Daiva malam ini begitu bingung bagaimana dia harus mencari tau adiknya itu maka dari itu di pergi ke sebuah cafe untuk menemui seorang untuk meb
cari tau tentang kematian dan sekolah adiknya itu.
Cafe
Orang:"Tuan ini adalah berkas-berkas yang telah saya kumpul tentang teman dekat dekat Tuan Erol dan tentang sekolah bahkan semuanya ada di sini Tuan" ujar seseorang yang menyerahkan berkas dalam map pada Daiva.
Daiva:"Oke bagus aku sudah mentransfer uang ke rekening mu silahkan cek" ujar Daiva yang berbicara pada orang itu.
Orang:"Baiklah Tuan terima kasih saya permisi duluan ya tuan saya ingin melakukan pekerjaan saya lainnya" ujar pria itu yang hendak pamit pada Daiva.
Daiva:"Okey baiklah" ujar Daiva yang mengangkat alis nya.
Orang itu pun pergi setelah berpamitan pada Daivan.Kini Daiva sendiri membaca semua berkas-berkas dengan teliti tiba-tiba datang Riko pemilik cafe tersebut yaitu teman Erol dia tidak sengaja melihat Daiva yang fokus dengan kertas-kertas yang dia baca .
Riko:"Daiva kamu kakak Erol kan?" ujar Riko menghampiri Daivan yang memperhatikan nya.
Daivan:"Kamu memanggil saya?" ujar Daivan pada Riko yang masih ragu-ragu.
Riko:"Iya kamu Daiva kan kakaknya Erol?" ujar Riko yang duduk di meja tempat Daiva duduk.
Daiva:"Kamu kenal Erol?" ujar Daiva pada Riko yang menghadapnya.
Riko:"Erol teman adalah teman saya karena Erol sering kesini dan berkumpul dengan teman-temannya disini begitu pula saya yang ikut kumpul." ujar Riko yang menjelaskan pada Daiva.
Daiva:"Owh Erol sering kesin.i" ujar Daivan dengan singkat menjawab penjelasan Riko.
Riko:"Saya turut berduka cita ya atas kepergian Erol" ujar Riko yang mengucapkan bela sungkawa.
Daiva:"Iya terima kasih, kamu teman dekat nya Erol kan?" ujar Daiva yang bertanya kepada Riko.
Riko:"Iya kenapa?" ujar Riko yang bertanya-tanya
Daiva:"Apakah kamu tau siapa yang tidak suka pada Erol?" ujar Daivan pada Riko.
Riko:"Setau saya Erol adalah pria baik tidak ada musuh disekelilingnya" ujar Riko yang menjelaskan kepada Daiva.
Daiva:"Mungkinkah ada seseorang yang berpura-pura baik pada Erol padahal sebenarnya dia tidak suka Erol" ujar Daiva pada Riko.
Riko:"Apakah kamu mencari siapa yang tah membunuh Erol?" ujar Riko pada Daiva.
Daiva:"Aku binggung sebenarnya siapa yang membunuh Erol" ujat Daivan yang kebingungan.
Riko:"Kalau menurut aku mungkin saja ada hubungannya dengan sekolah tempat Erol sekolah karena tempat Erol meninggal di sekolah otomatis ada hubungannya sama teman Erol yang ada di sekolah." ujar Riko yang memberikan opini nya.
Daiva:"Aku sempat berpikir itu ulah teman-teman sekolahnya karena tempat kenapa harus disekolah padahal banyak tempat lain yang bisa dia jadikan tempat membunuh" ujar Daiva yang mulai bertanya-tanya.
Riko:"Aku punya ide kamu mau mencari pelaku yang membunuh Erol kan?" ujar Riko yang bertanya kepada Daiva.
Daiva:"Ehm bagiamana caranya?" ujar Daiva yang balik bertanya kepada Riko.
Riko:"Kamu bisa menyamar jadi siswa SMA di sekolah itu dan kamu bisa mencari tau siapa pelukannya dengan sendirinya" ujar Riko yang memberikan saran pada Daiva.
Daiva:"Menyamar?" ujar Daiva pada Riko yang ragu-ragu.
Riko:"Iya kamu bisa mencari tau sendiri kalau kamu menjadi seorang siswa disana kamu bisa bebas menjelajahi dan mencari nya" ujar Riko yang mengalihkan perhatiannya kepada Gia.
Daiva:"Ide yang bagus terima kasih ya Riko aku akan segera melakukan nya aku akan mencari tau siapa yang telah membuat Erol meninggal" ujar Daiva yang bertekad ingin mencari sang pelaku.
Riko:"Kamu lihat wanita itu" menunjuk ke arah Gia.
Daiva:"Iya." ujar Daiva yang langsung mengalihkan perhatiannya pada Gia.
Riko:"Wanita itu selalu bersama Erol saat disekolah, Erol sering sekali bercerita tentang gadis itu pada teman-temannya." ujar Riko pada Daiva yang masih memperhatikan Gia yang sedang membuat kopi.
Daiva:"Cantik." ujar Daiva saat melihat Gia yang sibuk sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
Riko:"Iya Erol suka padanya karena Gia gadis yang baik dan katanya Erol yang selalu melindungi Gia saat Gia sering di bully di sekolah." ujar Riko yang ikut memperhatikan Gia sesekali.
Daiva:"Jadi Gia juga korban bully?" ujar Daiva yang bertanya pada Riko.
Riko:"Iya itu kenapa saat disekolah yang dikhawatirkan Erol adalah keselamatan Gia itu alasan utama dia sekolah." ujar Riko yang menjelaskan pada Daiva lagi.
Daiva:"Kenapa Erol banyak berkorban demi perempuan itu?" ujar Daiva yang mulai bertanya-tanya.
Riko:"Gue tidak tau yang jelas jangan ada satu pun yang menyetuh Gia kalau tidak mau berurusan dengan Erol" ujar Riko yang mengingat saat dulu.
Saat itu ada Gia yang sedang mengantarkan kopi karena saat itu situasi lagi ramai sekali,namun tanpa sengaja Gia di panggil oleh seorang Om-om yang udah tua.
Om:"Hai cantik mau nemenin mau minum kopi tidak?" dengan tatapan genit.
Gia:"Maaf Om saya sibuk" tolak Gia secara halus.
Namun Om itu malah mulai menarik Gia mendekat ke arahnya justru itu membuat Gia ketakutan saat melihat Gia hendak diperlukan tidak baik Erol datang dan menghajar Om itu sehingga membuat keributan.
Erol:"Om jangan berani kurang ajar sama wanita!" ujar Erol dengan kesal.
Gia:"Er sudah....malu Er dilihatin orang disini" ujar Gia yang memegang tangan Erol dan mencoba menenangkan Erol.
Om:"Dasar anak jalanan tidak tau attitude!" ujar Om itu pada Erol.
Erol:"Om mengajarkan saya soal attitude,terus bagaimana dengan Om yang menyentuh seorang wanita sembarangan apa Om punya attitude?!" ujar Erol yang terlanjur kesal.
Gia:"Er sudah Er sabar....." ujar Gia karena tidak mau Erol terkena masalah karena ulahnya.
Om itu pun pergi setelah membuat keributan di cafe ini jelas itu membuat teman-temannya tercegang seorang Erol yang pendiam menjadi berani saat wanita yang dicintainya dalam bahaya.Gia membawa Erol kebelakang dapur.
Gia:"Er terima kasih banyak ya.....karena aku kamu jadi mali dilihatin banyak orang" ujar Gia yang menunduk kepalanya depan Erol.
Erol:"Gia sayang kamu adalah temanku sudah jangan Berterima kasih" ujar Erol yang menegakkan kepala Gia.
Erol:"Gia kamu menangis" ujar Erol yang melihat mata Gia yang berkaca-kaca.
Gia semakin menjadi nangis,tapi Erol memeluk Gia karena tidak tega melihat Gia menangis dipelukannya.
Daiva:"Makasih ya Riko atas semua informasi yang kamu berikan" ujar Daiva yang berterima kasih kepada Riko.
Riko:"Well bro, gue izin dulu ya mau ke ruangan soalnya ada urusan." ujar Riko yang berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Daiva seorang diri.