Gia hanya menatap diam Daiva.
Gia:"Ti-tidak a-aku tadi waktu makan mendengar suaramu bernyanyi aku kira suara siapa tapi saat aku melihat ternyata itu kamu.Aku enggak bermaksud untuk mengintip tapi karena aku takut ganggu lagi" ujar Gia yang berbicara jujur dan masih menundukkan kepalanya saat Daiva menatap nya saat berbicara.
Daiva:"Baiklah makananmu seperti enak" ujar Daiva mengambil kotak makan Gia yang berada di kursi.
Gia:"Itu makanan sederhana mana mungkin kamu suka kamu pasti kan sukanya makanan orang kaya" ujar Gia yang keceplosan.
Daiva:"Siapa bilang, aku suka makanan ini." ujar Daiva yang duduk di kursi bekas menaruh kotak nasi tadi yang dekat dengan Gia.
Gia:"Tapi itu bekalku." ujar Gia yang menatap bekalnya di makan Daiva dengan lahap.
Daiva:"Aku hanya minta sedikit tenang saja" ujar Daiva yang menaruh lagi kotak Gia.
Gia:"Iya." ujar Gia yang mengamb kotak makan nya dan duduk di dekat Daiva.
Gia langsung memakan bekalnya tadi sampai habis dan Daiva masih saja berada di sebelahnya dan melihat pemandangan.Gja yang selesai makan langsung meminum air yang berada di botol minumnya.
Gia:"Kamu kenapa enggak pergi ke kanti untuk makan.Apakah tidak lapar?" ujar Gia yang bertanya kepada Daiva yang masih melihat pemandangan.
Daiva:"Aku malas, bisakah kau membantuku?" ujar Daiva yang beralih menatap Gia yang berbicara dengannya.
Gia:"I.....ya apa yang bisa aku bantu?" ujar Gia yang menatap Daiva dan penasaran apa yang sebenarnya Daiva inginkan.
Daiva:"Temani aku disini setiap hari." ujar Daiva yang menatap tajam Gia.
Gia:"APA!?" ujar Gia yang terkejut dan tidak percaya apa yang sebenarnya Daiva omongi adalah benar Gia membulatkan bola matanya.
Daiva:"Turunkan suara jangan terlalu keras aku tidak tuli" ujar Daiva yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Gia:"Tapi kenapa kau ingin aku temani disini?" ujar Fia yang bertanya dan heran kenapa harus Gia.
Daiva:"Karena kamu enggak punya teman kan?" ujar Daiva yang menjawab pertanyaan Gia lalu melihat ke arah Gia lagi.
Gia:"Kamu bisa berkumpul dengan teman yang lain." ujar Gia yang masih heran.
Daiva:"Karena aku tidak ingin. apakah kau paham jadi berhentilah bertanya." ujar Daiva yang mendekatkan wajahnya ke wajah Gia sehingga membuat Gia salah tingkah.
Gia hanya menggangukan kepalanya dan berhenti berbicara sehingga hanya keheningan di antara mereka.
Bel sekolah berbunyi pertanda pelajaran akan segera dimulai maka setiap siswa mulai berlarian masuk ke kelas masing-masing begitu pula Gia dan Daiva setelah mendengar bel Gia dan Daiva berdiri dan Gia menyuruh Daiva mendahuluinya.Karena, Gia tidak mau akan ada gosip tentang nya dan Daiva.
Daiva pun mengerti jadi Daiva akan berjalan setelah Gia turun ke bawah.Pelajaran pun dimulai tanpa ada kendala sama sekali sehingga hari sudah mulai sore dan mereka sudah selesai bersekolah dan segera pulang.
Diperjalanan pulang Gia pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku namun Gia yang mengambil buku menyadari tiba-tiba ada seorang pria tinggi yang berada di belakangnya.Jelas Gia langsung menoleh untuk melihat siapa pria itu dan Ternyata itu ada Daiva.
Gia:"Kenapa kamu disini?" ujar Gia yang bertanya pada Daiva yang berdiri berhadapan dengannya dan menghalangi jalannya.
Daiva:"Jangan berpikir aneh aku disini karena aku mau mengambil buku juga" ujar Daiva yang langsung mengambil buku.
Gia hanya bisa diam membeku dengan buku yang baru saja di ambil masih berada dalam genggaman nya.Sedangkan Daiva berjalan menulis namanya di meja tempat meminjam buku Gia hanya melihat ke Daiva dan Gia menghampiri Daiva yang masih sedang menulis.
Gia:"Permisi maaf Daiva." ujar dengan malu-malu berbicara pada Daiva dengan menundukkan sedikit kepalanya.
Daiva:"Iya ada apa?" ujar Daiva yang selesai menulis dan beralih memperhatikan Gia yang berada di sampingnya.
Gia:"Kamu pinjem buku juga?" ujar Gia yang bertanya pada Daiva sambil tersenyum.
Daiva:"Seperti yang kamu lihat" ujar Daiva yang wajahnya datar dan tidak membalas senyum Gia.
Gia:"Aku mau bilang terima kasih." ujar Gia pada Daiva yang hendak pergi daei perpustakaan.
Daiva:"Untuk?" ujar Daiva yang bertanya dengan wajahnya yang heran.
Gia:"Karena kamu mau berbicara dan berteman denganku" ujar Gia yang masih menatap Daiva dengan mata yang indah dan sayu.
Daiva:"Aku hanya malas saja berkumpul dengan banyak orang jadi aku berteman denganmu karena kamu juga tidak punya teman" ujar Daiva yang bersikap masih datar pada Gia yang berada di hadapannya.
Gia:"Tapi Tetap saja aku berterima kasih." ujar Gia yang pada Daiva yang melihatnya tapi Daiva berbucara dengannya tanpa ekspresi.
Daiva:"Sudah?" ujar Daiva yang singkat.
Gia hanya mengangguk dan memperhatikan Daiva pergi dari berjalan menjauh.
Gia:"Hati-hati ya Daiva sampai ketemu besok" ujar Gia yang melambaikan tangan pada Daiva dan tersenyum kecil.
Daiva berjalan keluar dari perpustakaan dan pergi menuju parkiran karena sopirnya telah menunggu disana.
Dimalam hari
Daiva berada di kamarnya merebahkan tubuhnya di kamar nya.Namun, tiba-tiba bayangan wajah Gia muncul di dalam pikirannya.
Mengingat kejadian tadi di roftoop.
Saat itu Daiva bosan berada di kelas karena di kelasnya semua orang sering sekali bergosip tentang keburukan Gia.Jelas Daiva makin penasaran sebenarnya ada apa dengan semua orang yang selalu mengurusi hidup orang lain.
Daiva di mulai pergi ke roftoop dan duduk di kursi sambil menyandarkan punggungnya lalu memakai handset dan memejamkan matanya.Sungguh capek harus mengurus pekerjaan sambil sekolah walaupun ada asisten yang mengurus urusan kantor tapi Daiva sebagai CEO terkadang harus ikut turun tangan.
Daiva sedikit memejamkan matanya dan saat di sedang asik sendiri tiba-tiba dia menyadari ada yang mengintip nya awalnya dia pura-pura tidak tau tapi Daiva ingin menangkap basah si pengintip itu.
maka dari itu Daiva mulai tenang dan mencari cara agar menangkap si pengintip itu setelah itu dia mulai melakukan rencana nya.Daiva perlahan membuka matanya dan membuat Gia terkejut segera menyembunyikan dirinya agar tidak ketahuan oleh Daiva setelah menunggu beberapa menit Gia ingin melihat Daiva lagi namun,Daiva sudah tidak ada di sana Gia mulai binggung dimana Daiva pergi secepat itu apakah Daiva tau ada yang mengintip jadi Daiva pergi
Saat Gia mulai sibuk dalam pikirannya dia langsung membalikkan tubuhnya betapa terkejutnya Gia karena Daiva sudah ada di depannya.Jelas Gia ketakutan bukan main dan hanya menatap Daiva dan langsung menundukkan kepalanya.
Daiva;"Kamu ngapain mengitip aku seperti itu?" ujar Daiva yang berdiri tepat dihadapannya dan sangat dekat terlihat Daiva lebih tinggi dari Gia.
Gia:"A-ku emmmmm itu emmmmm" ujar Gia yang ketakutan dan gelagapan dan jantungnya berdetak kencang.