya bukan lagi sosok ayah yang sama dalam ingatanmu. Namun, anehnya jantung ini tetap berdebar saat kau melihat rumahnya."

Di depan gerbang besi dengan lambang Keluarga Armand di atasnya, terlihat seorang kesatria yang berdiri berjaga di sana. Di bagian belakang mereka hanyalah sebuah taman tak berujung.

Setelah menepuk dadanya sekali lagi, mencoba mengalihkan pikiran bahwa Marquis yang terkenal akan rambut emasnya seperti dirinya mungkin tengah berada di luar sana. Zophie melempar pandangannya pada sebuah kastil bercahaya keemasan yang begitu besar di ujung jalan.

Melihat tujuan kereta itu berhenti di sana, dia akhirnya menyadari bahwa majikannya adalah pangeran dari seorang keturunan yang hebat ini. Pria yang dia layani di kamar ternyata tinggal di kastil yang indah, seolah dirinya benar-benar berasal dari dunia dongeng. Tersihir akan pemandangan yang ada disekelilingnya, Ia bahkan terkagum-kagum saat kereta itu melewati pintu belakang kecil dan perlahan masuk ke dalam Istana Kekaisaran.

**To Be Continued**