Chereads / Selalu Mencintaimu Gia / Chapter 5 - Tukang Gosip

Chapter 5 - Tukang Gosip

Jam istirahat pun telah di bunyikan

Kringggggg.....kringggg....

Semua murid yang merasakan bosan di kelas setelah mendengar bunyi mereka senang bukan main. Setelah guru keluar dari kelas dan berpamitan kepada semua siswa mereka langsung berhamburan keluar kelas dan mulai dengan sibuk urusan masing-masing

ada yang pergi ke kantin, berpacaran, dan mencontek tugas yang akan dikumpul setelah jam istirahat.

Gia baru saja menutup bukunya dan langsung pergi keluar kelas dan hendak ke kantin hendak membeli minum.

Di kantin

Semua orang terlihat sedang makan di meja mereka bareng dengan teman dekat mereka, ada yang tertawa karena mendengarkan lelucon dan yang mondar mandir karena semua terlihat sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Gia dari tadi hanya melihat kantin karena dia binggung semua penjual tampak penuh pembeli.Gia pun tanpa memperdulikan semua orang.

Gia:"Bi beli air putih biasa satu" ujar Gia memesan pada bibi kantin.

Bibi kantin:"Ini Nak" ujar bibi kantin itu lalu Gia memberikan bibi itu uang.

Gia langsung berjalan pergi ke kelas karena di kantin sudah penuh.Namun,Ditengah perjalanan semua orang tampak melihatnya sehingga membuat Gia merasa aneh tapi ada seorang perempuan dan lelaki menghampiri Gia sebut saja nama perempuan itu Sena dan lelaki itu bernama Dion

Sena:"Halo Gia, apa kabar?" ujar perempuan itu yang berpapasan dengan Gia saat berjalan ke kantin.

Gia:"Hai Sena, kabarku baik bagaimana denganmu?" ujar Gia yang menghentikan jalannya karena disapa oleh Sena.

Sena:"Baik." ujar Sena pada Gia dengan singkat.

Dion:"Kami turut berduka ya Gia" ujar Dion pada Gia yang melihat sekeliling.

Gia:"Emmm iya" ujar Gia yang tersenyum paksa.

Dion:"Kenapa kamu risih dilihatin orang disini?" ujar Dion yang bertanya pada Gia.

Gia tidak ingin menjawab karena bisa mereka lihat sendiri bahwa semua orang menatap Gia dan berbisik.

Sena:"Udah Gia jangan dihiraukan biasa siswa disini menggosipkan hal yang tidak penting sabar ya Gia" ujar Sena yang mencoba menenangkan Gia.

Gia hanya mengangguk dan tersenyum.

Dion:"Sen buruan gue laper" ujar Dion yang mengeluh pada Sena.

Sena:"Dasar perut karet iya bentar,Iya udah Gia kami mau pesen makanan dulu ya." ujar Sena yang tersenyum pada Gia.

Gia hanya membalas senyuman dan mengangguk.

Dion:"Mau ikut makan bareng kami Gia?" ujar Dion mengajak Gia.

Gia:"Aku udah pesen dari tadi jadi maaf ya terima kasih" ujar Gia pada Dion lalu tersenyum.

Setelah itu Sena dan Dion berjalan pergi duluan setelah itu baru Gia berjalan pergi ke kelas.

Dikelas

Daiva duduk di belakang pojok dekat dengan jendela hanya memakai headset di telinganya dan memainkan ponsel karena melihat email yang masuk di perusahaan nya.

Terdengar murid-murid cewek sedang membahas tentang Gia dan Erol.Mereka para cewek-cewek berkumpul dan membuat lingkaran dan mereka bergosip tentang kematian Erol.

Cewek 1:"Sebenarnya ya gue tu penasaran siapa sebenarnya pelaku yang membunuh Erol?" ujar seorang gadis yang bertanya

Cewek 2:"Enggak tau kalau kata hasil otopsi kata temen-temen yang lain bahwa Erol itu di pukuli dan dianiaya gitu," ujar cewek itu yang menjelaskan.

Cewek 3:"Kalau setau gue itu bisa jadi ada hubungannya sama Gia, kalian tau sendiri kan Gia deket sama Erol." ujar cewek itu yang memberikan pendapat.

Cewek 4:"Apa Gia?!" ujar cewek itu yang meninggikan suaranya.

Jelas itu menarik perhatian Daiva untuk mendengarkan pembicaraan mereka, Daiva mulai membuka Handset nya dan masih memainkan ponselnya.

Cewek 1:"Bisa jadi si soalnya kan setau gue Erol orang kaya jelas semua orang disekolah ini suka padanya dan Erol berteman sama Gia yang memiliki banyak musuh di sekolah ini" ujar cewek itu yang membenarkan pendapat cewek 1.

Cewek 2:"Tuh emang semua ini pasti gara-gara Gia kan gadis itu pembawa sial!" ujar gadis itu yang asal bicara dan melihat ke arah semua temanya.

Cewek 5:"Emang apa si yang membuat Gia banyak musuh di sekolah ini?" ujar cewek itu yang bertanya pada semua temannya karena penasaran.

Cewek 1:"Mungkin karena Gia itu anak yang tidak punya bapak jelas pasti Gia anak haram, Gia bukan dari keluarga orang kaya siapa coba yang mau temenan sama Gia dia aja kerja demi di sebuah cafe untuk memenuhi kebutuhan hidupnya jelas pasti Gia morotin om-om di cafe sana." ujar gadis itu yang menjelaskan dengan panjang lebar dan didengar kan dengan fokus oleh mereka.

Cewek 2:"Cuman Erol aja yang mau deket dengan Gia, Erol selalu sama Gia setau gue Erol jatuh cinta sama Gia." ujar cewek itu yang berpendapat.

Cewek 1:"Owh pantesan Erol selalu ada buat Gia, tapi sekarang lihat Gia murung disekolah mungkin karena emang sekarang Gia udah enggak punya temen lagi."

Cewek 4:"Inget kata Erol, jangan sentuh Gia atau kalian akan berurusan sama Erol, hahahah" ujar cewek itu yang tertawa dan diikuti oleh semua teman gosipnya itu.

Cewek 3:"Gia.....Gia kasian banget ya jadi dia udah kena gosip 1 sekolah pahlawan sekarang udah enggak ada,hahahahhaha" ujar gadis itu yang ikut mengejek Gia.

Cewek 5:"Udahlah jangan gosipin Gia terus.Kasian Gia dia kan enggak salah apa-apa cuman nasibnya aja yang enggak mendukung dia" ujar gadis itu yang berusaha menyelesaikan mengosip Gia.

Cewek 2:"Gia si sering banget buat masalah baru." ujar cewek 2 yang tidak suka sama Gia.

Cewek 3:"Kalian tau enggak hari ini ada diskon besar-besaran di toko Grilshop, disana bajunya bagus-bagus dijamin tidak menyesal membelinya" ujar gadis itu yang membuka topik baru.

Cewek 1:"Ayo kita kesana habis pulang sekolah, bagaimana?" ujar cewek itu memberikan saran.

Setelah mendengar percakapan dari gadis-gadis itu Daiva mulai Kepikiran tentang Gia.Daiva penasaran sebenarnya ada apa dengan Gia kenapa semua orang membenci Gia tapi sangat berbeda dengan adiknya yang malah selalu melindungi Gia.

Daiva masih melamun dalam lamunan nya sambil memainkan ponselnya dan melihat tugas yang akan Daiva kerjakan setelah pulang dari sekolah.

Daiva yang penasaran pun keluar dari kelasnya untuk mencari Gia karena ingin dekat dengan Gia.Diperjalanan terlihat semua gadis memang cantik dan mencari perhatian Daiva tapi sedikitpun Daiva tidak perduli Daiva hanya berjalan sambil menegakkan kepala nya, berjalan penuh percaya diri dengan wajah yang tampan dan tubuhnya yang sangat Bagus serta tinggi.

Daiva terus berjalan satu sekolah dan mencari Gia Namun, saat Daiva hendak ke melewati belakang sekolah dia mendengarkan seorang gadis yang berbicara kencang.

Jelas itu menarik perhatian Daiva untuk melihatnya.