Pagi pun datang, saatnya sarapan pagi, tapi Siska masih berbalut selimut, karena dia tidur kembali sehabis subuh. dia bangun sejak dini hari karena Adnan minta mimi, dan setelahnya Siska butuh waktu cukup lama untuk meninak bobokan kembali Adnan.
Setelah Adnan berhasil tidur, Siska pun langsung mendirikan Shalat subuh karena memang sudah masuk waktu subuh. Selsai Dzikir ngantuk menyerang kembali padanya, Siska merasa matanya begitu berat hingga dia memutuskan untuk tidur kembali.
Sekitar pukul 08:00 WIB, karena kamarnya tidak dikunci, Sri masuk ke kamar anaknya, dia memastikan anaknya baik-baik saja.
"Astagfirullah Siska masa jam segini masih tidur," Ungkap Sri saat melihat anaknya masih terbaring.
Lalu Sri berjalan ke arah jendela untuk membuka tirai kamarnya, berharap Siska akan terbangun dengan cahaya matahari yang mulai masuk lewat celah jendela kamarnya. Namun ternyata Siska tak bergeming, kemudian Sri pun mencoba membangunkan Siska, perlahan menarik selimutnya dan menepuk-nepuk pipi anaknya,
"Sis, Siska sayang bangun sudah siang ini nak," Ungkap Sri
Siska pun menggeliat dan mengangkat tangannya untuk menutupi matanya karena silau terkena sinar mentari yang masuk melalui jendela kamarnya.
Siska berusaha untuk duduk, lalu mengucek-ngucek matanya berkali-kali,
"Eh ada ibu, maaf bu tadi Siska gak kuat ngantuk karena dedek bangun sebelum subuh." Ungkap Siska berusaha membela diri dari kesiangannya.
Sri yang duduk di tepi ranjang, menatap anaknya dengan ulasan senyum,
"Iya Siska, ibu juga faham, tapi usahakan kalau sehabis subuh itu jangan tidur, kamu masih ingatkan kenapa?" Tanya Sri pada Siska.
"Iya bu, Rizkinya nanti di patok ayam, hilang keberkahan subuh dan bisa menimbulkan penyakit, karena tubuh yang seharusnya bergerak malah di istirahatkan." Begitu kan bu? Kita" Siska balik bertanya sambil nyengir.
"Nah tuh kamu tahu, satu lagi sayang, bisa menimbulkan rasa malas, karena badan jadi lemes jadi otomatis bawaannya jadi malas untuk beraktivitas." Tambah Sri
Kemudian Sri meminta Siska untuk segera kekamar mandi,
"Makanya ayo buruan bangun, mandi sana biar seger, jangan lama-lama mandinya yah karena ayah sudah nunggu di bawah untuk sarapan." Ungkap Sri sambil menarik selimut yang Siska gunakan kembali untuk menyelimuti badannya.
Siska pun bangkit dengan malas-malasan,
"Iya bu aku bangun nih mau mandi, ibu sama ayah kalau mau makan duluan gak apa-apa, makan aja yah gak usah nungguin Siska." Jawab Siska sambil mengeloyor ke kamar mandi.
"Pokoknya kamu jangan lama-lama mandinya, ayah sama ibu akan menunggumu, sekalian ada yang ingin kami sampaikan sama kamu." Ungkap Sri.
Deg, hati Siska merasa tidak enak saat mendengar kata terakhir dari ibunya,
"Hmm...mau ngobrolin apa sih ayah sama ibu, perasaan dari semalam niat banget deh sampai malam-malam ke kamar. Tidak seperti biasanya, kalau mau bicara, ya bicara aja gak sampai harus nunggu moment, dan aku pikir ibu sudah lupa dengan kata-katanya semalam. Semoga yang ingin mereka bicarakan bukan terkait Bang Ahamad atau hak asuh Adnan." Gumam Indah di kamar mandi.
Kemudian Sri keluar dari kamar Siska guna menemui suaminya yang sudah menunggu di meja makan. Sementara Siska melanjutkan aktivitasnya di kamar mandi.
*
Setelah Siska bersiap-siap, dia pun turun untuk sarapan, dan membiarkan Adnan sendiri karena masih tidur lelap di ranjang bayinya. Siska pun tidak sabar ingin mendengarkan berita apa yang akan disampaikan kedua orangtuanya sepagi ini.
Siska menuruni anak tangga, lalu menuju ruang makan dan menyapa ayah dan ibunya yang sudah dari tadi menunggunya.
"Pagi yah, bu, maaf yah menunggu." Sapa Siska sambil menarik kursi, kemudian mendudukinya.
"Iya ga apa-apa Sis, ayah juga tadi makan buah dulu sambil nunggu kamu, ya sudah tunggu apalagi ayo kita sarapan." Ungkap Firman sambil menyodorkan piring pada Sri meminta diisikan nasi.
Sri pun faham, tanpa diminta dua kali, dia langsung mengambilkan nasi untuk suaminya, dan juga lengkap dengan lauk pauknya.
Siska pun demikian, setelah ibunya selsai mengambil nasi, kemudian Siska mencentong nasi ke piringnya, hanya satu centong dia mengambilnya, sehingga ayahnya protes dengan itu.
"Sis kenapa makannya cuma sedikit, kamu tuh harus makan banyak, kamu kan harus memberikan gizi terbaik juga untuk Adnan kecil." Ungkap Firman.
"Iya ayah, nanti kalau Siska belum kenyang bakalan nambah kok yah, tenang aja." Jawab Siska sambil mulai menyendok nasi di depannya.
Selagi makan semua hanya fokus pada makanannya, tidak ada pembicaraan sama sekali, Siska semakin penasaran hingga bertanya-tanya dalam hatinya,
"Sebenarnya ayah sama ibu ini kenapa sih, katanya mau menyampaikan sesuatu, lah ini kok pada diam aja." Gumam Siska dalam hatinya.
Lima belas menit kemudian setelah semuanya menyelsaikan makannya, barulah pembicaraan itu dibuka oleh Firman.
"Alhamdulillah, terimakasih bu, makanannya enak, bikin ayah betah di rumah aja kalau gini, dan perut ayah juga sudah mulai maju nih, harus rutin lagi olahraga biar gak buncit." Ungkap Firman sambil tekekeh.
"Oh iya Siska, ada yang ingin ayah dan ibu sampaikan, jadi kamu jangan pergi dulu yah." Ungkap Firman kemudian.
"Baik yah, hmm...emangnya ayah mau menyampaikan apa sih yah, kok kayanya penting banget sampai-sampai ibu semalam ngebangunin aku, aku jadi penasaran deh." Jawab Siska jujur dengan apa yang dirasakannya.
"Iya sekarang kan mau ayah sampaikan, minumlah dulu, biar kamu lebih seger dan siap untuk mendengarkan obrolan ayah." Ungkap Firman.
Siska semakin curiga dengan gerak gerik ayahnya, dirinya mulai khawatir, sehingga bukannya tenang justru dia makin merasa gugup untuk mendengarkan cerita dari ayahnya.
Siska pun mengambil air putih di hadapnnya, lalu meminumnya beberapa kali tegukan. Selanjutnya Siska kembali menayakan lagi perkara apa yang ingin disampaikan ayahnya.
"Yah, apaan sih yah, jangan buat Siska penasaran deh, sekarang aja nanti keburu de adnan bangun yah." Pinta Siska pada ayahnya.
"Baiklah, tapi kamu jangan kaget yah nak, pokoknya kami lakukan ini adalah demi kebaikanmu." Ungkap Ayahnya.
"Sebenarnya apa sih yang ingin ayah sampaikan kok sampai ngomong kaya gitu, aku jadi gak enak hati deh." Gumam Siska dalam hatinya.
Kemudian Firman mulai menceritakan maksudnya pada anak semata wayangnya itu, dengan sangat hati-hati karena takut Siska tersinggung dan salah faham dengan niat baiknya.
Begitu juga dengan Sri, dia mendukung atas keputusan yang akan diambil oleh suaminya, sehingga dia pun berusaha untuk memberikan pemahaman kepada Siska dan memberikan pengutan untuk keputusan yang diambil.
Sri berusaha memberikan keyakinan pada Siska, namun tidak dengan Siska, dia justru malah kecewa dengan keputusan yang mereka ambil. Siska merasa keputusan itu diambil hanya dengan satu belah pihak saja, tanpa meminta pendapatnya terlebih dahulu.
"Tidak bisa begitu dong yah, status Siska ini masih resmi menjadi istrinya bang Ahamad, dan kalau pun Siska sudah resmi bercerai dari bang Ahamad tetap ini belum saatnya bagi Siska untuk menerima orang lain karena masih dalam masa iddah yaitu 6 bulan setelah Perceraian itu terjadi. Tapi kenyataannya ayah tahu sendiri kan kaalu Siska ini masih istri sahnya bang Ahmad. Tentu saja itu tidak adil bagi Siska, karena ayah dan ibu mengambil keputusan tanpa sepengetahuanku. Ungkap Siska sambil menundukan kepalanya karena kesal.
"Masa iddah merupakan masa tidak bolehnya wanita yang baru diceraikan untuk langsung menikah dengan laki-laki lain. Hukum ini juga mengikat perempuan yang baru saja ditinggal mati oleh suami.
Setiap perempuan memiliki perbedaan masa iddah sesuai dengan kondisinya masing-masing. Jadi nggak bisa disamaratakan antara perempuan satu dan lainnya karena bergantung pada kondisi dan situasinya. Masa iddah wanita ini hukumnya wajib.
Adapun masa iddah tersebut antara lain :
Masa iddah untuk perempuan yang tengah hamil adalah sampai ia melahirkan
Masa iddah untuk perempuan yang nggak hamil dan ditinggal meninggal oleh sang suami yakni 4 bulan 10 hari.
Masa iddah untuk perempuan yang masih mengalami siklus haid, masa iddah-nya yakni sebanyak 3 kali siklus haidnya.
Masa iddah untuk perempuan yang masih kecil atau menopause yakni 3 bulan.
Masa iddah untuk perempuan yang belum pernah berhubungan badan dengan mantan suaminya, nggak memiliki masa iddah.
Masa iddah untuk perempuan yang mengalami masa istihadhah (masa di mana keluar darah di luar siklus haid karena suatu penyakit. Ciri darahnya merah segar berbeda dengan darah haid) yakni 3 kali masa haid.
Masa iddah untuk perempuan yang ditalak tiga yakni sekali haid.
Masa iddah untuk perempuan yang menggungat cerai yakni sekali haid.
Masa iddah untuk perempuan yang ditalak satu dan dua yakni sama seperti yang ditinggal meninggal oleh suaminya yaitu 4 bulan 10 hari."
"Ibu tahu itu nak, tidak seperti yang kamu bayangkan, lagian sayang siapa yang menyuruhmu untuk segera menikah lagi, ibu dan ayah hanya akan memperkenalkanmu terlebih dahulu dengan anaknya teman ayah kamu." Ungkap Sri setelah mendengar penjelasan Siska yang merasa keberatan.
"Tapi tetap saja bu, aku tidak mau karena aku masih istri bang Ahmad. Aku akan menunggu bang Ahmad datang untuk menjemputku." Jawab Siska Tegas.
Firman mulai sedikit emosi saat mendengar pernyataan dan pembelaan diri dari anaknya,
"Sudah lah Siska, kamu tidak usah mengharapkannya kembali, lagian mana ada dia berusaha untuk menjemputmu, selama dua bulan ini selama kamu di sini kami tidak pernah melihat dia memberikan kabar untukmu, itu tandanya dia sudah tidak peduli lagi sama kamu." Ungkap Firman dengan sarkas.
Bersambung...