Chereads / Selalu Mencintaimu Gia / Chapter 7 - Teman curhat Gia

Chapter 7 - Teman curhat Gia

Setelah itu Fira langsung berusaha untuk tidak terlihat kesal karena ingin menarik perhatian dari Daiva.

Daiva:"Kenapa kalian diam saja cepat masuk kelas!!" ujar Daiva yang menegaskan perkataan nya.

Fira:"Oke kita akan masuk tapi bagaimana jika kamu duluan sqja yang berjalan nanti kami nyusul." ujar Fira yang menyuruh Daiva jalan duluan.

Daiva:"Aku sudah bilang berulang kali aku tidak akan menyebutkan satu kali lagi." ujar Daiva dengan wajahnya yang datar dan sedikit menyeramkan.

Sisil langsung mendekati ke arah Fira dan membisikkan sesuatu.

Sisil:"Kita gagal lagi buat hukuman buat Gia." ujar Sisil dengan bola matanya melihat sekilas ke arah Gua dan Daiva.

Fira:"Ya mau bagaimana lagi emang lagi beruntung nasib tu anak hari ini." ujar Fira yang membalas bisikan Sisil.

Setelah bisikan singkat itu Fira langsung memberikan isyarat agar Sisil dan Caca jalan duluan.Sisil dan Caca mengerti dengan isyarat dari Fira jadi mereka pun langsung pergi duluan meninggalkan Fira,Gia dan Daiva .

Gia langsung menatap kearah kepergian Sisil dan Caca dan langsung mengarahkan perhatiannya dan menatap Daiva pria yang telah menolongnya.Rasanya Gia sangat berterima kasih dan tatapan Gia sudah membuat Daiva mengerti bahwa Gia senang karena dirinya sudah menolong Gia.

Terlihat Fira langsung mendekati Daiva yang berdiri tidak jauh dari.

Fira:"Daiva bagaimana kalau kita masuk kelas nya barengan." ujar Fira yang berusaha mencari muka pada Daiva.

Daiva:"Enggak silahkan duluan saja." ujar Daiva dengan muka cool nya.

Fira:"Oke baiklah aku duluan ya Daiva." ujar Fira yang berjalan duluan ke depan dengan kesal dan berusaha tidak kelihatan kesal agar tidak dilihat oleh Daiva.

Daiva langsung menatap Gia sekali lewat begitu pula Gia yang tau jika Daiva menatapnya.Maka dari itu setelah dirinya melihat kepergian Fira, Gia langsung mengalihkan perhatiannya pada Daiva dan Gia mengucapkan terima kasih sebelum pergi ke kelas.

Gia:"Terima kasih atas bantuannya." ujar Gia dengan singkat dan malu berjalan duluan meninggalkan Daiva.

Setelah itu mereka mulai masuk kelas dan duduk di meja mereka masing-masing ternyata tidak lama dari situ bel sekolah pun mulai berbunyi.Para murid yang berada di luar kelas dan menongkrong di kantin, dilingkungan sekolah langsung masuk ke kelas mereka masing dan berlari dan ada juga yang berjalan santai karena malas mengikuti kelas.

Selama pelajaran berlangsung berjalan dengan baik mereka mendengarkan guru menerangkan materi yang berada di papan tulis dan mengerjakan tugas yang diberikan walaupun ada sebagian dari siswa yang hanya ikut-ikutan belajar walaupun tidak mengerti pelajaran yang dijelaskan di papan tulis.

Setelah belajar dengan sungguh-sungguh bel sekolah pun berbunyi menandakan pelajaran sudah selesai mereka mulai mengemasi barang mereka masing-masing dan bersiap untuk pulang.

Guru pun segera keluar dari kelas dan berpamitan pada semua murid.Baru setelah guru keluar kelas semua murid di kelas itu keluar termasuk Gia yang keluar terakhiran.

Gia langsung pergi keparkiran sepedah tempat sepedanya dia parkirkan dan menuju pulang ke rumah karena nanti malam dia akan pergi bekerja di cafe seperti biasa.Sepertinya saat dirinya berjalan menuju parkiran terlihat semua murid tanpa masih sibuk disekolah dan ada juga yang masih nongkrong mengibrol dengan teman mereka sambil tertawa Gia langsung mengayuhnya sepedanya untuk pulang.

Gia telah sampai di rumahnya yang sepi karena ibunya Ranti bekerja dan pulang malam seperti Gia,Gia masuk ke dalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk.

Tibalah saat malam hari tiba dimana Gia sudah berada di cafe sibuk dengan pekerjaan membuat kopi dan bercerita dengan Lisa temen kerjannya.

Lisa:"Wah wah wah rajin sekali temen aku." ujar Lisa teman kerja Gia yang tersenyum mengahanpiri Gia karena dirinya habis dari belakang.

Gia langsung mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang suaranya sangat familiar menurut Gia.Gia pun tersenyum setelah melihat bahwa itu teman kerjanya.

Gia:"Lisa kamu bisa aja ngomong gitu aku jadi malu." ujar Gia yang tersenyum malu.

Lisa:"Sini ada sesuatu yang harus aku bantu dari mu?" ujar Lisa yang menawarkan bantuan pada Gia.

Gia:"Ini kamu bisa antar ini ke meja nomor 2 karena ini pesanan terakhir." ujar Gia sambil menyelesaikan pembuatan kopinya dan menyerahkan nya pada Lisa.

Lisa:"Oke." ujar Lis ayang langsung mengambil kopi yang baru saja Gua serahkan untuk diantar olehnya

Gia langsung membersihkan meja dan alata Sedangkan Lisa mengantarkan kopi ke pelanggan setelah Lisa selesai mengantarkan kopi ke pelanggan Lisa langsung menghampiri Gia yang masih sibuk membersihkan dapur.

Lisa:"Masih sibuk?" tanya Lisa pada Gia yang mengelap meja dapur.

Gia:"Tidak ini sebentar lagi juga selesai." ujar Gia yang dengan cepat menyelesaikan tugasnya.

Gia langsung duduk di kursi yang ada di dapur begitu pula Lisa.

Lisa;"Bagaimana sekolah kamu hari ini Gia?" ujar Lisa yang bertanya disetai tersenyum dan menatap wajah Gia.

Gia:"Iya Gitulah Lis tidak jauh dari biasa aja." ujar Gia yang menghembuskan nafas kasar melihat ke arah depan dan setelah itu mengalihkan pandangannya pada Lisa.

Lisa:"Sabar ya Gia pasti suatu saat ini semua akan jadi momen paling kamu ingat bahwa sekolah itu tidak seenak yang kita bayangkan." ujar Lisa berbicara sambil menrengutkan bibirnya.

Gia:"Entahlah menurutku semua kenangan tentang Er sangat membekas disini aku rindu Er.Sekolah rasanya tidak ada lagi warna." ujar Gia yang curhat kepada Lisa dan terlihat sedikit sedih.

Lisa:"Erol emang berarti di dalam hidup kamu tapi kan kamu tidak perlu lama sekolah 1 tahun lagi kamu akan lulus Gia jadi bersabarlah." ujar Lisa yang berkata dan memberi semangat agar Gia tidak patah semangat sekolah.

Gia:"Aku bertahan sekolah demi ibu yang sudah biaya in aku sekolah.Kalau tidak ingat ibu aku tidak ingin rasanya sekolah lagi." ujar Gia sambil menggelengkan kepalanya dan mengingat pengorbanan ibunya yang begitu besar karena mensekolahkannya.

Lisa langsung memberikan pelukan pada Gia karena hanya ini yang bisa Lisa berikan pada Gia sebagai teman dekat Gia sekaligus teman kerja memberi support dan pelukkan agar Gia tidak merasa sendiri dan lebih merasa ada yang peduli padanya.

Hari demi hari semakin larut cafe perlahan mulai tutup Gia dan Lisa harus segera berpisah dan ketemu lagi esok pagi karena mereka akan pulang kerumah masing-masing.

Di luar cafe.

Gia:"Terima kasih ya Lis " ujar Gia yang masih berdiri di depan cafe bersama Lisa karena mereka baru saja keluar cafe.

Lisa:"For?" ujar Lisa yang heran dan langsung menggerutukan dahinya tanpa berpaling melihat jalabnya di depan.

Gia:"Atas semuanya." ujar Gia sambil tersenyum.